7. I'm Disabled

21.9K 509 15
                                    

"Shei, ini gue."

Mata Sheiril melotot, dia melirik Zantares yang bercengkerama dengan Bara. Sedang di meja itu juga ada sahabat Zantares yang lain.

Sheiril meremat ponselnya, menurunkan benda pipih tersebut ketika Zantares menoleh, menggeser makanan kedekatnya. "Makan."

"Udah kenyang, boleh aku ketemu Dara sekarang?"

"Buat apa, habis ini langsung pulang kan?"

"Iya, pulangnya sama Dara. Kita udah janjian mau jalan juga."

Ternyata Sheiril memiliki bakat berbohong, lihat saja bagaimana lancarnya mulutnya merangkai kalimat.
Jangan harap Dara diperbolehkan pergi tanpa suaminya, perempuan itu hampir 24 jam diawasi.

Maklum suaminya sangat protectif, namun sejauh ini Dara juga tidak pernah mengeluh.

Zantares mengangguk, jadi Sheiril tersenyum lega. Dia berdiri, berpamitan pada para teman prianya di meja itu sebelum beranjak keluar dari kantin.

Di koridor yang lumayan sepi, Sheiril mengangkat ponselnya kembali. "Kak Sky masih disitu?"

"Iya Shei, gue ganggu lo?"

"Eh, enggak. Kenapa Kak Sky nelpon aku? Udah bisa keluar emang?"

Sheiril mendengar suara berisik diseberang sana, suara Sky juga tidak cukup jelas. "Kak Sky, bisa ulangi? Aku nggak denger."

"Gue di stasiun, gue pinjem ponsel orang buat hubungin lo. Rencananya gue mau kabur, tapi orang suruhan Papa ngejar gue."

"Terus Kak Sky sekarang gimana?"

Sky mengumpat, grasak grusuk terdengar dan suara perempuan kini menggantikan suara Sky. "Hallo, ini temen Mas yang pinjem hape saya ya?"

"Iya Mbak."

"Aduh Mbak, sebaiknya Mbak kesini. Temennya udah kabur dikejar orang."

"Baik Mbak, saya kesana. Terimakasih."

Sheiril berjalan keluar gedung kampus, rencananya dia akan naik taksi dan menghubungi supirnya agar tidak perlu menjemput. Namun baru tiba dihalaman Sheiril malah bertemu Dara bersama suaminya. Perempuan itu melambai, menunjuk belakang tubuhnya hingga Sheiril spontan menoleh.

Bahu Sheiril merosot turun, saat terlihat Zantares berjalan dengan langkah panjang sambil menerima panggilan. Beberapa detik saja pria itu sudah berdiri dihadapannya. "Dara pulang sama suaminya, jadi lo ikut gue."

Tidak punya alasan untuk menolak, Sheiril diam saja saat tangannya digenggam mengikuti Zantares yang melangkah menuju mobilnya di tempat parkir.

Ia berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk terhadap Sky, semoga lelaki itu bisa kabur dengan selamat. Hari juga menjelang sore, bagaimana jika Sky tidak makan karena tidak punya uang?

Menghela napas, Sheiril masuk kedalam mobil yang sengaja Zantares buka. Salahnya tadi sebelum berangkat ia tidak memberi Sky uang, kalau begini jatuhnya Sheiril terlalu kejam pada pria itu.

"Mas Ares nggak ada kegiatan emang?" Sheiril bertanya saat Zantares mulai menjalankan mobilnya menjauhi kampus.

Pria itu mengusap kepala Sheiril  dengan satu tangan yang tidak memegang stir kemudi sebelum menjawab. "Habis anter lo, gue balik lagi."

"Padahal aku bisa telepon Pak Mirman loh, biasanya juga gitu kan?"

"Mulai sekarang kalo gue bisa, gue yang bakal anter jemput lo."

"Kok mencurigakan yaa." Mata Sheiril memicing, disambut kekehan oleh Zantares. Tangan pria itu bertengger diatas paha Sheiril yang terbungkus rok jeans yang panjangnya dibawah lutut. Membuat Sheiril langsung menggeplaknya. "Nggak usah aneh-aneh, nyetir yang bener."

My Favorite Sin ✔️(full Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang