BAB 28: QUEST 15# (1)

609 79 39
                                    

Ini hari yang cerah dengan sedikit awan di langit biru. Udara yang minim polusi dengan bendera segitiga berwarna-warni yang biasanya ada disetiap festival. Kemeriahan kembang api menjadi pertanda peresmian hari jadi Kerajaan Inej yang bersamaan dengan lahirnya Raja mereka.

Setelah Raja mereka menikah dengan saudari Kaisar perubahan besar bisa dirasakan. Sejak setelah digelar pesta pernikahan tidak ada satu pun darah yang menetes di alun-alun ibu kota. Dimana tempat itu menjadi hukum publik. Memberikan contoh bagaimana pelaku yang membuat Frederick kesal pantas mendapatkan kematiannya.

Semua warga yang beruntung bisa melihat Raja mereka yang terpaksa mereka percayai itu. Frederick datang dengan caranya sendiri seperti dalam ingatan Tokoh Frederick kecil melihat sosok ayahnya berdiri di podium.

Kata sambutan yang ramah dan bijaksana menjadi pembukaannya dan berlanjut jamuan besar hingga esok harinya hari yang dinanti para pejabat akhirnya datang.

Hari perburuan.

Acara ini sekaligus menjadi ajang mencari pasangan. Dengan membawa hasil buruan yang baik kepada orang yang dia sukai dan jika orang yang dia sukai menerimanya, maka itu akan membuktikan nilainya dimata keluarga. Sedangkan untuk seorang gadis bangsawan yang sudah memiliki orang yang dia sukai. Mereka bisa membuat sapu tangan hasil kerajinan tangan mereka kepada pria yang mereka sukai.

Frederick yang tengah bersiap di dalam tenda menadapat kunjungan yang cukup mengejutkan.

"Frederick."

"Yang Mulia." Frederick perlahan berbalik dengan sarung tangan yang sepenuhnya belum dia pasang. Memberikan senyuman ramah khasnya kepada sang wanita yang adalah tokoh utama dalam cerita 'Kaisar Astoria'.

Astoria mendengus geli mendengarnya. Tak bisa menahan tarikan dari sudut bibirnya. Dengan balutan pakaian berlatih. Astoria nampak sangat tangguh. Warna merah yang dipadukan dengan warna hitam dan putih sangat cocok untuknya. Matanya yang tajam sedikit melembut saat ini.

"Apa? Jangan harap aku memberimu sapu tangan ya," ketus Astoria yang ingin melihat wajah kecewa Frederick yang tidak dia dapatkan.

"Tidak perlu. Bahkan dengan menutup mata saya bisa membawakan hasil buruan raksasa untuk Anda."

"Pfftt, lucu sekali." Astoria tertawa kecil mendengarnya. Melihat kepercayaan diri Frederick yang tidak masuk akal adalah salah satu hiburannya. "Kalau begitu, jangan mati."

"Anda juga."

Mungkin dimata semua orang ini aneh. Mereka sepasang suami istri sesumpah. Astoria yang tak memberikan sapu tangan untuk Frederick, begitupun juga Frederick yang bahkan tak berniat berburu untuk acara hari ini.

Mereka berdua tidak bodoh. Astoria mengetahui jika acara ini akan menjadi salah satu waktu yang pas untuk mengirimkannya pembunuh bayaran lainnya.

"Hei, jangan lupa bawa si batu itu bersamamu. Aku tidak ingin dekat-dekat dengannya." Yang dimaksud Astoria adalah Torin. Mereka mungkin sudah menjadi rekan. Rekan dalam hal berlatih bertarung saja.

"Baiklah, ada lagi?"

"Dan jangan terlalu banyak tersenyum. Senyummu itu menyebalkan."

Frederick tetap mempertahankan senyumannya setelah melihat sosok Astoria keluar dari tenda dengan wajah tegasnya. Menunjukkan pada dunia jika dia bukan Astoria yang gila atau pun lemah. Seakan terlahir kembali. Kekuatan suci itu membawa banyak perubahan bagi Astoria.

Mulai dari auranya, tinggi badan, hingga bagaimana seseorang akan langsung merinding karena kekuatan Astoria yang meningkat pesat setelah berlatih banyak dengan Torin.

Apa yang mereka berdua tidak ketahui adalah pembicaraan mengenai hubungan mereka berdua yang semakin terlihat baik membuat rakyat mereka senang. Rasa gemas terhadap pasangan Raja dan Ratu membuat mereka terhibur. Lihat bagaimana Raja mereka yang ramah dengan Ratu yang berwajah dingin dan tegas itu. Perpaduan yang sangat cocok

Bahkan ketika sesaat sebelum Frederick memasuki kawasan hutan untuk berburu. Mata para wanita yang sering menjadi sumber informasi gosip bisa menangkapnya. Frederick menatap Astoria dengan yakin dan mendapatkan anggukan kecil dari Astoria.

Lihat interaksi kecil yang menggemaskan itu. Ini akan menjadi buah bibir dikalangan mereka.

Astoria bersiap melakukan lomba panahan dengan wanita bangsawan lainnya. Astoria yang ingin mengambil anak panah yang dia inginkan kalah cepat dengan tangan dengan cat berkuku merah itu.

"Punyaku!" ketusnya yang tahu jika pasti apa yang Astoria pilih itu yang terbaik.

Astoria tidak ingin bertengkar dengan anak kecil hari ini. Ada banyak mata yang mengintainya seperti hewan buas yang siap menerkam. Bukan hanya ada di hutan saja, tapi di dalam kamp ini ada hewan buasnya.

Olivia. Wanita itu termasuk kategori semut kecil dimata Astoria. Lagi pula wanita itu terlalu percaya diri sekali ingin menyainginya yang merupakan istri sah Frederick. Bukannya dia mau mengakuinya, tapi itu fakta yang semua orang tahu. Bahkan Frederick yang semua orang kenal sangat berbeda dengan apa yang Astoria kenal.

Gelar Raja Terburuk itu tidak bisa diganggu gugat, batin Astoria mengingat informasi yang dia dengar dari pada pelayan dan perkataan Torin serta Bernad secara langsung. Semua pejabat negara sedang dalam keadaan stress berat karena sikap Frederick yang tegas dan memberikan tekanan kerja yang sangat tinggi setelah mereka selalu bermalas-malasan.

Dalam perjalanan Frederick yang menyusuri hutan bersama perdana menteri dan Torin. Frederick yang asli tengah bersembunyi jauh di atas mereka semua. Mengaktifkan kekuatan persepsinya secara maksimal. Melihat dan mendengar semua gerak-gerik semua makhluk hidup dalam radius sepuluh kilometer jauhnya.

Cakupan ini cukup dan mengingat dalam acara ini juga ada beberapa penyihir ahli dan para kesatria yang mengawasi sepanjang sesi acara.

Frederick melihat acara untuk para wanita berjalan baik hingga langit berubah warna sedikit kuning keemasan.

Kenapa Astoria mau mengikuti Olivia masuk ke dalam hutan?

Frederick yang sudah diam seharian memutuskan bangkit. Menggerakkan sendinya dan menghilang secepatnya hembusan angin.

Tidak perlu mengkhawatirkannya klonnya. Ada Torin dan perdana menteri bersamanya. Klon hanya memiliki setengah kekuatan saja, tapi itu sudah cukup untuk menghindar dan melarikan diri seperti selayaknya karakter dari Tokoh Frederick.
.
.
.
Maaf cuma dikit untuk kali ini karena aku sedang pusing mikir tugas semuanya. Jadi, tolong komen dan hibur aku 😭

Terserah deh kalian komen apa aku bakal jawab 🥲

Frederick: "Oh, kasihan sekali Author-nim ini." Menatap Author dari atas dan memberikan tatapan main-main.

Author: "Pergi ga lu_-💢"

Makasih ya udah mau singgah dan baca cerita Raja Terburuk ini~ ^^

See you next chapter guys 👋😽

Raja Terburuk: antagonis kecil ingin hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang