Chapter 7: Promises and Loyalty

56 12 2
                                    


13 years ago..

Pendeta Lyreth, orang yang dipercaya Putri Cherlyn untuk menyegel para raksasa kegelapan, mendapat tugas untuk menemukan para kesatria kerajaan yang telah dikirim ke masa ini untuk bereinkarnasi tanpa mengingat masa lalu mereka. Lyreth menjelajahi seluruh penjuru dunia untuk mencari kelima kesatria itu. Dia telah berjanji kepada sang putri dan bertekad untuk menemukan mereka sebagai bentuk kesetiaannya terhadap sang putri.

2 tahun berlalu, akhirnya Lyreth tiba di Eldora. Saat berjalan di hutan, dia melihat seorang anak kecil duduk sendirian sambil menangis di bawah sebuah Pohon Ek. Lyreth menghampirinya. Dia membuka tudung dari jubah peraknya dan membiarkan rambut panjang keperakannya tertiup angin. Dia menatap anak itu dengan mata birunya.

"Nak, apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?" Kata Lyreth sambil membelai rambut anak itu dengan lembut.

"Hiks.. hiks.. Aku tersesat, Nyonya. Aku tidak tahu caranya pulang." Katanya, masih terisak karena menangis.

"Tidak apa-apa. Sudah, sudah, jangan menangis. Di mana rumahmu? Akan kuantar kau pulang." Katanya, tersenyum sambil menghapus air mara anak itu.

"Hiks.. Aku tidak tahu di mana aku tinggal. Aku tidak ingat.. hiks.." Dia terus menangis.

Tiba-tiba Lyreth merasakan gelombang keakraban saat melihat anak itu. Perasaan yang sama saat dia pertama kali melihat dan mengenal Ryu, kesatria tertua dari 5 kesatria Putri Cherlyn.

"Kalau begitu, apakah aku ingin ikut denganku?" Katanya, tersenyum.

Anak itu terkejut dan segera menghapus air matanya.

"Apakah boleh?" Kata anak itu, masih tersisa sedikit air mata di pipinya.

"Tentu saja. Kita pergi sekarang?" Lyreth tersenyum, menawarkan tangannya kepada anak itu.

"Ya, Nyonya." Dia meraih tangan Lyreth dan berjalan bersamanya.

Setelah merasa menemukan kesatria pertama itu, Lyreth terus menemukan beberapa kesatria lain. Dia menemukan reinkarnasi dari Kaguya di Syrinx. Setahun kemudian, dia menemukan reinkarnasi dari Lucca di Azoria. Setelah beberapa bulan, dia menemukan reinkarnasi dari Akira yang merupakan kesatria termuda di Vellera.

Setelah menemukan keempat kesatria itu, dia membawa anak-anak itu ke Land of Light. Lyreth percaya bahwa anak-anak itu adalah jiwa yang terpilih melihat perkembangan dan kekuatan mereka masing-masing. Mereka terpilih menjadi Ultraman New Generation. Dia meminta Ultraman King untuk menjaga keempat anak itu saat dia pergi mencari reinkarnasi dari Astro.

Saat Lyreth kembali menjelajah Bumi untuk menemukan reinkarnasi kesatria terakhir, dia mendengar kabar bahwa salah satu Ultraman termuda melarikan diri ke Bumi. Lyreth curiga bahwa ialah yang dia cari. Dia menyanggupi permintaan Ultraman King dan mencari anak itu.

Akhirnya Lyreth tiba di Lotherian. Dia melacak energi anak itu dengan kekuatan aliennya. Kemudian dia sampai di perbatasan antara kota dan hutan. Berbekal informasi dari masyarakat setempat, dia mulai mencari jejak anak itu lagi. Dia berdiri di depan sebuah hutan yang dijuluki masyarakat setempat sebagai "The Forest of Miracle".

***

10 tahun lalu, Keluarga Tennyson memutuskan untuk berlibur di hutan yang dijuluki sebagai "The Forest of Miracle" itu. Mereka menginap di penginapan yang dikelola Max Tennyson, kakek dari anak mereka. Penginapan itu bernama "Silverdawn Lodgement". Saat itu, mereka memilik anak tunggal bernama Roxanne Tennyson atau sering disapa "Roxy" yang baru berusia 8 tahun. Anak itu adalah anak yang ceria dan suka bermain di hutan.

Saat itu, suatu pagi pada musim gugur, Roxy berjalan-jalan di hutan sendirian seperti yang biasa dia lakukan saat berkunjung di penginapan kakeknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu, suatu pagi pada musim gugur, Roxy berjalan-jalan di hutan sendirian seperti yang biasa dia lakukan saat berkunjung di penginapan kakeknya. Dia melewati jalan setapak. Kemudian dia melihat sekuntum Bunga Azalea merah tertiup angin. Dia berlari ke arah bunga itu ditiup angin. Dia ingin menangkapnya, namun dia tidak bisa walau sudah berjinjit. Tetapi dia tidak menyerah dan masih mencoba menangkap Bunga Azalea itu.

Pada saat itu, seorang anak laki-laki yang juga berjalan di hutan itu melihat Roxy berusaha menangkap Bunga Azalea yang tertiup angin. Anak itu berusia sekitar 11 tahun. Awalnya anak itu berpikir Roxy tidak akan bisa menangkap bunga itu. Namun pikiran itu salah. Dia berhasil menangkap Bunga Azalea itu. Dia mencium aroma bunga itu. Kemudian dia memperhatikan anak laki-laki yang sedari tadi mengamatinya dari balik pohon ek. Tiba-tiba Roxy tersenyum pada anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu tidak mampu menahan senyuman manis yang ditujukan kepadanya. Lalu dia membalas Roxy dengan senyuman tulus di wajahnya. Kemudian Roxy menghampiri anak itu yang masih bersembunyi di balik pohon ek. Setelah itu, dia memberikan BUnga Azalea yang baru saja dia tangkap ke anak itu.

"Ini untukmu." kata Roxy sambil tersenyum.

Anak laki-laki itu ragu-ragu pada awalnya. Namun setelah melihat senyuman dan ketulusan Roxy, dia memutuskan untuk mengambilnya. Dia memberanikan diri dan keluar dari balik pohon ek.

"Terima kasih." dia tersenyum.

Kemudian dia menyisir rambut Roxy ke belakang telinganya dan meletakan bunga itu di telinganya.

"Aku tidak pantas menerima bunga ini. Seharusnya kau yang memilikinya setelah kerja keras yang kau lakukan untuk mendapatkannya." dia menepuk kepala Roxy dengan lembut.

Pipi Roxy mulai memerah, sepertinya dia tersipu pada tindakan Zero.

"Baiklah. Terima kasih," kata Roxy, tersipu.

"Oh ya, ini pertama kalinya aku melihatmu di hutan ini. Namaku Roxanne Tennyson. Kau bisa memanggilku Roxy. Dan.. siapa namamu?"

"A-aku? Namaku Shin Moroboshi. Senang bertemu denganmu." dia tersipu.

"Senang bertemu denganmu juga, Shin-Chan." Roxy tersenyum.

Mendengar Roxy memanggilnya "Shin-Chan", dia bertanya-tanya dalam hatinya. Padahal dia merasa lebih tua darinya, namun kenapa dia memanggilnya demikian?

"Oh ya, apa yang kau lakukan di hutan ini?" tanya Roxy.

Anak itu terkejut, namun tidak mengatakan apa-apa. Kemudian dia memutuskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya dia lakukan di hutan itu.

"T-tidak bukan apa-apa. Hanya berjalan-jalan untuk menikmati keindahan musim gugur." dia tersenyum, mencoba meyakinkan Roxy.

Wind Flower: The Moon Met The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang