Happy New Year!!! 🎉
Selamat Tahun Baru semua🎉Happy Reading
********************************
"Dia kenapa?" Mataku meliriknya yang bangkit dari tempatnya setelah mengucapkan selamat malam. Sampai pria itu menghilang dari balik pintu, aku masih tetap di kursiku lalu mengulurkan tangan untuk mengambil buah berbentuk bulat kecil berwarna hijau di piring kaca. "Apa dia marah lagi kepadaku? Tapi kenapa, apa salahku kali ini? Astaga!"
"Tapi, sekarang aku sedang malas membujuk paman tua itu, jadi besok saja jika aku tidak sibuk," gumamku sambil mengusap perut yang terhalang kain dengan gerakan memutar.
"Apa duchess mengatakan sesuatu?"
Kepalaku menoleh ke arah sumber suara, seorang wanita, belum terlalu tua—kemungkinan dia juga salah satu pelayan Derren di rumah ini. "Ya, tapi lupakan! "
"Apa Anne masih di kediamannya?" lanjutku bertanya.
"Benar, duchess. Mungkin besok ia akan kembali melayani nyonya."
Aku hanya mengangguk lalu bangkit dari kursi. "Aku sudah selesai dan makanannya enak sekali. Selamat malam!"
Kakiku melangkah menelusuri lorong dengan santai. Masih terlalu awal untuk tidur. Tentang tugas dari Derren untuk segera merekap semua kebutuhan konstruksi jalan raya, aku sedang tidak ingin berurusan dengan itu. Jadi, sekarang aku berencana untuk mengunjungi kamar milik Anne.
Tapi sebelum itu, aku sempat memberhentikan langkahku untuk menanyakan tempat itu kepada pengawal yang sedang berjaga agar tidak tersesat di jalan.
Kemudian seperti arahan yang diberitahukan pengawal tadi, kediaman untuk para pelayan rumah ini letaknya persis di samping kediaman utama—yang ditempati tuan rumah. Bangunan utama dengan kediaman pelayan agaknya terpisah oleh taman yang tidak terlalu besar ukurannya, kiranya hanya untuk kebutuhan estetika.
Yah, aku mengakui jika selama di tempat ini, diriku belum sepenuhnya menjelajahi setiap ruangan yang ada dalam rumah sebesar ini. Aku meringis mengingat bahwa apartemenku sebelumnya hanyalah berukuran kamar Camilla di sini—yang sudah mencakup seluruh ruangan di apartemenku.
Menekan pikiran konyolku bahwa Derren bisa menjadi sekaya ini karena menjual daun ganja dari hektaran tanah miliknya... hm....
Yang benar saja?!
Menampik itu, sebelumnya aku pernah berpikir jika Derren mendapat gelar Duke karena prestasinya untuk kerajaan. Tapi, sekarang aku menyimpulkan bahwa bisa saja ia mendapat gelar tinggi dan harta yang besar karena warisan dari orang tuanya yang juga merupakan bangsawan kaya. Dan itu mungkin saja benar.
Kembali ke tujuan awal. Diriku melangkahkan kaki melewati pintu besar yang merupakan pemisah untuk menuju luar.
Sesaat diriku berhenti melangkah ketika menyadari keanehan bahwa, "sepi sekalii... dan gelap..."
Bangunan kediaman para pelayan memang beberapa langkah lagi ke depan. Tapi, karena suasana malam yang gelap dibarengi dengan angin sepoi yang membelai bulu kuduk semakin menambah kesan horor.
"Baiklah, aku memang takut kegelapan, tapi aku bukan anak kecil lagi yang akan lari tunggang langgang hanya karena takut!" Aku menyemangati diri sendiri.
Menghirup napas dalam....
"Wah, takut kegelapan rupanya, Lucu sekali!"
Seketika tubuhku menengang lalu menolehkan kepalaku cepat persis di samping kananku. Mataku membelalak terkejut setengah mati dengan penampilan sesosok makhluk yang berdiri dan bersandar di samping pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Louis
Historical Fiction"Tentu saja suami nona, Duke Louis. Dan kerajaan Balethiva tentunya. Lalu saya Anne, pelayan nona sejak kecil dan kenapa nona malah menanyakan hal sudah nona ketahui?! Lalu saya tidak mengenal Lisa, apakah ia pelayan baru nona?" jelasnya frustasi. *...