Yeonjun mengusap-usap kepala Yeji penuh kasih sayang, membiarkan gadis itu tenang dari isakannya.
"Maaf aku refleks. Aku memang sepanik itu jika melihat darah. Kau boleh tanya Beomgyu, ada staff yang terluka saja aku langsung kelabakan melihat darah. Maaf...maaf, sayang,"Yeonjun mengusap-usap kepala Yeji dan mengecup rambutnya.
Yeji mendorong dada Yeonjun untuk menatap pria itu.
"Tidak apa...kalau ada yang salah, ini salahku. Aku yang membuatmu disini saat kau sendiri tidak mau,"
"Bisa tidak, jangan mengalah terus-terusan? Kapan kau akan bilang pada Karina bahwa kita pacaran?"
Yeji menggeleng.
"Aku mohon...setelah ini pun biarkan ini menjadi rahasia kita,"pinta Yeji.
"Baik. Setelah ini aku akan memblokir nomor Karina,"ucap Yeonjun tanpa ragu. Yeji mengangguk. Apa pun, apa pun asal trip ini bisa berjalan lancar tanpa Karina tau bahwa Yeji dan Yeonjun pacaran.
Namun tentu saja itu tidak seperti keinginan Yeji. Tindakan Yeonjun tadi sudah membuat Karina berpikir bahwa Yeonjun memiliki perasaan padanya. Karina yang sejak tadi ke WC untuk menenangkan dirinya memandang wajahnya dicermin lalu menatap jarinya yang dikecup Yeonjun.
"Oppa...,"
***
Hyunjin duduk di tepi pantai sambil menatap langit yang penuh bintang. Tidak pernah ada di benaknya dia akan berada diposisi yang harus mengalah seperti tadi. Bukan, bukan harus mengalah, namun harus menyingkir. Menyingkir dari gadis yang dicintainya.
Mengingat beberapa tahun yang lalu, gadis yang sama akan menangis dan memeluknya dengan hangat. Namun kali ini tangisan itu untuk pria lain, bahkan dia tidak punya hak lagi untuk mengusap airmata gadis itu. Mata Hyunjin berkaca-kaca, memikirkan semua adalah kebodohannya yang telah melepas genggaman tangan seseorang yang paling dia inginkan demi nafsu belaka.
Namun satu yang membuat Hyunjin tidak berhenti berpikir. Apakah memang tidak ada kesempatan untuknya lagi?
Apakah seorang pendosa tidak boleh bertaubat?
Apakah benar seseorang yang berselingkuh akan terus melakukan itu?
Tabiat?
Bukan. Bukan itu.
Semua itu adalah kesalahan. Hyunjin bukan seseorang yang memiliki tendensi untuk mendua. Bahkan ketika ia melakukannya dengan orang lain, semua hanya berdasarkan nafsu. Dulu dan sekarang, hatinya hanya memiliki satu rumah. Namun rumah itu telah ditempati orang lain.
Hyunjin melangkah kembali ke villa setelah menenangkan dirinya di tepi pantai. Dia melihat Yeonjun, Karina dan Yeji sedang duduk di tepi kolam sambil menyantap hidangan yang baru dibakar. Sebelumnya dia tidak sadar bahwa tujuan Karina mengajaknya kesini bukan untuk menyatukan dia dan Yeji. Hyunjin memang terlalu fokus memikirkan ini adalah kesempatan baginya untuk merebut hati Yeji kembali dan melupakan sebuah fakta penting...bahwa Karina menyukai Yeonjun.
"Ah kau darimana saja, Hyun?"tanya Karina saat Hyunjin kembali. Hyunjin tidak menjawab dan duduk disamping Yeonjun, tepat bersebrangan dengan Yeji.
"Ayo kita mulai permainannya?"tidak peduli dengan tanggapan Hyunjin, Karina kembali pada Yeonjun dan Yeji. Hyunjin menaikkan satu alisnya, bertanya-tanya permainan apa yang dimaksud.
Yeji dan Yeonjun terlihat ragu namun tidak mau menjadi orang yang membunuh suasana, Yeji pun menanggapi Karina, ikut bersemangat.
"Ah ayooo!"
Hyunjin bisa melihat Yeonjun menghela nafas namun pria itu pada akhirnya menurut.
"Kita akan main truth or dare!"Karina melirik Hyunjin yang kebingungan.
YOU ARE READING
Dear You
Fanfiction"Why you still my remedy?" - Hyunjin. "I will never let go what's already mine," - Yeonjun "Is this a love game for you?" - Yeji Complicated love triangle between 4th generation idols.