21» DinasBangsa

32 4 0
                                    

HAI HAI, WELCOME MY STORYY!!

Sebelum membaca udah vote belum nieh?

Soh atuh tekan bintang dulu

1 bintang dari kalian sangat berarti bangett buat aku

Sooo ayo teman teman votee, biar aku seneng dan semangat lanjutin cerita inii, rasanya sedih tau pembacanya 1 rb lebih tapi gak ada yang ngevote😔

Sooo ayo teman teman votee, biar aku seneng dan semangat lanjutin cerita inii, rasanya sedih tau pembacanya 1 rb lebih tapi gak ada yang ngevote😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keira terdiam mendengar pertanyaan Heli, bagaimana ini apa yang harus ia katakan? Tidak mungkin kan ia berkata kalau ini semua perbuatan Allena?

"Eh? Ha? Lo tanya ini?"

"Ini cuman....eee cuman digigit anjing, kemarin kan gue main sama anjing tetangga terus dia gigit, jadi deh gini." Ujar Keira berbohong.

Apa Heli percaya dengan ucapan Keira? Tentu tidak. Heli tidak bego, gigitan anjing tidak seperti itu, ini seperti luka yang habis tejepit sesuatu.

"Jawab jujur." ucap Heli tegas.

"Itu jujur kok, gue beneran digigit anj-"

"Jawab. jujur." Ucap Heli sekali, membuat Keira tak bisa mengeles.

Keira menghela nafasnya, "Waktu aku lagi di toilet buat siap siap, tiba tiba Allena sama 2 temennya dateng, Allena minta aku buat out dari lomba, tapi gue gak mau, terus dia narik tangan gue ke sela sela pintu, dan minta 2 temennya buat maksa nutup pintu, alhasil gini deh." jelas Keira sambil menunduk dan memandangi luka yang ada di 4 jarinya itu.

Heli menatap Keira, kemudian Ia menatap luka di jari Keira, "Udah di kasih obat?"

Keira menggeleng,"belum."

"Tunggu sini," ucap Heli lalu pergi menuju warung yang berada di luar sebelah DinasBangsa.

"Bu plester sama obat merahnya 1."

"Ini mas." Heli menerimanya dan memberikan uang berwarna biru itu kepada Ibu warung, "Aduh mas, gak ada kembalian."

"Ambil aja bu," ujar Heli lalu kembali masuk dan berjalan menuju tempat Keira.

"Duduk." Heli meminta Keira untuk duduk di kursi kosong agar memudahkannya untuk memberi obat merah ke jari Keira yang terluka.

Saat Heli akan meneteskan obat merah di jari Keira, Keira menarik kembali tangannya, "Gak mau, perih."

"Nanti infeksi."

"Tapi gak usah pake obat merah, plester aja," ucap Keira, namun tidak digubris sama sekali oleh Heli. Heli langsung meneteskannya tepat di bagian luka Keira.

Let your DREAMS, be your WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang