27. MEMBAWANYA

151 32 2
                                    

Tentu saja Moona mengenal orang yang datang menemuinya, karena orang itu merupakan salah satu sahabat terdekatnya sejak dia pindah ke sekolah ini.

"Ya kau benar, tapi bukan berarti aku tidak boleh menemui mu lagi kan"

"..."

Yang dikatakan oleh Risu ada benarnya, tidak ada salahnya untuk seorang sahabat menemui sahabatnya lagi setelah sekian lama. Namun bagi Moona tidak seperti itu, Moona merasa telah di khianati sejak kejadian terakhir mereka. Sejak saat itulah Moona mulai membatasi jaraknya dengan Risu, bertemu tapi tidak saling sapa. Bukan berarti Moona ingin memutus hubungan pertemanannya dengan Risu, hanya saja Moona tidak tau harus bereaksi seperti apa di depan sahabatnya yang tersisa itu.

"Jadi ada apa ?"

"..."

Moona sama sekali tidak tau harus apa, dan merasa jika memang mereka harus bertemu Moona maka harus diselesaikan dengan cepat.

"Ikutlah dengan ku sebentar"

"Hah, kemana ? kelas sebentar lagi mau dimulai"

"Kau tidak perlu khawatir dengan kelasmu, kau pasti tetap akan lulus meski tidak menghadiri kelas"

"Apa itu sesuatu yang harusnya diucapkan oleh mantan ketua osis ?"

Sudah banyak hari berlalu sejak saat itu, banyak hal yang terjadi seperti sekarang Risu sudah tidak lagi memegang jabatannya sebagai ketua osis.

"Karena aku bukan lagi ketua osis makanya aku bisa bicara seperti itu"

Risu membalas dengan nada bercanda, namun Moona sama sekali tidak tertawa dengan jawaban Risu. Risu juga tidak terlalu menghiraukannya dan tetap lanjut bertanya.

"Jadi bagaimana, mau ikut ?"

"..."
Moona merasa bimbang apa dia benar benar harus mengikuti Risu kali ini atau tidak, karena terakhir kali Moona percaya pada Risu dirinya dibohongi. Namun kebimbangan yang dirasakan Moona segera dihapus dengan suara Risu.

"Kau bisa membenciku, kau juga bisa memutuskan untuk tidak berhubungan denganku lagi...tapi tolong, kali ini ikutlah denganku"

Moona seketika merasa gundah seketika mendengar apa yang baru saja diucapkan dengan Risu, Moona sama sekali tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Risu dan Moona juga tidak memiliki alasan yang kuat untuk memutus hubungan persahabatannya dengan Risu.

"Hahh... Baiklah, jadi kita akan kemana ?"

"Ikut saja, nanti kau akan tau"

Mendengar jika Moona akan ikut dengannya membuat Risu tersenyum dengan lembut, dan mulai berjalan menuntun jalan kepada Moona diiringi dengan suara bel yang menandakan jam pelajaran kembali dimulai.

--

Moona dan Risu sama sekali tidak mengobrol sepatah kata pun sepanjang perjalanan hingga sampai pada akhirnya mereka sampai didepan sebuah rumah kosong.

"Kita sampai"

"Disini ?"

Risu sama sekali tidak membalas perkataan Moona dan tetap maju kedepan membuka pintu rumah kosong dan masuk ke dalamnya diikuti dengan Moona yang juga ikut masuk secara perlahan. Mereka berdua melepas sepatu mereka dan mulai berjalan masuk ke ruangan tamu. Rumah itu terlihat seperti rumah biasa pada umumnya, sebuah ruang tamu, kamar mandi, peralatan makan untuk satu orang, dan sedikit tumpukan debu yang menandakan jika rumah ini sudah lama tidak terurus.

("Sepertinya rumah ini hanya ditinggali oleh satu orang... apa pemiliknya sedang pergi ?")

Meskipun memiliki berbagai macam pertanyaan dikepalanya, namun Moona tetap mengikuti Risu menuju ke lantai atas sampai akhirnya mereka berhenti di depan pintu salah satu kamar.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang