Tidak perduli sebanyak apapun masalah mendatangiku, jika aku punya tempat bercerita maka semua akan baik-baik saja.Happy Reading!
..
Siang hari yang terik, waktu yang tidak cocok untuk mengawali kegiatan apapun termasuk latihan. Namun apa boleh buat, karena tinggal satu minggu lagi jadi mereka benar-benar harus bekerja keras sekarang.
Shelin tengah berdiskusi dengan teman kelasnya yang ia minta untuk membuat properti, "Ada bahan yang kurang gak? Nanti kalau semisalnya ada perlu duit bilang aja ke Naya, ya?" Pesan Shelin.
"Gak ada sih, Shel. Palingan nanti harus beli cat buat warnain bagian bawahnya." Agis menunjuk bagian yang perlu di cat.
Juan yang ada di sana lantas menyambung, "Eh, Shel. Kita latihannya kapan dah?"
Mendengar itu, mereka yang terlibat dalam pensi langsung menoleh. "Abis properti kelar kita langsung latihan, kalian semua udah hapalin dialognya kan?" Jawab Shelin.
"Yah...." Naya memelas, "Musically nanti siang mau latihan juga di sini, Shel."
"Iya, kita mau latihan disini sekarang" kata Gita yang baru saja masuk ke dalam kelas.
Shelin mengangguk. "Oh, yaudah. Kalian latihan aja sekarang biar nanti gantian sama kita, " ucapnya.
Mereka pun setuju dan Shelin kembali kepada urusannya yang belum selesai yakni, melatih Ifzan membacakan dialog.
Kalian tahu? Shelin susah payah membujuk Ifzan agar ia mau berperan sebagai perampok.
Pasalnya, dialog perampok sama banyaknya dengan pemeran utama. Untungnya, setelah diiming-iming dengan rayuan manis Ifzan pun akhirnya bersedia."Denger, lo tuh gak harus terpaku sama dialognya, pokoknya lo tau isi dari kalimat itu terus lo lafalinnya seenaknya lo aja" Shelin berusaha membuat Ifzan paham.
"HAHAHAHA, Akan ku bawa tuan putri mu itu dari tempat terkutuk ini!" Kata Ifzan sembari berlagak layaknya ia akan menculik seseorang .
"Wahhh, bagus-bagus." Alia tersenyum sambil bertepuk tangan.
"Nah, itu bisa. Kalau kita punya niat terus kita kerja keras buat usahain kemauan kita pasti bisa kok, makanya jangan ngeluh dulu sebelum mencoba" kata Shelin.
"Shel,"
Shelin menoleh. "Apa Mas?"
"Minta duit dong" kata Pemas.
"Buat beli cat, Shel" sambung Ali yang tiba-tiba muncul dari belakang punggung Pemas.
"Tadi kan gue udah bilang, mintanya sama Naya" tekan Shelin.
"Lo aja yang minta, kita males" jawab Pemas.
Tanpa menjawab Shelin lantas bangkit, untuk menghampiri Naya di dalam kelas yang sedang sibuk dengan latihannya.
"Jangan lupa konsumsi!" Tambah Ali.
Di ambang pintu, Shelin melihat Bryan duduk berhadapan dengan Gita, mereka tengah asik memainkan gitar elektrik sambil tertawa riang. "Astaga, kalau begini terus gue juga gak tahan, bisa-bisa gue jambak rambut tuh cewek" Batin Shelin menggeram.
Dengan berat hati, ia pun melangkah mendekat. "Naya!"
"Apa?" Naya lantas menoleh.
"Anak-anak mau beli cat sama konsumsi."
"Oh, siapa?"
Shelin melamun, tak menghiraukan pertanyaan Naya, hatinya serasa meledak menatap Bryan tertawa sebahagia itu bersama orang lain. Ia tahu mereka sudah tidak ada hubungan khusus, tapi mengingat pacaran gaib kemarin rasanya sungguh membuat Shelin tertekan. Andai saja ia tahu saat itu tengah memiliki hubungan dengan lelaki itu, pasti Shelin tidak perlu repot-repot menahan cemburu, ia bisa langsung mengontani mereka secara langsung, benarkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Putaran Waktu [Hiatus]
Romance[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kisah Sheila Machista, seorang cegil yang mengejar cinta lelaki pendiam, dia berusaha mengungkapkan perasaannya kepada lelaki tersebut yang merupakan teman satu kelasnya. Akan tetapi, ada kesalah pahaman yang terjadi kare...