Kejutan

33.8K 1.4K 52
                                    

Happy Reading 📖

Sudah seminggu ini Arlo mengejar maaf dari ibu dan kedua adiknya, namun Aya masih bungkam dan selalu menghindari Anak sulungnya itu, sedangkan kedua adiknya masih takut dengan arlo yang seperti bukan Abang mereka ketika ia sudah marah.

Arlo menghampiri ibu nya yang tengah menanam bibit cabe dan tomat di halaman belakang.

"Ma, Abang bantu ya", ucap arlo.

"Gak usah".

Arlo langsung berdiri dan mundur dari samping ibu nya, ia menatap sendu punggung sang ibu yang sudah sangat tulus kepadanya.

"Mama marah banget ya sama Abang? Abang harus gimana ma supaya dapat maaf dari mama sama adek adek"? Tanya arlo.

"..."

Sekian lama mereka berdiam di sana, akhirnya arlo mengeluarkan suara nya lagi.

"Sekali lagi Abang minta maaf ma", ucap arlo dan berlalu dari sana.

Arlo berjalan memasuki rumah nya dan berpapasan dengan sang ayah, Pras yang melihat raut sedih anak nya pun langsung mengajak nya untuk ke depan teras.

"Kenapa"? Tanya Pras.

"Mama belum mau maafin Abang pa".

"Usaha terus dong, jangan mudah nyerah", ucap Pras.

"Udah seminggu Abang usaha deketin mama dan ngobrol sama mama, tapi mama selalu menghindar pa, begitu juga sama adek adek".

"Mereka takut sama Abang", sambung arlo.

Pras menepuk pundak anak sulung nya dan mengusap punggung kokoh yang sekarang terlihat lemah itu.

"Abang ikut Oma aja ya pa di Bali", ucap arlo lagi.

"Kamu mau mama makin marah sama kamu? Kamu mau lari gitu aja"?

Arlo menghela nafasnya, ia begitu frustasi selama seminggu ini. Ia tak masalah jika putus cinta, tapi jangan tak dihiraukan oleh ibu dan adik adiknya, itu membuat nya kacau.

"Abang udah putusin mau ke Bali aja pa".

"Bang".

"Mama sama adek adek udah gak perduli lagi sama Abang pa, ngapain lagi Abang disini", ucap arlo.

"Papa masih perduli sama kamu bang, kenapa kamu ngomong kayak gitu"?

Arlo hanya tersenyum mendengar ucapan sang ayah, ia berdiri dan pamit untuk masuk ke kamar nya.

Pras berjalan ke halaman belakang untuk membicarakan ini kepada istrinya.

"Yang", panggil Pras.

"Hm".

"Sebesar apa kesalahan abang sampai sampai kamu gak mau maafin dia"? Tanya Pras.

Aya yang tadi nya tengah fokus menanam tanamannya, kini beralih menoleh ke arah suaminya.

"Kenapa"?

"Mas tanya jangan balik nanya, kenapa kamu gak bisa maafin dia? Udah seminggu ini dia minta maaf sama kamu, tapi selalu kamu abaikan, kamu liat sendirikan tiap kali kita makan dia gak pernah ikut makan, itu karna dia gak mau liat adek adek nya ketakutan karna liat dia ikut gabung makan sama kita, harus gimana lagi supaya dia dapat maaf dari kamu yang? Kok kamu tega banget sih, arlo anak mas yang! Saking frustasi nya dia sampai sampai mau pindah ke Bali ke tempat Oma nya", marah Pras.

Aya tak menanggapi ucapan suaminya, ia mencuci tangannya dan langsung masuk ke dalam rumah, Pras yang melihat istrinya seperti itu pun langsung mengeraskan rahangnya dan mengepalkan kedua tangannya untuk menahan emosi.

SUAMI TUA KU [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang