•HOME SICKNESS•
•ADMISSION•
"Congratulations Mr. Zhang Hao,
You're on the waiting list of our abroad scholarship program by KAIST and South Korea ministry of education. Please check your email frequently for more info from us. We'll waiting you to become our family."Dan di sinilah Zhang Hao sekarang, bandara internasional Incheon. Lebih tepatnya di pintu kedatangan penerbangan internasional. Mendapatkan surat seperti itu membuatnya mantap untuk melangkah pergi dari negaranya demi mengejar cita-citanya untuk studi di luar negeri.
"Hah senangnya..." Zhang Hao menggeret kopernya menuju ke bagian imigrasi sebelum akhirnya dirinya bisa bebas keluar bandara.
"Ok, selamat datang di Korea Mr Zhang Hao."
Zhang Hao tersenyum senang mendapatkan sambutan setelah selesai mengurus dokumennya. Ia lalu pergi ke pintu keluar bandara. Ia karena tak terlalu paham bahasa Korea akhirnya memutuskan memesan taksi online saja karena ia tak perlu banyak basa-basi dengan pengemudinya. Ia akan menuju stasiun kereta sebelum akhirnya naik kereta dari Incheon ke Daejeon lalu kembali naik taksi.
...
"Kapan penghuni kasur ini akan datang?" gumam Hanbin melihat sisi kasurnya yang kosong. Ada sebuah kasur lagi di sebelahnya dan kata pengelola dormitory.
"Aku tidak tahu apakah kamu akan punya teman sekamar atau tidak. Karena pendaftaran dormitory telah ditutup dan semuanya sudah menghuni unit masing-masing."
"Mungkin kamu beruntung tinggal sendirian yang seharusnya berdua."
"Padahal aku sengaja memilih dormitory agar punya teman mengobrol," kata Hanbin merasa hampa karena semingguan ini dirinya sendirian.
Ia punya teman sebenarnya tapi temannya berbeda gedung dan gedung antara mereka cukup jauh. Selain itu juga mereka jarang keluar bersama karena memang jauh.
"Huh... bosannya," kata Hanbin meletakkan ponselnya. Ia memutuskan untuk pergi lari-lari saja untuk menghilangkan suntuk.
Ia lalu mengambil jaket olahraganya, mengenakan sepatu olahraga tak lupa dengan topinya. Ia tak lupa mengambil ponselnya, mungkin saja seseorang menghubunginya meskipun rasanya hampir tak mungkin.
...
"Terima kasih pak," kata Zhang Hao membayar biaya taksinya lalu keluar dari mobil taksi tersebut. Ia sekarang ada di pusat admisi mahasiswa internasional KAIST.
Zhang Hao masuk ke dalam dan langsung disambut sebuah pertanyaan dari penjaga.
"Ada perlu apa?"
"Saya awardee beasiswa KAIST," kata Zhang Hao dan sang penjaga gedung mempersilahkan Zhang Hao masuk namun kopernya ditahan di ruang jaga.
Zhang Hao lalu membuat nomor antrian untuk konsultasi dengan konsultan beasiswa pihak KAIST. Ia perlu konfirmasi semua berkasnya sebelum biaya hidupnya bisa cair.
"Silahkan nomor antrian 70."
Zhang Hao yang memiliki nomor antrian 70 langsung masuk ke dalam. Zhang Hao dengan sopan menyapa sang konsultan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME SICKNESS | BINHAO/HAOBIN [END]
Fanfic"They're curing each other from home sickness with their presence to each other." Warn! BXB Fanfic *Update tiap akhir pekan (bisa Jumat, Sabtu atau Minggu) Zhang Hao memutuskan untuk mengambil langkah berani dengan meninggalkan tanah kelahirannya de...