"Sebuah mimpi tidak menjadi kenyataan melalui sihir; itu membutuhkan keringat, tekad dan kerja keras." - Colin Powell.
Seorang gadis yang berbakat musik tidak sengaja dipertemukan dengan seorang pemuda, mereka sama sama berjuang demi impiannya menja...
Yuk yuk baca chapter keseruan mereka berdua...si kulkas berjalan dengan si toak berjalan...
Jangan lupa tinggalkan jejek kalian guyss!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading....
. . . . . . . . .
Dalam perjalanan Keira hanya diam dan menatap kendaraan. Jangan pikir Keira baik baik saja. Cacing cacing di perutnya sedang konser meminta makanan. Keira ingin sekali memberinya makan, namun apa yang harus di makan? Kayu dengan batu? Tidak Keira masih waras.
Heli sesekali menoleh melihat gadis yang kini duduk di sampingnya. Wajah Keira tidak terlihat, karena terutup rambut panjangnya yang terurai, Heli dalam diam memperhatikan Keira yang kini sedari tadi tangan kirinya menompa senderan mobil, sedangkan tangan kirinya terus memegangi perut. Sepertinya magh Keira kambuh.
Keira tidak sadar bahwa sedari tadi Heli yang tengah menyetir mobil terus memperhatikannya. Heli melihat Keira seperti sedang menahan sesuatu. Heli pun menghentikan mobilnya di pinggir yang membuat Keira sadar dan menoleh ke arah Heli, "Loh kok berhenti Hel?"
Namun bukannya menjawab pertanyaan Keira, Heli justru bertanya hal lain, "Lo sakit?"
"N-nggak. Aku baik baik aja kok," jawab Keira sedikit gugup.
Tanpa aba aba, tiba tiba tangan kekar Heli menempelkan di kening Keira. Sontak Keira tekejut bukan main.
"Aduh, jantung gue. Kejedar kejedur."
"Nggak Kei, jangan kebawa suasana. Ntar lo jatuhnya sakit."
"Kita mampir dulu."
"Eh, gak usah Hel. Aku mau pulang aja, kamu antar aku dulu."
