BAB 44: SETENGAH JALAN TIDAK ADA (2)

440 60 39
                                    

'Raja Terburuk '

'Raja Pengecut Dari Barat Daya'.

Julukan yang Frederick dapatkan terbaru adalah Sang Tiran karena mengingat eksekusi publik kala itu. Memikirkan julukan Raja Pengecut membuatnya senang. Terlebih rencananya yang akan terealisasikan tak lama lagi membuat tak bisa berhenti tersenyum. Membayangkan semua kebun tomat, timun, semangka yang nanti Frederick tanam dan panen di musim panasnya membuatnya merasa hati ini menggebu-gebu.

Frederick rela bekerja keras lagi hanya untuk impiannya yang Astoria sebuah mimpi gila dan aneh.

"Mimpi yang gila butuh usaha yang gila."

Kalimat itu yang selalu Frederick katakan dan membuat Astoria semakin menatap Frederick dalam. Dari wajahnya sudah bisa menebak apa yang Astoria pikirkan.

"Apa otakmu sudah rusak?"

Bahkan Torin hanya bisa tersenyum dan mengangguk pasrah. "Apapun itu. Anda pasti bisa meraihnya."

Ya ampun, hanya kau saja Torin yang mengerti diriku, batin Frederick yang sedikit terharu mengetahuinya, tapi nyatanya Torin hanya bisa membayangkan Frederick kemungkinan besar bisa bertambah kaya dengan bebas berjudi kesana kemari dan jika ada yang ingin mencuri uangnya. Frederick tinggal melemparnya menjadi pakan ternak di Hutan Lida.

Mengerikan, batin Torin yang menyadari kengerian Frederick yang dari balik julukannya yang begitu berbanding terbalik dengannya.

"Ahh~ hari yang cerah." Untuk taruhan lagi.

Frederick tersenyum tipis membayangkan semua pundi-pundi uang yang sangat cepat bisa dia kumpulkan di hari yang cerah ini. Mereka bertiga berada di pavilium dalam istana. Dengan rindangnya pohon willow dengan dahannya yang turun ke bawah dan terlihat sangat indah ketika musim dingin, seperti tetesan air yang membeku jika di lihat dari dekat.

Di hari yang cerah tiba-tiba anak panah melesat melewati wajahnya. Frederick terbeku diam dengan senyuman tipis yang masih dipertahankan.

Apa?

Keringat dingin mulai muncul. Satu persatu sekelompok orang yang menutupi wajahnya dan berpakaian serba gelap mulai melompat mendekat. Terus mengirimkan anak panah dan berganti belati dan pedang ketika sudah dekat.

Yang benar saja dihari secerah ini!

Frederick hanya bisa berteriak dalam diam. Sedangkan Torin lekas bergegas maju ke depan melindunginya dan Astoria lekas bangkit dan melumpuhkan bahkan menahan musuh yang menyerang.

Frederick hanya bisa tersenyum masam melihat percobaan pengiriman pembunuh yang gagal hari ini. Melihat Astoria bisa bertahan membuat Frederick sadar.

Pelatihan dengan Torin membuahkan hasil.

"Anda masih lemah, Yang Mulia."

"Hah? Hei! Aku sudah menahan tiga orang dan kau kata lemah! Aku sedang berusaha juga disini!" Astoria menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap Torin dengan tidak terima dan memberi ekspresi ejekan juga.

"Masih meninggalkan bekas." Melirik luka sayatan yang seketika langsung sembuh dengan kemampuan alami Astoria.

Astoria mendecih dan memalingkan wajahnya. Melihat itu Frederick hanya bisa tersenyum masam. Keduanya masih sama bertengkarnya seperti dalam cerita.

Sungguh harmonis.

Tapi, yang tidak Frederick ketahui ada serigala kesepian dan rubah safana yang saling beradu tatap tak mau kalah.

"Hoo, tentu saja Torin yang perkasa dan bisa segalanya mau apa?"

"Oh, Yang Mulia Ratu, kecil Anda yang seperti ranting itu akan kesusahan bertarung kedepannya. Biarkan Torin ini saja melakukannya."

Raja Terburuk: antagonis kecil ingin hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang