Chapter 25 Tiga Tahun Kemudian

1.7K 72 23
                                    

Semalam gue bermimpi indah, tapi yang namanya mimpi, pasti harus berakhir, namun gue nggak keberatan. Karena hari-hari gue nggak kalah indah.


Gue terbangun, tidak oleh sinar matahari atau suara burung-burung yang berbunyi di luar, tapi oleh ciuman-ciuman lembut di pipi gue, bulu brewok Bang Boas yang lebat serasa seperti sayap kupu-kupu yang menari di kulit gue

"Suamiku sayang, selamat pagi," bisiknya dengan suara khasnya yang merdu dan dalam.

Matahari pagi menyinari wajahnya yang ganteng. Mata hitamnya yang dalam memancarkan cahaya pengabdian. Kalung anjing kulit hitam yang selalu melingkar di lehernya semakin menambah kejantanannya. Leher yang semakin hari semakin besar dan kekar itu membuat kalung itu tampak semakin ketat.

Ia mencium bibir gue dengan penuh cinta.

Gue berusaha merubah posisi, Bang Boas, dengan cepat dan hati-hati membantu gue. Ia menopang tubuh gue dengan tangannya yang besar dan kuat, menempatkan bantal di belakang kepala gue, agar gue bisa duduk dengan nyaman.

"Izin lapor Sayang," ujar Bang Boas.

Gue mengangguk, sambil seruput kopi yang disuguhkannya pelan-pelan. Rasanya, pahit namun manis, seolah mencerminkan perjalanan kami bersama.

Seperti biasa, sambil melapor Bang Boas mulai mempresentasikan tubuh indah yang baru saja ditempanya di home gym kami.

"Jam 4 pagi, aku meditasi," dia memulai, lengan dan dadanya menegang dalam pose front double biceps, menampilkan otot bicep dan tricepnya yang besar dan berkontur tajam, "Setelah itu aku dibantu para lonte untuk membersihkan mansion, koleksi mobil kita, menyiapkan makanan dan menyusun jadwal mereka."

"Kan aku udah bilang kamu nggak usah bersih-bersih, biar yang lain aja," kata gue.

"Iya Sayang, tapi kamu tau kan aku emang suka bersih-bersih kalo stress," jawabnya.

"Lebay lo Bang, kan cuma satu hari!" balas gue.

"Sehari tanpa kamu, rasanya kayak seabad Sayang," balasnya, gue bisa mendengar ketulusan di suaranya.

Gue mencoba melingkari lengan berotot tebalnya yang sedang di flex itu dengan dua telapak tangan, tapi nggak bisa, saking gedenya. Kerja keras, nutrisi dan suntikan steroid benar-benar membuat otot-ototnya berkembang pesat.

Untungnya  ada salah satu klien kami yang dokter, mengurusi cycle steroid untuk Bang Boas dan para budak-budak hingga tidak mempengaruhi kesehatan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untungnya ada salah satu klien kami yang dokter, mengurusi cycle steroid untuk Bang Boas dan para budak-budak hingga tidak mempengaruhi kesehatan mereka.

Kesehatan dan keamanan, selalu nomor satu.

Dia beralih ke pose most muscular untuk memamerkan otot favorit gue, otot dadanya, "Aku lakukan lebih banyak sets dan reps, memecahkan rekor benchpress sebelumnya " Gue terkejut mendengar ini. Dia pasti memaksakan diri, pantas saja ototnya begitu membengkak.

Lonte Kekarku, Pak BrengosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang