Happy Reading
...
"SHELIN!"
Mendengar namanya di panggil, ia langsung memutarkan kepalanya untuk memastikan.
Di lihatnya seorang gadis yang sudah tak asing lagi, Naya melambaikan tangan dengan kaki yang berlari cepat mendekati Shelin, deru nafas Naya terdengar sangat jelas di telinga Shelin saat keduanya berhadapan, "kenapa lo lari-lari?" Shelin alisnya.
Tak sempat menjawab, Naya masih berperang dengan nyawanya selepas berlari tadi, "huhh... huh.. " ia menelan kasar ludahnya "lo gue cariin kemana-mana, ternyata ada disini" cetusnya dengan nafas yang masih tak beraturan.
Shelin menyipitkan matanya "Kenapa nyariin gue?"
"Pake nanya, panitia buat mpls udah pada kumpul, lo telat"
"Ini kan mau ke sana." Jawabnya diiringi gerakan tangan yang menunjuk ke arah koridor sekolah.
"Yaudah ayo" Naya menarik pergelangan tangan Shelin, sehingga dirinya seperti terseret begitu saja.
Sesampainya di depan pintu sebuah ruangan, naya melepaskan tangan Shelin, ia masuk kedalam ruangan itu dan langsung duduk di antara pengurus OSIS lainnya yang ada di sana, Shelin tentu saja langsung mengikuti naya dari belakang, lantaran sorot mata manusia di sana memandanginya dengan tatapan seperti ingin menerkam.
"Baiklah, karena semua sudah lengkap bisa saya mulai rapatnya?" tanya pria paruh baya yang tak lain adalah pembina disana.
"Bisa pak" Jawab serempak dari para anggota.
"Berhubung besok sekolah sudah dimulai kembali dan seperti tahun-tahun sebelumnya, akan ada penerimaan calon mahasiswa baru maka, kita harus mempersiapkan kelengkapan untuk mpls yang dilaksanakan senin besok, jadi tugas kalian hari ini adalah membereskan ruangan yang akan dipakai, lalu menyusun seperti apa jalannya kegiatan dua hari kedepan dan jangan lupa untuk name tag kalian, nanti ambil ke ruangan bapak ya" Jelasnya dengan panjang lebar.
"Jadi besok kita kerjanya ngapain pak?" Tanya salah seorang dari belakang sambil mengangkatkan tangan.
"Besok pembukaan kita akan mengadakan upacara, lalu mereka akan di arahkan oleh kalian ke dalam ruangan kelas yang mana disana ada penanggung jawabnya, bapak akan sebutkan satu persatu ruang kelas dengan penanggung jawabnya" Ia pun mengeluarkan selembar kertas yang dilipat dari saku kemejanya dan mulai membaca isi kertas tersebut, hingga sampai lah di kalimat terakhir, "dan yang terakhir, di ruangan sebelas ada Obi, Cila juga Moza."
"Lah pak, kita jadinya ngapain?" Sekali lagi pertanyaan di ajukan, kali ini pertanyaan datang dari lelaki dengan pemilik nama pemas itu. Ya, ia adalah teman sekelas Shelin.
Guru itu menurunkan kacamatanya ke bawah, "Kamu sama teman-teman tugasnya mantau, tapi kalau kamu mau jadi motivator ini belum ada yang isi kok, mau?." Tawarnya sembari berpura-pura akan menulis nama mereka.
Tentunya dengan sigap sekelompok anak laki-laki itu menjawab, "Wess gak dulu pak."
"Ngeri atuh pak"
"Kita aja butuh motivasi pak"
Begitulah kalimat elakkan dari mereka yang terus keluar, hingga kemudian ada salah seorang teman pemas berbisik di telinganya, "Yang pertama aja pem, iyain dah buruan." Bisiknya tepat di telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Putaran Waktu [Hiatus]
Romance[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kisah Sheila Machista, seorang cegil yang mengejar cinta lelaki pendiam, dia berusaha mengungkapkan perasaannya kepada lelaki tersebut yang merupakan teman satu kelasnya. Akan tetapi, ada kesalah pahaman yang terjadi kare...