Yeji baru saja keluar dari ruang latihannya dan ingin pergi ke toilet namun toilet di lantai yang sama ternyata sedang dibersihkan.
"Waduh, kenapa malah dibersihkan jam segini sih?"Yeji kebingungan sendiri melihat tanda silang di depan pintu WC. Gadis itu pun menghembuskan nafas sambil berpikir. Satu-satunya wc yang paling dekat adalah di lantai atas. WC yang lain ada 2 lantai dibawah karena tepat dibawah lantai ini, itu adalah lantai pribadi JY Park.
Yeji pun melangkah ke arah lift. Mau tak mau dia terpaksa naik ke atas.
Saat pintu lift terbuka, mata Yeji melebar. Tangannya dengan cepat menutup tombol close namun ditahan oleh seseorang dari dalam. Yeji ingin meninggalkan tempat itu namun tangannya sudah ditahan.
"Yeji-ah...,"
"Lepas,"ucap Yeji dingin.
"Tidak,"Hyunjin menarik Yeji masuk ke lift dan memencet tombol paling atas. Tentu saja Yeji sudah tidak bisa keluar lagi karena pegangan tangan Hyunjin sangat kuat.
"Aku akan berteriak jika sunbaenim tidak melepaskan aku,"
"Teriak saja...,"Hyunjin menatap Yeji sendu. Dia tau Yeji tidak akan melakukannya atau mereka akan menarik perhatian dan akhirnya hubungan mereka selama ini terbongkar. Ya walau itu tidak mengapa karena hubungan mereka sudah berakhir.
Pintu lift terbuka dan Hyunjin menarik Yeji naik ke sebuah tangga. Dibukanya pintu yang cukup keras itu dengan satu tangannya yang berotot, kemudian menarik Yeji lagi. Pintu itu pun dia tutup dan dikunci dari luar. Mereka ada di rooftop saat ini.
Plak!!!
Hyunjin memegang pipinya yang baru saja mendapat tamparan pedas dari Yeji. Namun begitu Hyunin hanya tersenyum miring, lebih tepatnya senang?
"Aku sudah menunggu tamparan ini dari dulu. Kau boleh menampar dan memukulku, Lucy,"
"Jangan panggil aku dengan nama itu,"ucap Yeji sengit. Hyunjin menatap Yeji sendu, masih mengusap bekas tamparan Yeji. Tidak bisa dipungkiri, Yeji memiliki stamina yang kuat, sudah pasti tenaganya juga besar. Itu sangat sakit.
"Tunggu!"Yeji yang mau pergi lagi dari Hyunjin lalu ditahan oleh pria itu.
"Apa lagi maumu?!"akhirnya mau tak mau Yeji membentak Hyunjin.
"Yeji-ah bagaimana caranya agar aku bisa mendapat maafmu?"
"Aku tidak ingin bicara denganmu,"Yeji melepaskan tangan Hyunjin dengan kasar namun lagi-lagi Hyunjin menahan Yeji.
"Aku sudah bodoh dan melepaskan gadis yang paling istimewa dalam hidupku. Aku tidak mau melepaskannya begitu saja sekarang saat aku bisa menahannya. Maaf Yeji, aku cuma ingin mengatakan ini...setelah itu kau boleh pergi,"
Yeji bisa melihat tatapan yang terus menerus sedih itu. Namun dia sama sekali tidak mau termakan oleh tatapan itu. Dia pernah hancur dan menangis karena orang yang memberikan tatapan ini. Apakah orang ini setega itu pernah membuatnya menangis semalaman karenanya?
"Cepat katakan,"ucap Yeji tidak mau berlama-lama. Semakin dia menolak, sepertinya Hyunjin akan semakin menahannya.
"Aku ingin penutup yang baik bagi kita. Selama bertahun-tahun, aku tidak bisa tenang. Aku tidak bisa move on. Rasa bersalah...rasa cintaku...jika memang tidak ada kemungkinan untuk kita, aku ingin mengakhirinya dengan baik,"
Yeji menatap Hyunjin sengit.
"Kau yang membuat semuanya berakhir buruk! Kau ingin penutup yang baik disaat kau menutupnya dengan buruk?! Selama bertahun-tahun kau pikir cuma dirimu yang tidak tenang? Lalu kenapa kau membebankannya padaku disaat aku yang menjadi korban disini?! Akhiri saja sendiri seperti aku mengakhiri perasaanku padamu dan menerima Yeonjun dalam hidupku!"
Mendengar nama Yeonjun membuat hati Hyunjin terkoyak. Dia teringat bahwa Yeji sudah menjadi milik orang lain.
Bruk!!
Hyunjin menjatuhkan tubuhnya di hadapan Yeji. Berlutut.
"Jika boleh aku ingin seluruh dunia mencaciku. Siapa pun memukulku. Aku pantas mendapatkannya. Maafkan aku Yeji-ah...sampai detik ini aku belum mengganti dirimu dengan siapa pun,"Hyunjin memegang dadanya. Airmatanya menetes ke lantai.
"Itu bukti bahwa walau pun aku pernah melakukan kesalahan...tapi fakta bahwa kau satu-satunya yang aku cintai itu tidak bisa terelakkan. Aku ingin lari darimu. Berhenti menjadi idol dan meninggalkan Stray Kids agar menjauh darimu. Aku ingin menghapuskanmu tapi aku tidak bisa...,"
"Dimana semua pikiran itu ketika kau melakukannya dengan Wonyoung? Ketika kau mencium bibirnya? Dimana?"tanya Yeji sambil menahan airmatanya. Dia tidak ingin Hyunjin melihatnya melemah.
Tubuh Hyunjin membeku. Dia sudah menduganya selama ini namun mendengarnya langsung dari Yeji itu jauh lebih buruk dari perkiraannya. Dia tidak bisa membayangkan betapa hancurnya perasaan Yeji saat itu.
"Maafkan aku...,"hanya isak tangis yang bisa keluar dari mulutnya. Bahunya naik turun, bergetar tatkala ia terisak. Yeji menghapus airmatanya sebelum jatuh ke lantai.
Hubungan mereka dulu begitu indah. Begitu bahagia. Yeji sangat mencintainya, Hyunjin adalah cinta pertamanya. Bahkan Yeji merindukan ayah dan ibu Hyunjin. Rumah Hyunjin. Semua lukisan yang terpajang di galery pribadi Hyunjin. Lukisannya...lukisan mereka berdua. Namun rasa benci terlalu merajai hati Yeji. Sebuah pengkhianatan cukup membuat Hyunjin harus membayar harga yang sangat mahal.
"Ini sudah terlalu telat...,"lirih Yeji sambil menatap tubuh Hyunjin yang masih berlutut sambil menangis di depannya.
"Detik disaat kau menyentuhnya, itulah saat kita berakhir. Aku sudah menemukan cinta yang lain. Yang begitu besar dan mampu membuatku bahagia,"Yeji menatap Hyunjin dengan airmata yang berlinangan.
"Sekarang berhentilah mengangguku. Aku tidak ingin menjadi Hyunjin yang kedua. Aku tidak akan membuat Yeonjun menjadi Yeji yang kedua. Kita sudah tidak mungkin,"Yeji pun beranjak, meninggalkan Hyunjin yang semakin terisak mendengar kata-kata itu. Yeji hanya menyeka airmatanya dan berlari cepat meninggalkan rooftop.
Brak!!
Yeji menutup pintu itu dan merubuhkan tubuhnya di depan pintu. Menahan isakannya. Menangis sambil menutupi wajahnya diantara kedua tangannya yang ditopang oleh lutut.
Akhirnya ini semua berakhir....
a/n:
Short update...lagi bingung mau nulis apa. Aku cuma mau bilang, waktuku semakin sedikit buat nulis. Aku lagi berusaha buat stabilin pikiranku, mengumpulkan semangatku lagi, mempersiapkan diri aku buat rutinitas di dunia nyata yang menurut aku lebih berat daripada ujian masuk universitas no.1 di Indonesia 🤣
Intinya, kita harus tetap menjalani dunia nyata kita apa pun yang terjadi. Jadi semangatttt!!!!
YOU ARE READING
Dear You
Fanfiction"Why you still my remedy?" - Hyunjin. "I will never let go what's already mine," - Yeonjun "Is this a love game for you?" - Yeji Complicated love triangle between 4th generation idols.