Di rumah Kris, Zero mencoba untuk beristirahat. Namun saat dia menutup mata, yang dia lihat adalah wajah Roxy dan seseorang berambut pirang yang sangat mirip dengannya. Napasnya masih tidak stabil dan sepertinya demamnya semakin parah. Dia bangkit dari kasur dan perlahan duduk. Dia tetap keras kepala meski kondisinya bisa sangat berbahaya. Zero menghela napas panjang dan melihat ke arah jendela. Hari sudah larut. Dia bertanya-tanya bagaimana keadaan Roxy sekarang.
Kemudian dia mendengar ketukan di pintu. Itu Kris. Namun kali ini dia tidak sendirian. Dia bersama Kaho, orang yang merawatnya di ruang medis.
"Kau?" kata Zero dengan ekspresi terkejut di wajahnya.
Kaho juga terkejut melihat Zero. Dia baru tahu bahwa dia adalah salah satu teman Kris.
"Kalian berdua saling mengenal?"
"Um.. bisa dibilang begitu.." kata Kaho pelan.
"Kalau begitu, tolong periksa keadaannya. Aku memeriksa suhu tubuhnya dengan telapak tanganku dan suhunya melebihi normal."
"Kenapa kau tidak memanggil dokter, Kris?"
"Sebenarnya..." Kris mencoba mencari kata-kata yang sesuai agar Kaho tidak mengetahui identitas Zero yang sebenarnya. Dia berpikir sambil menggaruk kepalanya.
"Aku telalu keras kepala.." kata Zero, terus-terang.
"Zero?" Kris merasa bingung. Kenapa dia mengatakan itu kepada Kaho?
"Aku sudah memperingatkannya untuk tidak memanggil dokter. Aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku." katanya, membuang muka.
Mendengar nada bicaranya saja sudah membuat Kris sangat kesal, namun dia berusaha menahannya. Dia tidak tahu bagaimana cara menangani orang yang sangat keras kepala sepertinya. Dia bertanya-tanya setebal apa kesabaran Roxy saat merawatnya.
"Kris, apakah aku boleh bicara dengannya?" tanya Kaho pelan.
"Eh? Kurasa tidak masalah," mendekati Kaho dan berbisik, "Hati-hati, pria itu bisa sangat merepotkan.."
"Aku dengar itu.." kata Zero dengan datar.
Kris terkekeh canggung dan segera keluar dari ruangan itu.
Kaho memperhatikan Zero yang duduk sedang memegangi kepalanya. Kemudian dia duduk di sampingnya dan bertanya, "Apakah kepalamu sakit lagi?"
Zero terkejut, namun menjawab dengan nada tenang, "Sepertinya begitu.."
Kaho masih memandang Zero dengan wajah khawatir. Lalu dia melihat beberapa perban di balik bajunya. Sepertinmya perban itu belum diganti setelah beberapa hari.
"Zero, apakah kau sempat mengganti perbanmu?"
Dia mengglengkan kepala, "Tidak.. aku terlalu sibuk untuk melakukannya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Flower: The Moon Met The Stars
Научная фантастика!!!WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM BACA!!! 2nd series of The Revenge of The Dark. 30 juta tahun lalu, terdapat kerajaan bernama Athenia. Kerajaan itu memiliki seorang Putri Mahkota bernama Cherlyn Raymond yang memiliki kekuatan cahaya dan kegelapan. D...