•HOME SICKNESS•
•END SEMESTER•
Hari ini Hanbin dan Zhang Hao sedang menantikan hasil lomba yang mereka ikuti 2 bulan lalu. Dan hari ini bertepatan dengan hari terakhir mereka kuliah di semester ini sebelum libur semester.
"Lolos!!" teriak Hanbin ketika melihat nama mereka muncul di laman resmi penyelenggara lomba. Hanbin yang begitu senang hingga memeluk erat Zhang Hao. Zhang Hao pun juga kaget. Dirinya bahkan lebih tidak siap ketika Hanbin memeluknya erat.
"Udah Hanbin. Sakit ih," kata Zhang Hao melepaskan pelukan Hanbin.
Dirinya lalu tersenyum lembut melihat Hanbin ternyata menangis. Ia pun juga mendadak ikut merasa tersentuh dan akhirnya menitikkan air matanya sembari melihat layar laptop Hanbin. Disana terpampang nama mereka muncul sebagai pemenang.
"Kita harus merayakan ini," kata Hanbin dan Zhang Hao mengangguk-angguk setuju.
"Kamu mau kita merayakan seperti apa?" tanya Hanbin dan Zhang Hao mengendikkan bahunya.
"Atau mungkin uangnya mau kamu pakai pulang aja? Soalnya sebentar lagi kan libur semester 2 minggu," kata Hanbin dan Zhang Hao menggeleng.
"Itu kan hadiah buat kita. Bukan cuma buat aku. Gak adil rasanya kalau aku pakai sebagian hadiahnya untuk kesenangan sendiri," jawab Zhang Hao panjang lebar.
"Gapapa dong. Kita bisa bagi dua hadiahnya nanti jatahmu silahkan kamu pakai pulang ke China," kata Hanbin dan Zhang Hao kekeuh menggeleng.
"Kamu gak kangen orangtuamu?" tanya Hanbin lagi. Zhang Hao justru menatap tajam Hanbin.
"Kamu kok ngurusin banget soal aku? Aku mau kesana atau enggak itu urusan aku!"
Hanbin yang merasa Zhang Hao sudah benar-benar marah akhirnya memutuskan mengakhiri topik ini. Berharap Zhang Hao kembali tenang. Justru Zhang Hao malah pergi darinya.
"Hao!"
Zhang Hao tetap tak melengos sedikitpun. Dirinya berjalan begitu tergesa, menjauhi Hanbin yang panik karena Hanbin juga menggunakan laptop sembari di cas.
Zhang Hao sendiri kabur cukup jauh dari taman semi outdoor universitas. Dirinya pergi berjalan tergesa tanpa arah.
Ia merasa kembali terpicu rasa rindunya dengan orangtuanya. Ia merindukan keduanya. Namun ia tidak bisa pulang.
Ia tidak mempunyai biaya yang cukup menjadi alasannya. Mengingat dirinya harus membelikan hadiah juga untuk keduanya.
Ada sebuah tradisi di keluarganya kalau anak yang pergi merantau. Akan terasa 'pantas' jika mereka pulang membawa buah tangan untuk orang yang mereka kunjungi. Dan tentu saja, semakin mahal hadiahnya maka semakin tinggi dirinya dipandang dan dirinya juga keluarga intinya akan meraih pujian bahwa dirinya sukses di perantauan.
Masalahnya adalah itu, Zhang Hao belum siap membelikan hadiah. Apalagi hadiah yang umum diberikan oleh anggota keluarga besar lainnya adalah hadiah-hadiah mahal seperti perhiasan dan lainnya seperti set alat makan keramik.
Ia sendiri juga di perantauan merasa bermasalah dengan ponsel dan laptopnya. Ia memiliki keinginan untuk membeli ponsel dan laptop baru untuk menunjang dirinya belajar ketimbang untuk membeli hadiah untuk gengsinya dan keluarga intinya.
Ia juga ingin fokus membina hubungannya dengan Hanbin. Waktu liburan menurutnya waktu yang tepat untuknya semakin dekat dengan Hanbin karena dirinya kalau malam di hari biasa harus bekerja untuk hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME SICKNESS | BINHAO/HAOBIN [END]
Fiksi Penggemar"They're curing each other from home sickness with their presence to each other." Warn! BXB Fanfic *Update tiap akhir pekan (bisa Jumat, Sabtu atau Minggu) Zhang Hao memutuskan untuk mengambil langkah berani dengan meninggalkan tanah kelahirannya de...