PART 21 | JUST TWO OF US

201 13 3
                                    

•HOME SICKNESS•

•JUST TWO OF US•

"Akhirnya selesai juga hari ini," ujar Zhang Hao melempar tubuhnya sendiri di kasur. Punggung dan pinggangnya lelah sekali karena harus berdiri dan duduk tegak seharian.

"Mandi Hao. Nanti kotor kasurnya," pinta Hanbin namun bukannya mengiyakan. Zhang Hao justru menggeleng.

"Nanti aja. Aku capek," balas Zhang Hao lalu mengeluarkan ponselnya dan mulai mencampakkan Hanbin yang duduk di sofa.

"Enaknya habis ini ngapain ya?" gumam Hanbin yang bingung harus melakukan apa setelah ini. Apalagi ini adalah akhir pekan, semua orang akan pergi bersantai. Dan dirinya juga Zhang Hao mulai terbiasa dengan budaya orang Eropa terutama Norwegia setelah 5 bulan tinggal di Oslo.

"Haruskah kita pergi lihat aurora? Kurasa ide bagus."

Meskipun mereka tinggal di Norwegia yang terkenal akan fenomena pemandangan cahaya langit malam dengan sebutan aurora borealis atau Northern lights. Namun sejauh ini mereka belum pernah melihatnya langsung karena kondisi tempat tinggal mereka yang ada di selatan Norwegia. Mereka harus ke utara jika ingin melihatnya. Semakin mendekati kutub maka semakin besar peluang mereka untuk melihatnya. Namun biaya untuk pergi ke daerah yang dingin ekstrem seperti itu juga terbilang mahal sekali untuk mereka yang masih mahasiswa.

"Hao. Jalan-jalan yuk!"

Zhang Hao melirik ke arah Hanbin lalu kembali melihat ponselnya. Sembari bertanya Hanbin ingin jalan-jalan ke mana.

"Kamu mau ke mana memangnya?" tanya Zhang Hao.

"Lihat aurora."

Zhang Hao mematikan ponselnya dan tidur tengkurap menghadap Hanbin. Ia memandang dengan perasaan aneh pada Hanbin. Ia bingung kenapa tiba-tiba Hanbin ingin melihat aurora.

"Tapi mahal Hanbin. Tiket pesawatnya aja 200 dolar. Terus di sana kamu gak ke hotel juga?"

Hanbin menimbang-nimbang apa yang dikata Zhang Hao. Namun dirinya tetap ingin mengajak Zhang Hao jalan-jalan. Dan muncullah negara-negara tetangga untuk dijadikan destinasi.

"Ke Kopenhagen yuk! Kita jalan-jalan kesana sebentar. Nanti balik lagi."

Zhang Hao menertawai ide dari Hanbin yang terdengar absurd tersebut. Dirinya sebenarnya tentu merasa senang karena Hanbin sangat sayang padanya. Namun di satu sisi, dirinya juga tidak ingin untuk memanfaatkan Hanbin. Dirinya bukanlah orang yang materialistis dan tak ingin Hanbin berpikir bahwa ia materialistis.

Karena sejauh ini, selama mereka ada di Oslo. Hingga tersisa 1 bulan ke depan. Hanbin telah memenuhi banyak hal terkait kebutuhannya di luar makan, mulai dari paket data hingga baju. Seringnya Hanbin yang membelikan. Dan karena itulah, Zhang Hao ketika masa paket datanya hendak habis, dirinya akan membelinya sesegera mungkin. Begitu waktunya habis, tak sampai 5 menit dirinya sudah mengisi dengan yang baru. Karena Hanbin juga tahu kapan waktu dirinya harus mengisi paket data sehingga Zhang Hao berusaha tidak kecolongan dari sang pacar.

Untuk baju. Karena mereka memasuki musim gugur. Udaranya menjadi dingin dan Zhang Hao tidak membawa banyak pakaian untuk udara dingin. Jadilah Hanbin mengajaknya berbelanja pakaian agar Zhang Hao merasa nyaman. Dan tentu saja Hanbin yang membayarnya.

HOME SICKNESS | BINHAO/HAOBIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang