22. Halte

3.9K 196 1
                                    

Pelita itu nekat, dia penasaran akan sosok Sky dan tidak akan berhenti penasaran sampai semua yang menjadi rasa penasarannya terjawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelita itu nekat, dia penasaran akan sosok Sky dan tidak akan berhenti penasaran sampai semua yang menjadi rasa penasarannya terjawab.

Sepulang sekolah Pelita berhenti tidak jauh dari halte bersama mobil jemputannya. Dia membuka kaca, lalu melambai riang pada seorang cowok yang sangat dikenalinya.

"Sam!"

Cowok yang tengah merokok dan bercanda bersama beberapa temannya di halte terkejut melihat keberadaan Pelita disana. Sam pun menghampiri.

"Pelita, ngapain lo kesini?"

Pelita melenyapkan senyumannya, dia mencebik pada Sam. "Jadi, gue nggak boleh main bareng lo sama yang lain?"

"Eh, bukan gitu Ta." Sam menoleh pada teman temannya, mereka sudah berisik menggodanya. Sam melotot, menyuruh mereka diam.

"Lo mau main bareng kita?" Terdengar aneh, tapi Pelita mengangguk antusias.

"Boleh?"

"Boleh dong."

Sam membantu membuka pintu, Pelita yang masih mengenakan seragam lengkap itupun turun dari mobilnya. Pelita juga meminta sang supir untuk pergi, dia akan pulang bersama teman barunya.

Sam menyuruh teman temannya berdiri, lalu menyilakan Pelita untuk duduk dikursi panjang di halte tersebut.

"Sial! Cantik banget nih cewek Sam. Kenalin ke kita dong Sam."

"Gue mah sadar diri, bangsat mulus banget tuh cewek."

"Siapa lo Sam, kok lo bisa kenal cewek cantik modelan kayak gini?"

"Eh, bangsat! Jangan gangguin dia. Ini siswi Maxilliam school, temennya Winter."

Mendengar nama Winter mereka pun terdiam, saling melirik satu sama lain. "Kicep kan lo? Kalo mau mampus ditangan Winter, coba aja gangguin terus."

Mereka membuat jarak aman, bergerombol di pojok dan tidak lagi mengusik Pelita yang duduk disana. Pelita tersenyum canggung, dia ramah pada siapapun, namun melihat tampilan mereka yang layak disebut berandalan Pelita berpikir seribu kali untuk menyapa.

Dia perempuan, dan Pelita takut.

Sam duduk dikursi yang sama dengan Pelita namun dengan jarak yang jauh, dan membiarkan sisi tengah kosong.

"Ezra sama Sky mana?"

"Lagi nganter ceweknya paling. Nanti juga mereka pada kesini."

"Aku sering lewat sini, tapi nggak pernah liat Sky. Waktu aku nanya ke dia, Sky bilang dia cuman datang ke halte kalau mau malak orang."

Sam tertawa. "Jangan percaya, Sky cuman nakutin elo. Biar kita berandalan, nggak ada ceritanya kita malak Ta. Kita bukan preman."

Pelita tersenyum, sudah ia duga Sky tidak seperti itu.

My Favorite Sin ✔️(full Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang