Dalam ruang kelas yang masih sama di keesokan harinya, mereka kembali diberikan sebuah pengumuman.
"Lombanya akan di majukan dalam waktu seminggu lagi, jadi ibu harap kalian bisa latihan dengan lebih maksimal ya?" Ibu Amy selaku wali kelas mereka memberi himbauan, "Shelin?" Serunya.
"Iya buk" Jawabnya, "kamu ajak aja mereka latihan di jam-jam kosong, jadwal kalian ini padat sekali. Ibu harap kamu bisa membagi waktunya, ya?" Shelin mengangguk dan tersenyum pasrah, kelas mereka bahkan belum mempersiapkan properti apapun untuk lomba teater tersebut. Hanya sebuah naskah yang telah di susun Yosi beberapa minggu lalu, cuma itu yang mereka punya.
"Segitu aja dari ibu, tugas ibu jangan di lalaikan juga ya? Walau kalian sekarang sedang digebrak urusan mata pelajaran lain, tapi mata pelajaran ibu jangan sampai lalai!" Ucapnya dengan penuh ancaman yang bisa dilihat dari mimik wajahnya.
Setelah menyampaikan beberapa pengumuman tersebut beliau pun meninggalkan ruangan kelas dengan membawa beberapa buku milik pribadinya.
Sementara, Anak-anak lain mulai menghampiri Shelin untuk menanyakan persoalan lomba. Di mulai dari Ifzan juga Iky sampai anggota lainya yang ikut dalam lomba tersebut.
"Shel, gimana kita ini?"
"Iya, mau latihan kapan?"
"Propertinya gimana Shel, kita gak ada bahan"
"DIEM DULU BISA GAK? GUE LAGI PUSING!" Shelin berteriak karena jujur, ia tidak tahan dengan pertanyaan seperti itu. Untung lah temannya paham, mereka langsung diam dan mendengarkan Shelin berbicara.
"Besok kita latihan! Malam ini gue bakal susun dulu naskahnya, paham?" Semua mengangguk, "soal properti juga, besok gue beli dan gue sangat berharap anak cowok bisa bantu urus" Lanjutnya.
"Bisa Shel, itu mah aman" Ujar Agis, salah satu anggota dari tim mereka. Ia menyanggupi untuk urusan properti tersebut, "gue bisa hendel semua, nanti kan ada Juan sama yang lain bisa bantu"
"Oke! Sekarang bubar, gue gak bisa napas"
.
.Shelin meminta Yosi untuk datang ke rumahnya malam ini, mereka berdua akan menyusun naskah teater untuk di bawakan saat lomba. Keduanya mengobrol santai dan saling sharing satu sama lain tentang bagaimana bagusnya, siapa yang akan menjadi narator dan masih banyak lagi.
Sekitar satu setengah jam berlalu, kini mereka akhirnya beres dengan satu permasalahan.
"Akhirnya kelar juga" Ucap Shelin saat selesai menuliskan bait terakhir di atas kertas.
"Oh iya Shel, buat yang jadi pangeran lo yakin bakal minta Pemas buat meraninnya?"
Shelin mengangguk, "yakin, soalnya dia kan bandel tuh di real life. Gue penasaran respon orang-orang tentang dia kayak gimana kalau tiba-tiba kita jadiin dia pemeran utamanya"
"Bener juga sih, tapi yang Bryan ini gimana? Apa dia mau jadi tukang gombal kerajaan? Dia tuh pendiem Shel, gue gak yakin banget kalau soal yang satu ini"
"Udah lo tenang aja, Bryan biar urusan gue. Nanti gue usahain dia mau"
"Ngomong-ngomong, lo lagi deket sama Bryan ya?"
"Kata siapa?"
"Gue mau jujur-jujuran aja nih ya Shel, tapi sebelumnya gue mau tanya serius sama lo. Lo beneran lagi deket sama Bryan?" Pertanyaan yang di ulang oleh Yosi ini membuat Shelin jadi penasaran, apakah ia harus katakan ya atau tidak?
"Iya, gue lagi deket sama Bryan"
"Shel, gue tau kedekatan kalian dari Puput anak kelas sebelah, dia juga temen gue cuma gak deket. Dia sebenernya benci sama lo Shel, gara-gara lo jadian sama Bryan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Putaran Waktu [Hiatus]
Romance[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kisah Sheila Machista, seorang cegil yang mengejar cinta lelaki pendiam, dia berusaha mengungkapkan perasaannya kepada lelaki tersebut yang merupakan teman satu kelasnya. Akan tetapi, ada kesalah pahaman yang terjadi kare...