BAB 15: AWALAN YANG BAGUS (3)

738 96 6
                                    

Semua persiapan sudah siap. Hanya tinggal menunggu Astoria datang dan mempermalukannya seperti yang ada dalam rencananya. Semua orang tengah asik mengobrol dengan fraksi mereka masing-masing. Terlebih Olivia yang terlihat sangat mencolok dengan berpenampilan dewasa, tapi anggun. Sebagai tokoh utama dia harus mencolok tentunya.

"Wow, apa itu Yang Mulia Ratu?"

"Hei, berikan salam padanya."

Mendengar bisikan yang mulai ramai Olivia menatap arah pintu. Betapa terkejutnya Olivia melihat Astoria yang nampak lebih menawan datang memakai jubah kebesaran raja milik Frederick.

"Salam kami berikan kepada Yang Mulia Ratu Kerajaan Inej."

Astoria dengan elegen mengangkat tangannya untuk menyudahi sikap membungkuk dan salam mereka semua. Tentu saja Olivia yang sebagai kekasih Frederick tidak akan membungkuk kepada Astoria.

Astoria yang menyadari itu berkata, "Kau yang di sana. Kenapa diam saja?"

Semua orang menoleh dan menatap arah mata Astoria. Tepat di sana ada Olivia berdiri dengan panik. Dia mengepalkan tangannya dan ingin sekali menarik rambut Astoria saat ini juga.

"Kenapa diam? Membungkuklah," seru Astoria menatap rendah Olivia yang hanya seorang putri dari seorang Baron. Frederick juga sudah memberinya informasi yang penting. Status Olivia sejak lama tidak akan pernah berubah. Yang memiliki status tertinggi di ruangan ini adalah Astoria Aldrich Nafis nee Von Stein.

"S-salam saya berikan kepada Yang Mulia Ratu." Olivia benar-benar muak dan membungkuk seperti yang Astoria inginkan. Melihat itu Astoria menyinggung senyuman dan mengalihkan pandangannya memberikan kata sambutan untuk semua tamu.

Sebagai orang yang dicap sebagai gila. Astoria tidak akan bodoh tidak mempersiapkan dirinya dalam menyambut para istri tamu bangsawan yang datang.

Melihat Astoria mengambil alih perannya membuat Olivia kesal. Terlebih jubah kebesaran yang belum Astoria lepas membuat kemarahan Olivia semakin tinggi. Teman Olivia yang menyadari Olivia akan melakukan sesuatu yang bodoh mencegahnya, tapi Olivia yang keras kepala tak menghiraukannya dan mendatangi Astoria yang tengah bercengkrama dengan para tamu dan hendak melepas jubahnya.

Meskipun mereka dalam rumah kaca, di sini hangat dengan penyihir kerajaan yang Frederick suruh menghangatkan area tempat menjamu para istri dan kekasih pejabat.

"Kau mencurinya."

Mendapatkan pernyataan mendadak itu tidak membuat Astoria panik. Dengan tenang Astoria berkata, "Tidak, Yang Mulia sendiri yang memberikannya."

Olivia yang tidak mau menyerah menyilangkan tangannya dan berkata dengan mata yang menelisik dari atas ke bawah, "Mana mungkin Yang Mulia memberinya ke wanita yang gila sepertimu."

Keadaan semakin memanas dan semua orang menjaga jarak dari kedua wanita yang berstatus Ratu dan kekasih Raja Frederick.

"Kalau tidak percaya tanya saja sendiri kepada, Yang Mulia."

"Pembohong. Kau tahu kan hukuman orang Pembohong di negeri ini apa?"

"Anda juga tahu hukuman dari seorang penyebar fitna juga, kan?"

"Ugh! Berikan padaku. Jubah itu seharusnya aku yang pakai." Tangan Olivia terangkat dan ingin menarik hak miliknya sejak awal.

Untuk kali ini Astoria ingin egois. Ini miliknya. Sejak awal Frederick terlihat sudah menunggunya dan datang langsung memakaikan untuknya. Pria itu sengaja ingin membuat keributan ini ternyata. Tapi, dengan senang hati Astoria akan meladeninya. Kapan lagi Astoria bisa mempermalukan Olivia dengan kebenaran yang sulit dia tolak.

Raja Terburuk: antagonis kecil ingin hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang