BAB 53: RASA SAKIT (3)

335 55 22
                                    

Setelah terbang sejam penuh. Frederick memutuskan untuk beristirahat diwilayah hutan. Hutan memang tempat teraman dan entah diwilayah hutan mana Frederick saat ini.

Frederick mengambil air disumber terdekat. Mengintip berapa banyak uang yang Drystan berikan padanya dan dengan marah Frederick membuang kantong itu dengan kekuatan anginnya tanpa sadar.

Ding!

[TERDETEKSI ANDA NAIK DARAH.]

"Diam!"

Sia**n, bagaimana aku bisa memberikan informasi gratis kepada Drystan?!

Semua koin yang Frederick bawa kembali telah berubah menjadi koin perunggu. Tidak ada koin emas. Semua itu hanya uang receh saja. Itu menjadi alasan kenapa Drystan masih bisa berhemat begitu banyak karena dukungan Caspian.

Sia**n, ayo kita hentikan pasokan batu mana ketika sudah turun takhta.

Apa yang Caspian mau adalah batu mana yang ada dalam labirin dan hanya Frederick yang bisa mengambil dan keluar masuk sesuka hati dari sana. Bahkan ketika Caspian saja menyentuh batu mana itu secara langsung. Kekuatannya langsung melemah dan wujud aslinya langsung terlihat.

Suaran rintihan dan gumaman tidak jelas tiba-tiba terdengar semenjak Fredrick memikirkan pasangan Astoria dimasa depan.

"Berisik! Diam kau!"

Hal yang Frederick paling benci di dunia ini adalah seorang penipu dan dia baru saja ditipu oleh Drystan dengan semua koin perunggu itu. Frederick bersumpah. Siapa pun orang yang mengganggunya ini dengan menggunakan bahasa kuno akan menjadi samsak Fredrick hari ini.

Karena kesal. Frederick mendatangi sumber suara dengan melayangkan tubuhnya dan sumber itu berada dari balik batu besar yang sangat jauh dari sumber air. Jika dia lihat lebih teliti lagi. Kantong yang baru saja Frederick lempar membuat retakan dalam seperti pola jaring laba-laba dipermukaan batu besar itu.

"T-tolong."

Suaran rintihan yang terdengar bersaman seperti geraman itu memakan bahasa kuno. Bahasa yang digunakan semasa Kaisar Xenon masih berkuasa.

Frederick yang masih kesal memungut kantong itu dan menaruhnya ke dalam kantong spasial yang ringan sekarang.

Sekalipun uang, tetap uang.

Frederick mengitari batu besar itu dan tak menemukan siapa pun. Aneh.

"Tolong."

Lagi. Suara itu meminta lagi.

Pandangan Frederick menyapu sekitar kawasan hutan. Tempat ini kemungkinan besar akan rata oleh serangan monster dimasa depan.

"Tol —!"

Frederick yang masih kesal lekas mengeluarkan kekuatan petirnya dan memukul keras batu besar disampingnya.

"Akhhh!!!! Sakit bodoh!"

"Kau yang bodoh!"

Sekali lagi Frederick memukul batu itu dan membalas suara itu yang baru dia sadari berasal dari batu itu sendiri. Frederick menatap batu besar itu dengan heran. Sekarang seperempat batu itu sudah rusak.

Rasanya ini tidak asing.

Frederick kembali membaca novel 'Kaisar Astoria' dalam pikirannya. Salinan itu sangat berguna dalam situasi seperti ini. Jika Frederick ingat. Situasi ini Astoria pernah alami dimasa depan dan itu berada sekitar di bab seratusan akhir, kalau tidak salah.

"Ketemu."

Dalam bab 189. Astoria menemukan batu besar yang diyakini adalah batu luar angkasa yang sudah ada sejak lama di tanah ini. Astoria dan kelompok yang tengah istirahat membangun kemah di tanah yang diperkirakan awalnya adalah sebuah hutan lebat, tapi kini sudah rata karena serangan monster.

Astoria yang belum sepenuhnya membangkitkan kekuatannya mendengar suara aneh yang tidak bisa dia mengerti bahasanya. Suara itu berada dari batu besar itu. Karena rasa penasaran Astoria mendekat dan situasi hampir sama seperti Frederick kecuali dimana Fredrick memukul batu besar itu.

"Oh, betapa beruntungnya aku hari ini. Drystan, aku mendapatkan harga yang lebih baik daripada koin-koin mu itu."

Batu besar yang ada di depan Fredrick adalah sebuah segel. Jauh dibawahnya ada sosok yang kuat sudah berumur ribuan bahkan jutaan tahun yang akan menjadi sekutu Astoria yang lain dimasa depan.

"Kau, bocah bodoh! Kau menyakitiku! Kau pikir kau siapa, hah?!"

Frederick mendengus geli. Orang tua di dalam sana memang sombong dan sangat kuat juga. Lagi pula situasi Astoria dan Frederick sangat berbeda. Astoria yang dirayu terus menerus dengan lembut dan penuh godaan berbalik dengan Frederick yang dimaki sekarang.

"Plot armor itu memang curang." Dan aku iri.

Setiap protagonis memiliki plot armor yang begitu mempesona Bahkan bagi musuhnya sekalipun. Bahkan Caspian saja setelah menghabiskan waktu sebulan bersama Astoria di Kerjaan Inej saja langsung mendukung Astoria meskipun tak mengucapkannya.

Kali ini. Frederick tidak akan menolong seperti Torin. Biarkan Astoria dimasa depan melakukannya sendiri. Dengan begitu pesan yang dibawa orang tua itu bisa langsung dia katakan di depan Astoria.

Frederick tidak ingin terlibat lebih dalam lagi.

Tapi, bermain sedikit tidak ada salahnya, kan?

Suara itu sejak awal tidak berhenti memakai dan mengatainya bodoh. Kesabaran seseorang juga ada batasnya. Akan tetapi, ini khusus hanya kepada orang tua yang sudah disegel sejak era Xenon lain ceritanya.

Frederick mengangkat tangannya cukup tinggi dan membuat bayangan pedang yang cukup besar berukuran dua meter dan menebas pinggiran batu besar itu.

"Argh! Bodoh! Orang bodoh!"

Sekali, dua kali, sepuluh kali. Frederick tersenyum bahagia mendengar rintihan itu. Setelah puas menebas Frederick merasa amarahnya sudah menimbun kini sudah terangkat.

Ketika Frederick berbalik dan berniat untuk pergi. Suara orang itu itu masih bisa Frederick dengar.

"Huft, sudah selesai."

Bukan Fredrick namanya jika tidak bermain lebih lama lagi. Frederick mengirim kekuatan petirnya sebesar 100 juta volt dan langsung membuat batu besar ukurannya berkurang banyak. Menyisakan seperempat saja.

Ukurannya yang awalnya sebesar lima meter lebih kini hanya tersisa satu meter tidak lebih.

Frederick tersenyum melihat mahakaryanya. Frederick memutuskan pergi setelah mengatakan.

"Orang aneh. Patas saja disegel."

Itu adalah bahasa daerah yang sering Frederick gunakan dikehidupan sebelumnya dan suara retakan terdengar. Frederick berbalik dengan keringat dingin didahinya.

Tidak mungkin, kan?

Segel itu lepas.
.
.
.
Author: "SELAMAT! ORANG YANG TIDAK BERUNTUNG DALAM CERITA INI JATUH KEPADA..... FREDERICK! YA TIDAK ADA HADIAH. TERIMA NASIBMU SAJA, HAHAHAHAHA!!!!"

makasih ya udah mau singgah dan baca cerita Raja Terburuk ini ~^^

See you next chapter guys 👋😽

Raja Terburuk: antagonis kecil ingin hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang