Setelah berjalan seminggu lebih Frederick memutuskan keluar untuk menyelesaikan quest selanjutnya. Setelah rapat hari itu rumor semakin beredar jika Raja Frederick mulai menaruh perhatian lebih ke Ratu Astoria seperti seharusnya.
Membaca koran pagi membuat Frederick muak dengan semua rumor yang langsung dikatakan benar saja. Padahal Frederick sejak lama juga sudah memperlakukan Astoria dengan baik, dan kenapa Olivia membuat pernyataan jika Astoria ingin membunuhnya.
Mendengar keluh kesahnya seminggu yang lalu membuat telinga Frederick sakit. Rengekannya seperti anak kecil membuat Frederick tidak suka. Olivia sudah dewasa, kenapa dia harus melaporkan berita ini secara berlebih.
"Frederick sayang, wanita gila itu mau membunuhku! Dia menjambak rambutku dan mencekikku di depan semua orang. Para bangsawan bisa bersaksi. Bahkan dia berani sekali berbohong dan mencuri jubahmu itu. Itu kan lambang dari pemimpin Kerajaan Inej!"
"Aku memang memberikannya." Ayo kita perjelas sendikit disini agar Olivia lebih dewasa. "Aku melihatnya memakai gaun tipis dan terbuka. Jika seseorang yang melihat tubuh terbuka Ratu ditengah musim gugur bukankah citraku akan jelek? Lagi pula kenapa hanya Ratu saja yang memakai pakaian terbuka." Menatap Olivia dan ingin melihat respon apa yang akan diberikan.
"Benar! Itu salahnya kenapa dia memakai pakaian terbuka dan memaksamu memberikan jubah itu. Kenapa kau tidak memberikannya padaku saja?" Mempoutkan bibirnya kesal menatap Frederick yang sama sekali tidak mengerti.
"Pertemuan dengan Astoria itu tidak sengaja." Frederick menatap bosan Olivia yang jelas-jelas dalam cerita Olivia yang mengundang Astoria untuk memakai pakaian terbuka itu. Setidaknya momen dimana Astoria diceburkan tidak terjadi.
"Benarkah?"
"Ya."
Satu masalah selesai dan masalah lain datang.
"Frederick, kau bajing*n! Berikan kepalamu padaku agar aku puas memukulnya!"
Astoria marah karena berpikir jika Frederick sengaja melakukannya untuk membuat keributan ini. Sejujurnya Frederick benar-benar tidak berpikir jika mereka berdua akan bertengkar sampai sejauh ini.
"Tunggu, Yang Mulia, saya bisa jelaskan." Melihat wujud Astoria yang seperti iblis menakutkan dengan bayangan rambutnya yang terangkat dengan tatapan tajamnya seperti hewan buas yang siap menerkamnya kapan saja.
"Aku tidak butuh penjelasan dari bajing*n sepertimu! Tenang saja. Jika kau terluka, aku bisa menyembuhkanmu." Melemaskan tangannya dan membuat suara retakan persendian yang membuat Frederick semakin kalut.
"Itu masalahnya." Maka Astoria bisa terus memukulnya sesuka hati dan menyembuhkannya dengan kemampuan sucinya.
Setelah berhasil menyelinap tanpa Astoria mengikutinya kali ini Frederick berdiri di depan gua yang ukurannya cukup besar. Terlihat lebih seperti sarang monster dengan kesunyian yang mencekam bisa Frederick rasakan dari luar. Dengan batulan jubahnya yang bertudung Frederick masuk.
[QUEST 11#]
[CARILAH SOLUSI UNTUK DESA YANG TERKENA DAMPAK DARI SERANGAN MOSTER DARI HUTAN LIDA.]
Beruntungnya tidak ada tenggat waktu untuk yang satu ini. Karena Frederick seminggu ini penuh dengan jadwalnya mengurus semua dokumen dan laporan penting itu. Terlebih yang membuatnya kesal adalah laporan keuangan kerajaan yang selalu terlihat aneh. Kenapa mereka terlalu banyak menambahkan angka nol disetiap kali anggaran pengeluaran?
Frederick mengingat jelas dua bulan yang lalu. Itu masih musim panas dan ketika Frederick diberi quest berupa mencari peninggalan keturunan nafis dia gagal. hukuman yang paling mengerikan daripada tidak bisa menggapai impiannya adalah dia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Terburuk: antagonis kecil ingin hidup
FantasíaTerbangun sebagai antagonis dari novel sudah biasa, tapi mengalaminya secara langsung bukanlah hal biasa. Terbangun dengan menyandang gelar sebagai Raja Terburuk yang pernah dicatat dalam sejarah dari negeri kecil. Akankah dia bisa merubah nasib to...