"Sebuah mimpi tidak menjadi kenyataan melalui sihir; itu membutuhkan keringat, tekad dan kerja keras." - Colin Powell.
Seorang gadis yang berbakat musik tidak sengaja dipertemukan dengan seorang pemuda, mereka sama sama berjuang demi impiannya menja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading
. . . . . .
Hari yang paling di tunggu tunggu Keira, bahkan semua orang yang bekerja juga pasti sangat menunggu nunggu hari ini, hari itu adalah hari pertama gajian Keira.
"Keira, ini gaji kamu kerja kamu bagus sekali dan gercep." Pak Bima memberikan sebuah amplop coklat kepada Keira.
"Terimakasih banyak pak, saya senang bisa bekerja dengan baik." ucap Keira sambil mengambil amplot coklat itu sopan.
"Kalian semua boleh pulang ke rumah sekarang," ucap Pak Bima setelah memberikan gaji kepada semua karyawannya.
"Kei, gue balik dulu ya," pamit Delia---teman kerja Keira.
"Iya, hati hati del."
"1,2....5"
"500 ribu, lumayan bisa bayar les musik."
~♥~
"Bundaaaa"
"Dek, bunda mana?"
"Ke rumah sakit kak, nenek tadi tiba tiba pingsan," jelas Kaira tepat setelah itu Diana membuka pintu.
"Bun, nenek kenapa?"
"Nenek kena gagal ginjal Kei, harus dirawat sementara dan cuci darah."
"Terus biayanya bun?"
"Bunda juga bingung, gak tau dapet uang dari mana."
"Belum lagi Les kamu sama Kaira."
"Ini, Keira habis gajian Bun, tapi cuman 500 ribu, bisa buat tambahan biaya cuci darah nenek."
"Tapi Kei, itu kan buat bayar les kamu."
"Gakpapa bun, buat biaya nenek aja dulu."
"Bunda gak usah khawatir ya, masalah les Keira sama Kaira biar Keira yang pikir."
"Bunda jangan sakit ya."
"Makasi banyak ya Kei."
"Yaudah Kei, kamu istirahat dulu sana, udah malem," perintah Diana.
"Iya bun."
Keira merebahkan tubuhnya di kasur, sambil memandangi langit langit kamarnya, "Gimana caranya biar dapet duit banyak yah. hidup gini banget," keluh Keira.
"Apa berhenti les aja ya?" kata Keira bermonolog sendiri sebelum akhirnya Keira memejamkan matanya menuju alam mimpi.
