13. RIP

265 38 11
                                    

Hari ini banyak sekali mahasiswa dari program studi Ilmu Komunikasi Universitas Sanggabuana berada di lokasi TKP dengan membawa bunga untuk ditaruh di sana. Ningtyas Athaya adalah salah satu mahasiswa berprestasi dan sangat ramah dari Ilmu Komunikasi, wajar saja jika banyak orang yang peduli pada dirinya.

Gadis dengan rambut blonde tersebut berdiri di tengah kerumuman, ia memakai kacamata hitam gelap untuk menutupi mata bengkak karena menangis. Setelah menyimpan bunga di TKP Ningtyas, gadis itu pergi menuju apartemen Dipta.

"Dipta, lo harus bantuin gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dipta, lo harus bantuin gue." Ucap gadis itu.

****

Semalam suntuk Dipta, Vanya, Haikal, Jendral, Senja, dan Dara tidak tidur. Mereka berusaha mencari motif Ningtyas bunuh diri. Mereka bahkan mencari akun-akun media sosial milik Ningtyas untuk mencari petunjuk. Banyak sekali asumsi yang mereka terka-terka salah satunya adalah depresi karena putus cinta.

Ningtyas memang terkenal sudah memiliki pacar, namun walaupun sering mengunggah kemesraan di media sosial wajah pacar Ningtyas tidak disorot. Mereka terkenal dengan gaya pacaran private but not secret.

"Jadi kita harus nemuin cowoknya Ningtyas dulu sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kita harus nemuin cowoknya Ningtyas dulu sih." Ucap Vanya.

"Iya, aneh banget gak sih, cowok si Aning gak muncul kepermukaan setelah kejadian ini?" Tanya Senja yang diangguki oleh yang lain.

"Ceuk aing mahnya, si Ningtyas di bunuh ku kabogohna." Ucap Haikal dengan mulut kompornya.

"Kebiasaan lu Haikal, belum tentu." Ucap Senja yang kesal.

"Yaudah tugas kita cari dulu siapa cowoknya Ningtyas, walaupun sebenernya ini bukan tugas BEM, tapi setidaknya kita bisa bantuin." Ucap Dipta yang disetujui semuanya.

Membahas hal ini membuat mereka bahkan belum ganti baju pesta, hanya sudah menghapus make up saja. Bel pintu apartemen Dipta berbunyi, Dipta pun berjalan ke depan untuk membukakan pintu. Lelaki itu kaget melihat mantan pacarnya ada di depan apartemennya.

"Prisilla." Ucapnya dengan bingung.

"Dip, aku mau ngomong." Ucap Prisilla dengan helaan nafasnya.

"Masuk." Ucap Dipta dengan wajah datarnya.

Presma DiptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang