!!!WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM BACA!!!
2nd series of The Revenge of The Dark.
30 juta tahun lalu, terdapat kerajaan bernama Athenia. Kerajaan itu memiliki seorang Putri Mahkota bernama Cherlyn Raymond yang memiliki kekuatan cahaya dan kegelapan. D...
Melihat wajahnya, Roxy segera tahu bahwa dia berbohong kepadanya. Kemudian Roxy mendekatinya dan semakin mendekat sampai anak itu terpojok oleh Pohon Ek di belakangnya.
"Aku tahu kau berbohong, jadi katakan saja. Aku akan merahasiakannya." Kata Roxy.
Sepasang mata hijau Roxy yang menatapnya membuatnya tidak bisa mengelak. Kemudian dia mengangguk pelan dan melihat ke bawah.
"Baiklah. Aku akan ceritakan semuanya." Katanya.
Kemudian mereka berdua duduk di bawah pohon ek itu. Roxy duduk di sampingnya, menunggunya menjelaskan semuanya.
"Aku tidak berasal dari sini. Aku alien. Namaku Zero, Ultraman Zero." Katanya, menatap mata Roxy.
"Ultraman Zero? Tapi bukankah kau bilang namamu adalah 'Shin Moroboshi'?" Tanya Roxy, bingung.
"Shin Moroboshi adalah nama manusiaku. Aku kabur dari tempat asalku di Nebula M78 Land of Light. Aku tahu, sangat egois untuk melarikan diri. Tapi aku benar-benar tidak bisa. Aku tidak ingin menjadi ultraman. Mereka terluka dan bahkan ada yang tiada hanya karena melindungi makhluk lain yang bahkan tidak mereka kenali. Aku tidak ingin seperti itu. Aku tidak ingin bertarung dan membawa beban tanggung jawab untuk melihdungi semua orang di alam semesta. Yang kuinginkan adalah hidup damai. Aku memilih Bumi untuk bersembunyi karena tempat ini sangat indah dan damai. Itu alasan sebenarnya aku kemari." Jelasnya.
"Begitu ya. Ini sulit." Kata Roxy, bingung.
"Kau tahu Roxy? Kita baru saja bertemu beberapa menit yang lalu, tapi aku merasa aku bisa mengatakan semuanya padamu. Seakan aku bisa menjadi diriku saat aku bersamamu." Kata Zero, masih melihat ke tanah.
"Benarkah? Um.. aku tidak tahu. Yang kutahu, aku hanya seorang murid sekolah dasar biasa. Aku tidak sebaik itu." Kata Roxy, tersipu.
"Begitu ya. Tapi menurutku, kau adalah orang yang baik dan istimewa. Kau membuat orang lain nyaman di dekatmu. Terima kasih, Roxy." Dia tersenyum, rona merah semakin terlihat jelas di pipinya.
"Umm.. begitu ya," Roxy tidak bisa tidak tersenyum, dia juga tersipu.
"Oh ya, bagaimana aku memanggilmu? Shin-chan atau Zero?"
"Panggil saja Zero." Dia tersenyum.
"Baiklah, Zero." Roxy membalas tersenyum.
Mereka berdua tertawa. Mereka baru saja bertemu, namun mereka sudah menunjukkan tanda-tanda kedekatan.
***
At the Planet Reiblood..
Sementara itu, Darken yang sebelumnya menyerahkan jiwa manusianya di masa lalu masih dilanda kesepian. Dia telah menjadi monster seutuhnya dan dia hanya sendirian di planet mengerikan itu.
"Yang kuinginkan adalah kekuatan, namun ini yang kudapatkan. Aku tidak bisa memiliki apa yang aku inginkan, baik dulu ataupun sekarang." Kata Darken.
"Kau sedih setelah kehilangan kekasihmu?" Tanya Alien Temperor.
Darken terkejut dan segera mengubah ekspresi wajahnya.
"Tidak. Aku hanya sedang merenung di sini. Apakah ada masalah?"
"Ya. Reibatos memberitahu semuanya bahwa kita akan menginvasi Planet Bumi di mana reinkarnasi dari Anak Cahaya dan Kegelapan itu tinggal." Kata Alien Temperor.
Mata Darken melebar mendengar Alien Temperor menyebutkan "Anak Cahaya dan Kegelapan". Dengan cepat, ingatanya tertuju pada Sword yang merupakan Putri Cherlyn yang berubah menjadi Dark Rider. Dia berpikir pada dirinya sendiri bahwa masih ada harapan untuk menemukan reinkarnasi Sword di Bumi yang mereka maksud. Dia mengangguk dan mengikutinya ke markas mereka.
***
Back to the Earth..
Roxy mengajak Zero berjalan-jalan di hutan. Mereka bermain bersama, mengejar kelinci bersama, dan menemukan beberapa hal indah bersama. Setelah berkeliling hutan, mereka menemukan sebuah ladang bunga di hutan itu. Jika diperhatikan, bunga-bunga itu seakan menunduk saat Roxy dan Zero berjalan mendekati bunga-bunga itu. Bunga-bunga itu seperti menghormati sosok gadis kecil berusia 8 tahun itu dan betapa cantiknya dia di usia yang masih sangat muda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bunga-bunga sepertinya malu saat kau berjalan ke arah mereka." Kata Zero, tersenyum saat melihat ke arah Roxy.
"Kenapa mereka harus malu?" Tanya Roxy, menatapnya dengan polos.
"Karena mereka harus berhadapan dengan seorang gadis cantik yang bahkan melebihi mereka." Zero tersenyum, tiba-tiba dia tersipu setelah mengatakan kalimat itu.
Roxy juga tersipu mendengar kalimat pujian Zero terhadapnya. Kemudian dia berkata,
"Aku tidak secantik itu, Zero. Masih ada gadis yang lebih baik dariku di luar sana."
"Sudah kuduga. Hatimu secantik wajahmu, Roxy." Dia tersenyum.
Roxy juga tersenyum. Tiba-tiba sesuatu bergerak di semak-semak. Kemudian dua anak seumuran mereka mengejutkan mereka. Mereka adalah Kris Tennyson, adik sepupu Roxy, dan Chloe Jung, yang merupakan anak dari teman bisnis keluarga mereka.
"Sudah kuduga kau di sini. Tunggu, siapa dia?" Tanya Kris.
"Dia?" Dia menatap Zero.
"Namaku Shin Moroboshi. Senang bertemu dengan kalian." Dia tersenyum, mengulurkan tangan.
"Sama-sama. Aku Kris Tennyson, adik sepupu Roxy." Menjabat tangan Zero sambil tersenyum.
"Dan namaku Chloe Jung. Salam kenal." Kata Chloe.
"Ya, sama-sama."
"Oh ya, aku belum pernah melihatmu di sekitar sini. Apakah kau pendatang?" Tanya Kris.
"Atau kau tamu di penginapan Kakek Max?" Chloe menimpali.
Zero mundur perlahan dari mereka saaat mereka mendekatinya, merasa kewalahan dengan pertanyaan sama yang pernah Roxy ajukan kepadanya.
"Dia pendatang." Kata Roxy.
"Pendatang ya. Baiklah. Kita bisa bermain bersama mulai sekarang." Kata Kris.
"Mari buat beberapa gelang bunga!" Ajak Chloe.
"Ayo!" Roxy setuju.
Sementara itu, Zero hanya bisa tersenyum melihat bahwa dia dikelilingi oleh banyak orang baik di sekitarnya. Dia merasakan kekosongan di hatinya mulai mendapatkan cahaya lagi setelah sekian lama. Kemudian mereka berempat bermain bersama. Mereka membuat gelang dari bunga-bunga yang bermekaran di ladang bunga itu. Mereka bermain tanpa rasa cemas dan curiga di antara mereka. Kehidupan damai menyelimuti hati Zero saat ini. Dia memiliki banyak teman dan mulai melupakan kesedihannya.
"Menjadi seorang ultraman mungkin menyenangkan. Tapi bagiku, menghabiskan waktu bersamamu akan terasa lebih berguna. Kau tahu? Kehilanganmu dalam waktu yang lama telah menyakitiku. Dan sekarang, takdir mempertemukan kita kembali di mana kejahatan bisa mengintai di balik kegelapan." Kata Zero.