15

5.3K 341 8
                                    

Sekarang diriku berada di dalam kereta kuda milik kediaman Derren yang biasa kutumpangi itu mulai meninggalkan istana kerajaan dengan tujuan pulang ke rumah tentunya. Sebelum itu Derren mengatakan padaku bahwa ia telah berpamitan kepada sang tuan rumah terlebih dahulu.

Padahal aku masih ada satu tujuan yang belum kutuntaskan. Yaitu melihat secara langsung rupa wanita yang menjadi tokoh utama di dunia novel ini. Tapi, aku hanya bisa pasrah karena malas mendebatnya dan tenagaku tidak cukup banyak untuk bisa ngotot padanya mempertahankan keinginanku yang satu itu.

Hampir saja kelopak mataku menutup karena memang diriku sangat mengantuk sebab perjalanan ini tidak mungkin akan cepat sampai tujuan, tapi tiba-tiba seseorang memanggil namaku dan baru menyadari jika kereta ini berhenti berjalan. Kepalaku pun melongok keluar dari jendela kereta lalu mendongak untuk menatap wajah sang empu.

"Ada apa?" tanyaku padanya. Pria itu masih diatas kudanya.

"Kediaman Marquess Marion sudah dekat dari sini, Duchess. Dan Duke memutuskan untuk mampir ke sana," ucap Hugo memberitahu.

Tapi kini diriku ingin sekali garuk-garuk kepala karena memang tidak mengerti siapa yang sedang dimaksudnya itu. "Ya, lalu kenapa?" jawabku sekenanya.

"Tidak, hanya saja saya ingin memberitahu pada Anda. Dan saya yakin alasan Duke ingin mampir ke sana itu untuk Anda, Duchess!" jawabnya.

"Apa maksudmu, Hugo?" Dahiku berkerut. "Ya, ya baiklah apapun itu, kalau begitu yang terpenting cepat sampai di sana! Aku mau menumpang tidur di sana karena mataku ini sudah sangat berat jika dipaksa untuk bangun!"

Aku tidak peduli dengan siapa Marquess Marion yang dimaksud oleh pria itu, tapi yang kutahu sekarang aku membutuhkan tidur karena aku sangat yakin bahwa mataku sekarang sama seperti panda. Dan penyebabnya sudah pasti karena hal semalam yang sampai membuatku terjaga.

Yah, tentang kejadian semalam itu tidak perlu diungkit lagi karena sudah cukup membuatku ingat tanpa perlu diingat hanya dengan sekilas melihat wajah menyebalkannya.

***

Aku baru menyadari jika harusnya gelar Duke adalah gelar kebangsawanan untuk seorang pangeran atau putri dari suatu kerajaan yang sudah cukup umur. Yang kemudian mereka akan diberikan kewenangan untuk memerintah sebuah wilayah yang telah diserahkan kepada mereka.

Namun, permasalahannya di sini setahuku Derren bukanlah pangeran yang nanti akan mewarisi tahta, seperti Asher ataupun Ashlan. Tapi Derren malah memiliki gelar itu di depan namanya. Mungkinkah Derren masih memiliki hubungan kerabat dengan keluarga kerajaan dan masih ada garis keturunan raja terdahulu?

Atau kemungkinan kedua bahwa Derren memiliki gelar Duke karena prestasi dan pencapaiannya di kerajaan ataupun bisa juga karena keahliannya dalam suatu hal, seperti dalam bidang politik, militer ataupun ekonomi. Jadi karena itu Raja Arthur memberikan gelar tinggi kepada Derren dan memberikan wilayah Lamelia kepadanya?

Okay, aku bukanlah seorang politikus! Jadi, tidak perlu repot-repot memikirkan hal tentang politik pemerintahan.

Tapi, bicara tentang gelar bangsawan, Marquess merupakan gelar kebangsawanan yang berada satu tingkat di bawah gelar Duke. Marquess merupakan pemimpin wilayah yang terketak di perbatasan kerajaan karena memang mereka telah diberi kecepercayaan untuk menjaga wilayah itu.

Dan dia, seorang pria paruh baya yang berdiri di hadapanku ini adalah sang Marquess Marion—Ayah dari Camilla.

Sebelumnya aku sempat terkejut ketika pria paruh baya ini memelukku sambil menanyakan bagaimana kabar putrinya setelah kurang lebih dua bulan ini berada di kediaman suaminya, yang tidak kutahu ternyata yang dimaksudnya adalah diriku. Bahkan Austin saat ini juga berada di samping sang Ayah menyambut kedatanganku, ah tidak, lebih tepatnya Camilla.

Duchess LouisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang