[Tujuh Belas +]

112 49 1
                                    

'Kalau Bryan udah senyum, masalah Shelin ilang semua' mang eak?


.....

Tiga minggu berlalu, ini adalah minggu terakhir sekolah sebelum di liburkan. Ditengah keramaian, tiga orang duduk berdekatan Shelin, Naya dan Dean.

"Pinjem dua rebu dong"

"Mau sedekah aja duitnya minjem lo, Shel" Keluh Naya.

"Duit gue gede"

"Gedean juga dosa lu" Sambung Dean.

Naya mengeluarkan uang kertas abu-abu dari dalam dompetnya, uang tersebut kemudian diberikan kepada Shelin. Shelin menerima uangnya dengan senang hati, uang itu digunakan oleh Shelin untuk sumbangan bulan Ramadhan di sekolah, yang nantinya akan dibagikan dalam bentuk sembako dengan harga yang lebih terjangkau dari harga pasar.

Setelah semua siswa memberikan sumbangan, kepala sekolah menyampaikan pengumuman di dalam ruangan serba guna itu. "Terima Kasih semuanya, ibu harap uang ini bisa berguna untuk orang-orang yang kesusahan diluar sana dan ibu harap kalian juga ikhlas memberikan sedikit uang kalian ini untuk disedekahkan. Nanti ibu akan membuat pasar terjangkau untuk warga sekitar, uangnya akan terus diputar sampai habis."

"Pusing dong" Ucap salah satu siswa yang duduk di belakang.

"HAHAHAHA"

"Kenapa yang dibelakang ketawa? "
Tidak ada yang bersuara lagi setelah kalimat itu dilontarkan, dengan nada bicara penuh penekanan berhasil membuat tawa berhenti.

"Kalau sudah paham, silahkan kalian bantu-bantu untuk persiapan pasar sembako di depan koridor. Jangan malas malasan, bulan puasa cuma diam juga gak baik, so silahkan meninggalkan ruangan. " Apel pagi pun berakhir dengan perintah dari kepala sekolah.

Semua siswa dan siswi keluar dari ruangan namun tak semuanya mengikuti arahan yang diberikan. Tidak sampai setengah dari ratusan siswa yang pergi ke depan koridor, sisanya malah masuk kedalam kelas.

"Kita kemana shel?"

"Ke mana aja nay"

"Ngikut" Dean memang tidak pernah ribet, kemana sahabatnya pergi dia akan menjadi ekor.

Naya berjalan di depan lalu di ikuti Dean dan Shelin. "Kita ke depan koridor kalau gitu"

"Ayok"

Ketiganya, berjalan ke arah halaman depan SMA Rajawali. Disana terlihat sudah banyak kantong plastik berwarna hitam di atas meja, antrian juga lumayan panjang dari warga yang ingin berbelanja di pasar sembako SMA.
Shelin, Naya dan Dean berdiri didekat tenda untuk melihat acara tersebut, Naya yang termasuk anggota OSIS diberi tugas untuk menghitung uang dari hasil penjualan.

"Empat ratus tujuh lima, lima ratus, lima ratus dua lima, oke beres. Bu mega, ini uangnya ada lima ratus dupuluh lima ribu" Naya mengulurkan tangannya untuk memberikan uang tersebut.

"Oh iya nak, Terima kasih ya"

"Iya buk sama sama"

Naya berjalan ke arah kursi kosong disebelah Dean, kini mereka bertiga duduk di kursi dengan pandangan menghadap ke pintu gerbang.

Kita Dan Putaran Waktu  [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang