Chapter 35: Two Sapphires

26 11 1
                                    

Saat tubuhnya menabrak dinding dengan keras, sudut mulut Theo mengeluarkan darah. Jiwa Putri Cherlyn menyerang mereka bertubi-tubi, seolah kekuatan kuno yang tersimpan di dalam tubuh Roxy sebagai reinkarnasi seorang anggota keluarga kerajaan kuno mengendalikannya dan siap untuk membalas dendam atas hancurnya Kerajaan Athenia 30 juta tahun lalu.

"Yang Mulia.. Anda yakin akan melakukan ini kepada rakyat Anda? Bukankah saya juga masih anggota kerajaan Anda?" tanya Theo.

Jiwa itu tidak menjawab dan menyerangnya lagi.

"Kami mempercayaimu dan pasukanmu, namun kau memutuskan untuk bergabung dengan kejahatan. Untuk itu, kau akan membayarnya!"

Mata Roxy yang dikendalikan jiwa Putri Cherlyn masih bersinar dengan warna biru cerah. Perlahan cahaya keemasan di sekitar sang putri mulai melemah. Kekuatan kuno itu belum cukup untuk dibangkitkan menggunakan tubuh lemah Roxy saat itu. Tiba-tiba jiwa Putri Cherlyn kembali ke dalam tubuh Roxy sehingga Roxy jatuh ke tanah, pingsan.

Pasukan Aokage yang berhasil bertahan menghadapi kekuatan Putri Cherlyn terkejut melihat Roxy jatuh pingsan di tanah. Sepertinya jiwa Putri Cherlyn melemah di tubuhnya saat itu, setelah menggunakan kekuatan kuno yang belum sempurna. Mereka mengelilingi tubuh Roxy. Kemudian Theo berjalan mendekatiya sambil memegangi lengan kanannya yang terluka.

"Gadis ini lebih kuat dari yang kuduga. Bawa dia ke altar seperti yang diperintahkan Kaisar. Kita harus menunggu sampai bulan purnama sebelum gadis ini berhasil melarikan diri lagi." perintah Theo.

"Siap!" jawab pasukannya dengan cepat.

***

Sementara itu, Zero tidur di kasur setelah Kaho menganti perbannya dan memeriksa kondisinya. Lukanya belum sembuh dan bahkan sulit untuk pulih dalam waktu dekat. Dia memang tidak membiarkan dirinya untuk istirahat beberapa hari ini. Dia memaksakan diri untuk bertarung dan mencari keberadaan Roxy.

Kemudian Kris dan Mirai masuk ke ruangan itu.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Mirai.

"Dia baik-baik saja sekarang. Dia mengalami kelelahan yang cukup untuk membuat kondisinya menjadi tidak stabil. Luka-lukannya membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih sepenuhnya. Namun setidaknya, dia bisa tidur sekarang." jelas Kaho.

"Baguslah kalau begitu." kata Mirai dengan menghela napas lega.

Lalu Kris mengamati tubuh Zero yang dibalut perban. Kemudian dia menyadari bahwa Zero menggenggam sesuatu di tangan kanannya Dia bertanya-tanya benda apa itu hingga membantunya tidur begitu nyenyak. Mirai tiba-tiba menyadari sikap Kris yang terlihat bingung dan penasaran.

"Ada apa, Kris? Kau melihat sesuatu yang aneh?"

"Oh, tidak. Hanya saja, apa yang dia pegang hingga bisa tidur senyenyak itu?"

 Hanya saja, apa yang dia pegang hingga bisa tidur senyenyak itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wind Flower: The Moon Met The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang