Chapter 19: Me or Him?

37 12 1
                                    

Back to present..

Sama seperti hari-hari biasa, hari itupun sama. Zero dan Roxy bertengkar hanya karena hal-hal sepele atau bahkan bertengkar tanpa alasan. Mereka berdua kadang sengaja mencari-cari kesalahan masing-masing karena mereka ingin membuat hal-hal di antara mereka impas.

Suatu hari, wanita tua itu mengajak Zero dan Roxy ke desa. Di sana, mereka bertemu dengan anak-anak desa yang sedang bermain kejar-kejaran.

"Apakah Anda akan mengajak kami bermain dengan anak-anak itu?"Tanya Zero.

"Lihat saja nanti." Jawab wanita tua itu sambil tersenyum.

Kemudian wanita tua itu memanggil mereka.

"Anak-anak, ada yang ingin bermain dengan kalian."

Anak-anak itu mendekati wanita tua itu. Kemudian wanita tua itu berkata, "Ajak mereka berdua bermain bersama kalian ya,"

"Baik Nyonya." Kata anak-anak itu.

Setelah wanita itu meninggalkan mereka berdua bersama anak-anak itu, mereka saling memandang tanpa bicara atau tersenyum. Kemudian anak-anak itu mengajak mereka berdua bermain. Mereka berdua tidak menyadari bahwa wanita tua itu berniat membuat mereka berdua berbaikan.

Anak-anak itu memegang kendali karena mereka mengajak mereka berdua melakukan sesuatu bersama. Hingga pada akhirnya anak-anak itu meminta mereka berdua membuatkan gelang dari manik-manik dan tali. Mereka berdua memang terbiasa membuat gelang untuk satu-sama lain saat mereka masih kecil. Anak-anak itu meminta mereka berdua mengajarkan cara membuat gelang dari manik-manik dan tali.

Saat mereka membuat gelang bersama, anak-anak itu memanggil Roxy dengan Nee-Chan (kakak perempuan dalam Bahasa Jepang) dan Zero dengan Nii-San (kakak laki-laki dalam Bahasa Jepang)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat mereka membuat gelang bersama, anak-anak itu memanggil Roxy dengan Nee-Chan (kakak perempuan dalam Bahasa Jepang) dan Zero dengan Nii-San (kakak laki-laki dalam Bahasa Jepang). Mereka berdua tertawa bersama mendengar anak-anak itu memanggil mereka dengan panggilan tersebut. Secara naluriah, mereka berdua saling berpandangan dan tersenyum ke satu-sama lain lagi.

***

A few moments later..

Setelah anak-anak itu kembali bermain, mereka berdua duduk bersama di bangku. Mereka berdua masih diam dan hanya melihat ke tanah. Kemudian Roxy memecah kesunyian dengan bicara lebih dulu.

"Zero, bagaimana kabarmu?"

Zero terkejut dengan pertanyaannya yang tiba-tiba.

"A-aku baik-baik saja. Kau sendiri?"

"Aku juga baik-baik saja." Roxy tersipu.

Kemudian Zero mencari pertanyaan yang bisa digunakan untuk melanjutkan percakapan mereka.

"Apakah kau masih marah?" Dia bertanya dengan nada cemas.

Wajah Roxy semakin merah. Dia mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Zero.

Wind Flower: The Moon Met The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang