⚠️Warning!
TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN DI CERITA INI. JUGA KALIMAT FRONTAL DAN KATA KATA KASAR YANG SEBAIKNYA HANYA DIBACA UNTUK KAMU YANG BERUSIA 18 TAHUN KEATAS.
SAYA TIDAK MENYEDIAKAN KONTEN PORNO/SEX DICERITA SAYA. TOLONG DICERMATI SEBELUM MEMBACA.
***
Sheiril berjalan mengendap-endap saat berusaha membuka pintu perpustakaan. Kepalanya melongok kedalam. Napasnya berhembus panjang saat netranya menemukan Zantares di salah satu meja, duduk bersama teman seangkatannya dengan beberapa buku di depannya.
Keinginannya untuk meminjam buku pun gagal, secara perlahan dia menutup pintu kembali, lalu berlanjut melipir kearah toilet yang terletak persis di sampingnya.
Dara yang membuntuti gadis itupun berdecak heran, pasalnya sudah tak terhitung berapa kali mereka harus bersembunyi sembunyi seperti ini dan kabur tanpa arah yang jelas.
"Jangan bilang di perpus juga ada Zantares?"
Sheiril mengangguk lesu, dia bersandar di wastafel tanpa melakukan apapun. Mereka juga harus berbisik saat berbicara karena tahu Zantares bukan mahasiswa biasa di kampus ini. Pria itu sangat terkenal, tidak ada yang tidak tahu siapa Zantares setelah pria itu menjabat sebagai ketua BEM.
"Ya ampun Shei, berapa lama kita harus main petak umpet gini? Bahkan mau makan ke kantin aja tadi nggak bisa karena ada Zantares. Kayaknya semua tempat ada Zantares, lama lama kita kayak buronan tau."
"Maaf."
"Ishh nggak usah masang tampang memelas gitu, kan gue nggak tega." Gerutu Dara. Perempuan cantik itu merupakan sahabat Sheiril sejak TK. Saking akrabnya, keduanya pun saling terbuka, hal pribadi sekalipun dibicarakan. Termasuk rahasia Dara yang sudah menikah karena perjodohan.
"Gimana kalo lo ancam aja Shei. Bilang kalo lo bakalan ngelapor ke Bunda Mami kalian."
"Udah, respon Ares malah antusias banget. Dia yakin malah makin bagus kalo kita beberin ke Bunda Mami."
"Hah?" Dara spechlees mendengarnya, tangannya pun hinggap di kening saking pusingnya memikirkan masalah sahabatnya tersebut. "Udah bener kalian nikah aja deh." Pasrahnya.
"Yee, yang ada kita genjatan senjata tiap hari. Lo tau sendiri gue sama Ares nggak pernah akur. Lagian, Ares itu Abang gue."
Dara berdecak, perempuan itu menyindir sinis. "Abang apaan? Lo nyosor duluan, kalo lo lupa."
"Ya kan gue lagi emosi, gue dendam banget sama Prita." Sheiril melumat kedua tangannya seakan ia tengah melumat habis musuhnya. Matanya melotot, tapi itu tidak terlihat menakutkan. "Gue pikir, bakalan bisa balas dia setelah ngerebut perhatian Zantares. Dalam kepala gue udah menyusun rencana besar untuk mempermalukan perempuan itu. Eh, boro boro, yang ada gue yang habis."
"Zantares ada rasa kali Shei ke elo." Tapi dengan tegas Sheiril menggeleng.
"Dia cuman ngerasa egonya tersentil sebagai pria dingin. Ares nggak pernah mau ngalah sama gue, dia terus nuntut dan menyalahkan gue karena udah ngelecehin dia."
Kali ini Dara tertawa. Selama tiga tahun lamanya di SMA, Sheiril dan Zantares mencetak sejarah yang tak akan terlupakan bagi siswa di kelasnya. Keduanya hampir setiap hari meributkan hal hal remeh, yang pada akhirnya berujung dengan perdebatan sengit hingga aura kelas terasa horor mencekam.
Pernah sekali Sheiril menangis tak mau masuk kelas selama masih ada Zantares di dalamnya. Kedua orangtua mereka sampai datang ke sekolah. Drama itupun di tutup dengan Zantares yang meminta maaf.
"Atau gini, biar Zantares nggak makin semena mena sama lo, kita lanjutin balas dendam kita." Sheiril mendekat, karena Dara memberi isyarat untuk berbisik ke telinganya. "Lo tunjukin sama Sky kalo ada cowok yang lebih segala galanya dari dia yang tunduk sama lo. Buat Sky cemburu, pancing emosinya sampe dia ngajakin lo balikan. Habis itu, lo bisa beralasan sama Zantares kalo lo udah punya pacar. Sedang Sky, ya udah hempaskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Sin ✔️(full Ver)
ChickLitTumbukan terakhir sengaja dihantamkan ke lantai, dekat area kepala. Melenceng sedikit dipastikan korban akan mengalami cedera serius. Dua laki-laki dengan tinggi serupa namun memiliki bobot berat yang berbeda itu sama sama terengah. Peluh bercucura...