Sheiril membuka mulut, lalu menutup lagi. Suaranya tercekat ditenggorokan, sementara bola matanya bergulir melihat setiap sisi ruang.Guling miliknya, sandal bulu, boneka, lampu tidur, bahkan beberapa novel dikamarnya berjejer diatas rak di kamar ini. Apartemen milik Zantares.
Lalu pandangan Sheiril beralih pada dua orang wanita yang ia panggil Mami dan Bunda. Keduanya tengah mengatur ini dan itu, menyuruh beberapa pelayan ini dan itu.
"Mi, bisa jelaskan ke Shei? Ini apa?"
Mami menarik lengan Sheiril agar duduk dipinggir kasur, Bunda pun turut duduk disampingnya. Menyisir rambutnya yang terurai.
"Kamu tinggal sama Mas Ares dulu selama Papi belum ngasih ijin Mami hamil lagi. Dan sebelum rencana pembuatan adik kamu sukses, kamu belum boleh pulang ke rumah."
Sheiril syok ditempat. Memang sih dari dulu Mami ingin punya anak lagi, namun papi melarang. Papi seakan punya trauma tersendiri soal anak, karena kegagalannya dimasa lalu.
"Tapi kan aku masih bisa tinggal bareng Bunda. Iya kan, Bun?" Sheiril beralih ke Bunda. Bunda Ivana langsung menggeleng.
"Bunda sibuk Shei, lagian kami mau haneymoon bareng bareng. Di rumah nanti kamu sendirian, nggak aman."
"Bentar deh, perasaan Mas Ares juga tinggal di rumah kan, Bun?"
"Nggak mesti, Mas Ares lagi sibuk ngurusin bengkel yang lagi dia rintis sama temen temennya. Belum lagi harus bolak balik ke kampus, ada aja kan tugasnya? Kasian Shei, mending tinggal disini dulu sementara waktu."
"Tapi harus banget ya, mindahin semua barang barang aku kesini?" Sheiril bertanya memelas, tak sanggup lagi memprotes pada dua ibu ibu ini.
"Biar kamu betah sayang. Udahlah, sementara doang. Pas Mami hamil nanti, Mami jemput. Sekalian, simulasi jadi istri." Mami terkikik bersama Bunda. Sheiril mengernyit heran, apalagi saat keduanya beranjak berpamitan. Dan benar benar pergi setelah mengecup pipinya.
Begitu ditinggalkan sendirian Sheiril menghela napas panjang. Dia ingin terlepas dari Zantares, bukan malah berakhir tinggal disini bersama pria itu.
"Enggak, enggak. Gue harus bujuk Ares." Sheiril menggeleng, dengan panik ia menuju lemari pakaian yang hebatnya hampir penuh dengan baju baju miliknya. Pilihannya jatuh pada cardigan kotak-kotak yang kemudian Sheiril kenakan untuk melapisi croptop hitamnya. Sheiril juga menyambar topi buket kesayangannya beserta ponsel sebelum berlarian keluar apartemen.Tujuannya adalah Zantares. Pria itu tidak akan ada di apartemennya, di hari libur seperti sekarang Zantares biasa berkumpul dengan para teman bengkelnya. Seperti kata Bunda Zantares sedang merintis usaha, jadi Sheiril hafal betul kemana ia harus mencarinya.
Sheiril merepotkan dirinya sendiri dengan turun dari lantai unit yang ditinggali Zantares. Ia masih harus berjalan kaki untuk menuju sebuah bengkel body repair mobil, tidak jauh dari apartemen.
Tiba di bengkel Sheiril dapat mencium bau pekat cat, lima orang pekerja laki-laki sempat melirik kedatangan Sheiril. Namun mereka tidak bertanya karena sibuk dengan pekerjaan yang mereka lakukan.
Dua orang dari mereka tengah melakukan finishing. Satu lagi, mengerjakan mobil berbeda. Pria yang sedikit gemuk tersebut naik keatas kap mobil untuk mengamplas. Sisanya sedang mendempul mobil innova yang Sheiril tebak pasti mobil itu baru mengalami kecelakaan. Karena bagian depan penyok cukup parah.
Mereka memilih tidak menyapa karena tahu bagaimana antisipasinya Sheiril terhadap orang baru dari Zantares. Sheiril sempat diajak kemari beberapa hari lalu.
Melewati mereka Sheiril masuk semakin dalam kearea bengkel tanpa permisi. Dan iapun menemukan Zantares tengah mengecat mobil berwarna merah dengan alat cat ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Sin ✔️(full Ver)
ChickLitTumbukan terakhir sengaja dihantamkan ke lantai, dekat area kepala. Melenceng sedikit dipastikan korban akan mengalami cedera serius. Dua laki-laki dengan tinggi serupa namun memiliki bobot berat yang berbeda itu sama sama terengah. Peluh bercucura...