17. Ternyata

239 22 12
                                    

Dipta pulang ke kontrakan dengan wajah kusut, ia hendak memasuki kamarnya, namun terhenti ketika Prisilla memanggilnya. Lelaki itu menoleh, tumben sekali Prisilla mengunjungi kontrakan ini.

"Kenapa?" Tanya Dipta dengan wajah yang super kusut, mood Dipta sedang tidak baik-baik saja.

"Gue tau pacarnya Aning." Ucap Prisilla.

Ucapan Prisilla membuat Dipta tertarik, ia pun duduk di depan Prisilla. Sebenarnya ia pun ingin tahu kelanjutan sari kasus bunuh diri Aningtyas yang sangat janggal, sebenarnya ia pun mencoba menyelidiki kasus ini walaupun kasus ini sedang diselidiki oleh kepolisian.

"Gue yakin, pacar Aning penyebab, Aningtyas meninggal!" Ucap Prisilla.

"Kita tunggu hasil otopsinya dulu deh, tapi siapa pacarnya Aning?" Tanya Dipta dengan menatap ke arah Prisilla.

"Virgo dari Fakultas Hukum." Ucap Prisilla dengan tegas.

"Okay." Ucap Dipta mengangguk mengerti, ia akan mencari tahu sendiri nanti tanpa melibatkan siapa pun.

Mood lelaki itu sepertinya sedang jelek tak karuan, Prisilla penasaran apa yang sedang dirasakan oleh Dipta. Jarang sekali melihat Dipta seperti tidak memiliki rasa semangat seperti ini. Gadis itu menatap Dipta, mencoba untuk membuat Dipta mau fokus kepadanya.

"Dip, bantuin gue dong." Ucap Prisilla dengan senyumannya.

"Hm?" Tanya Dipta seraya menatap ke arah ponselnya.

"Bantuin gue endors ya, cuma foto doang kok." Pinta Prisilla.

Lelaki itu menggeleng tidak mau, Prisilla menghela nafasnya kesal, ia pun membuka Twitter dan tak sengaja akun menfess kampus update tentang kedekatan Vanya dengan salah satu dosen muda.

"Vanya deket sama dosen muda ya? Sampai masuk menfess di Twit." Ucap Prisilla.

Tangan Dipta mengambil ponsel Prisilla begitu saja, membuat gadis itu kaget. Dipta melihat postingan tersebut dengan hati yang panas, ia hanya melihat sekilas lalu memberikan ponsel itu kepada Prisilla.

"Lo sih kurang sat-set bro, padahal kemarin gue udah bantuin supaya bisa tampil berdua." Bisik Senja sambil merangkul Dipta.

"Dipppp.... Ayo bantuin aku bikin endorsean." Rengek Prisilla.

"Ayo." Ucap Dipta tanpa berpikir lagi membuat Senja kaget, lelaki itu seperti ingin membalas kelakuan Vanya.

****

Vanya menatap ponselnya dengan kesal, sejak ia dekat dengan Dipta, kehidupannya jadi disorot. Melihat isi cuitan base Universitasnya yang mengatakan jika dirinya dan Matcha pacaran membuatnya ingin tertawa. Ia sepertinya harus klarifikasi, jika yang ada difoto itu adalah kakaknya bukan dia.

"Ada-ada aja sih, kayaknya gue emang semirip itu ya sama kak Vanilla." Ujar Vanya seraya terkikik geli.

Kemudian, ia melihat postingan baru di Twitter milik Prisilla, gadis itu mengunggah dirinya yang sedang bersama dengan mereka. Ada secuil perasaan tak rela di hati Vanya, namun gadis itu berusaha untuk menepisnya. Ia harus banyak sadar diri.

Ting!

Sebuah chat masuk ke dalam ponsel Vanya, itu adalah chat dari teman SMA nya yaitu Virgo. Virgo adalah temannya saat SMA dan kebetulan satu Universitas yang sama, mereka sering bertukar kabar dan Virgo sering curhat kepada Vanya.

Virgo:
Vanya, lo di mana?
Gue pengen cerita.

Vanya:
Gue di kos
Ayo!

Virgo:
Oke gue tunggu di Kafe Kemangi ya!

Vanya:
OTW.

Kebetulan sekali Vanya sedang tidak sibuk, gadis itu pun bergegas menuju Kafe Kemangi tersebut. Kafe tersebut tak jauh dari kos miliknya, ia hanya perlu berjalan sekitar 700 meter. Vanya memang sering berjalan kaki karena tak punya motor dan lebih hemat tentunya.

Saat perjalanan menuju Kafe, Vanya masih teringat postingan Twitter milik Prisilla. Ia bimbang sendiri, kenapa rasa tak nyaman itu masih ada dan terus berputar-putar di kepalanya, sungguh menyebalkan.

Tak lama ia pun sampai, ia melihat Virgo yang memakai pakaian serba hitam juga masker. Tumben sekali lelaki itu memakai pakaian tertutup, padahal kan Kota Karawang ini sangat panas.

"Virgo! Hai! Apa kabar lo?" Tanya Vanya yang sangat antusias.

"Kurang baik, Nya." Ucap Virgo yang wajahnya terlihat berantakan.

Laki-laki terlihat sedang memiliki sebuah masalah, entah apa, Vanya menjadi penasaran. Virgo adalah sosok lelaki extrovert yang super ceria, melihatnya dalam keterpurukan ini membuat Vanya bertanya-tanya.

"Lo kenapa?" Tanya Virgo, lelaki itu menundukkan kepalanya.

Virgo membuka maskernya, ia menatap Vanya dengan berkaca-kaca. Vanya memegang tangan Virgo, bukan mencari kesempatan, namun memang tulus untuk menenangkan Virgo. Temannya ini sedang dilanda kesedihan yang mendalam.

"Gue..."

"Kenapa?"

"Bingung harus cerita darimana." Ucap Virgo yang membuat Vanya kesal. Laki-laki itu masih sama seperti biasa, susah untuk cerita.

"Soal apa sih? Kuliah atau pacar lo?" Tanya Vanya.

Vanya tahu jika Virgo memiliki pacar, walaupun gadis itu tidak tahu siapa. Mereka berdua sangat privat, walaupun sering mengunggah kemesraan di publik, tapi pacar Virgo tak pernah memperlihatkan wajahnya dan lelaki itu pun tidak pernah mau jujur.

"Pacar gue meninggal, Nya..." Ucap Virgo yang membuat Vanya melongo, ia kaget, lalu menatap Virgo yang akhirnya meneteskan air mata.

"Apa penyebabnya? Kapan meninggalnya, Go?" Tanya Vanya seraya menatap Virgo.

"Aningtyas, itu pacar gue, lo tau kasus dia bunuh diri kan? Menurut gue itu janggal, dan gue gak tau alasannya, karena selama ini dia baik-baik aja." Ucap Virgo seraya mengusap air matanya.

Wajah Vanya pucat pasi, ia tambah kaget karena ini tidak pernah terbanyang dipikirannya. Untuk menaruh rasa curiga pada Virgo pun rasanya tak bisa karena Vanya merasa jika Virgo tak akan mungkin menjadi alasan Aningtyas bunuh diri.

"Oke ceritain selengkapnya, Go."

"Jadi gini..."

Lelaki itu menjelaskan jika Aningtyas beberapa satu hari sebelum kematiannya sulit untuk dihubungi. Keadaan mereka saat itu tidak ada masalah, hubungan mereka sangat sehat. Virgo sangat mencintai Aningtyas sehingga apapun yang diinginkan Aningtyas selalu diturutinya. Namun yang menjadi masalahnya adalah Virgo tidak tahu alasan kenapa Aningtyas bunuh diri, setahu Virgo pun Aningtyas tidak punya masalah di keluarganya.

Mereka menyembunyikan hubungan ini pun karena Aningtyas yang meminta, Virgo pun tidak keberatan sehingga lelaki itu mau saja memiliki hubungan Backstreet.

Vanya mengangguk mengerti, Virgo bukanlah seorang kriminal karena mereka berteman sudah lumayan lama. Vanya pun menenangkan Virgo, ia mengatakan jika akan membantu mencari alasan Aningtyas bunuh diri.

"Lo tenang aja, hasil otopsi bentar lagi akan keluar. Semoga aja ada titik terang." Ucap Vanya.

"Gue harap, seperti itu." Ucap Virgo.

Sore itu, mereka berdua bertukar cerita. Vanya pun menceritakan tentang perasaanya yang tak tenang karena presiden mahasiswa yang menyebalkan itu. Virgo pun memberikan sedikit wejangan untuk tidak terperdaya oleh rayuan Dipta, karena lelaki itu bahkan masih dekat dengan mantan pacarnya. Sangat berisiko jika Vanya memaksakan dirinya untuk dekat dengan Dipta.

Presma DiptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang