Different

64 7 1
                                    

Yeonjun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Sejak tadi dia tidak mau melepaskan genggaman tangan Yeji dan sibuk senyum-senyum sendiri.

"Kenapa senyum-senyum terus sih? " Tanya Yeji melihat pria yang lebih tua darinya itu.

"Bahagia, " Jawab Yeonjun singkat. Yeji tersenyum pasrah, Yeonjun memang sedang bahagia sekali sejak kemarin Yeji menerimanya dan mereka resmi sebagai sepasang kekasih.

"Tidak menyangka kesini lagi status udah berubah, " Yeonjun menatap kota Seoul dari atas bukit. Ya, mereka ke tempat dimana Yeonjun menyatakan perasaannya waktu itu.

"Aku boleh panggil sayang? " Tanya Yeonjun sambil menatap Yeji dengan bahagia.

"Ih kok pakai tanya?" Yeji memukul dada Yeonjun pelan.

"Hahaha. Siapa tau kan kamu belum siap... Sayangku, " Yeonjun berbisik ditelinga Yeji, membuat gadis itu bergidik.

"Duh aku merinding," Ucap Yeji. Yeonjun tertawa lalu merangkul Yeji.

"Makasih ya Sayang," Ucap Yeonjun lembut.

"Kenapa? "

"Karena sudah berani melawan traumamu, " Yeonjun mencium pucuk kepala Yeji. Yeonjun tau tidak mudah bagi Yeji untuk membuat keputusan. Berbulan-bulan lamanya dia sabar menunggu jawaban Yeji. Bahkan jika butuh waktu bertahun-tahun lagi, Yeonjun akan tetap disisi Yeji, sabar menunggunya.

"Aku yang terimakasih... Itu karena Oppa. Kalau bukan karenamu, aku tidak mungkin bisa melupakan rasa sakit yang terus aku rasakan selama ini, " Jawab Yeji lirih.

"Aku berjanji tidak akan pernah menyakitimu, Yeji, " Yeonjun memeluk Yeji erat. Mereka lalu menikmati malam sambil bercengkrama.

"Malam ini tidur di apart ya?" Tanya Yeonjun sambil mengusap pipi Yeji yang lembut.

"Kalau itu... Aku belum siap, Oppa, " Jawab Yeji. Mukanya memerah seperti udang rebus. Yeonjun menepuk dahi Yeji pelan.

"Kamu mikir apa? Hayo, kamu mikir itu ya?" Goda Yeonjun. Walau menggoda Yeji tapi Yeonjun sebenarnya ikutan salah tingkah. Yeji mikir Yeonjun sudah mau membawa Yeji ke kasur kan. Padahal maksud Yeonjun itu menginap seperti biasa karena mereka kencan semalam ini. Tidur berdua, pelukan saja. Yeonjun juga belum siap mau itu, toh dia saja belum pernah. Dulu kan pacarannya saat sekolah, masih cupu, pacaran saja cuma di sekolah makan bareng ke kantin, duduk bareng dan belajar bareng. Beda sama Yeji yang sudah pernah dengan Hyunjin, bisa dibilang disini Yeonjun yang perjakanya.

"Ih terus ngapain nginap?" Tanya Yeji malu karena sudah salah sangka.

"Ya seperti biasa ini kok, kamu pikir apa Sayang?" Tawa Yeonjun.

"Sini," Yeonjun merangkul Yeji lagi.

"Aku gak akan macam-macam kalau kamu belum siap. Aku tidak akan pernah memaksa," Ucap Yeonjun. Yeji malah merasa perutnya dipenuhi kupu-kupu karena ucapan Yeonjun yang penuh pengertian itu. Yeji membenamkan wajahnya didada Yeonjun. Hal yang sangat dia sukai, menyembunyikan wajahnya dibidangnya dada Yeonjun. Wangi parfum Yeonjun yang sangat Yeji sukai menambah kenyamanan baginya. Membuat semakin betah.

"Janji?" Tanya Yeji.

"Iya janji, pasti itu, " Jawab Yeonjun yakin. Iya dia yakin sih karena dia juga belum ada persiapan. Si amatiran, dia cukup sering menonton film adult selayaknya laki-laki tapi untuk melakukannya dia belum pernah membayangkan akan siap. Apalagi pada gadis yang sangat dia cintai, dia merasa harus ada persiapan agar pengalaman pertama kali mereka berkesan, aman dan pastinya Yeji puas. Nah yang terakhir ini yang membuat Yeonjun ragu, karena kan dia belum pernah, dia takut kalau si gadis tidak puas.

Dear YouWhere stories live. Discover now