Suara hiruk pikuk kafetaria JYP memenuhi udara, dengungan latar yang familiar yang biasanya menenangkan Yeji. Namun, hari ini, rasa nyaman itu terganggu. Yeji terkejut sekaligus senang melihat Karina setelah berbulan-bulan tidak bertemu. Mereka segera berbincang, berbagi cerita tentang kesibukan hidup mereka dan mengenang masa-masa yang telah lalu.
"Tempat ini sama sekali tidak berubah. Rasanya baru kemarin kita di sini, mengunjungimu pertama kalinya saat akan melakukan kolaborasi," ucap Karina sambil mengitari pandangannya ke seluruh area kafetaria.
"Tentu saja. Hanya kita yang mengikuti perubahan ritme hidup ini. Sekarang, kita disibukkan dengan tur dunia dan jadwal yang tak ada habisnya," ucap Yeji sambil tersenyum. Dia senang, perpisahan mereka terakhir kali di vila ternyata tidak merubah apa pun di antara keduanya. Karina bahkan tidak membahas soal Yeonjun sama sekali. Mereka benar-benar fokus bertukar cerita tentang kehidupan, member, dan kegiatan tur. Saat mengobrol, Yeji merasakan suasana normal yang sudah lama tidak dirasakannya. Namun, suasana itu hancur saat Karina dengan santai mengatakan bahwa dia datang untuk bertemu seseorang. Sebelum Yeji sempat bertanya siapa, Hyunjin muncul di pintu masuk.
Saat mata mereka bertemu, jantung Yeji berdebar kencang. Sudah lama sekali sejak terakhir kali bertemu Hyunjin secara langsung, dan melihatnya datang membawa luapan emosi yang coba dipendamnya. Yeji mengira dia sudah melupakannya, tetapi kenyataan tentang perasaannya menghantamnya seperti badai. Kenangan, tawa, hubungan yang mereka jalin—semuanya kembali lagi.
Hyunjin juga tampak terkejut. Matanya sedikit terbelalak saat melihat Yeji, dan untuk sesaat, tak satu pun dari mereka berbicara. Ketegangan terasa nyata, keheningan berat menyelimuti mereka. Kemudian, tatapan Hyunjin beralih ke Karina, dan senyum canggung terpancar di wajahnya. Ia menyapanya dengan keakraban yang membuat perut Yeji mual.
Yeji mencoba tersenyum, untuk menjaga penampilan, tetapi pemandangan Hyunjin bersama sahabatnya menggugah sesuatu dalam dirinya. Kemudahan mereka berinteraksi, cara Hyunjin tertawa bersama Karina—itu terlalu berlebihan. Kecemburuan, kebingungan, dan rasa kehilangan yang mendalam menguasainya, dan ia bisa merasakan ketenangannya mulai menurun.
Karina, merasakan ketegangan, melirik ke arah mereka berdua. Ia memanggil Yeji, tetapi suaranya terdengar jauh, tenggelam oleh kekacauan dalam pikiran Yeji. Tanpa berpikir, Yeji tiba-tiba berdiri, menggumamkan sesuatu tentang harus pergi. Ia bisa merasakan mata mereka tertuju padanya saat ia berbalik dan berjalan pergi, tetapi ia tidak berhenti. Dia tidak bisa.
Saat Yeji bergegas keluar dari kafe, pikirannya berpacu. Melihat Hyunjin tertawa bersama Karina, keakraban di antara mereka, semuanya terlalu sulit untuk diproses. Bagaimana dia tidak tahu? Atau apakah dia hanya memilih untuk mengabaikan tanda-tanda itu, terlalu takut untuk menghadapi kebenaran?
Dengan pikiran yang tiba-tiba kacau, Yeji kemudian mendapati dirinya di atap gedung agensi. Angin sepoi-sepoi yang sejuk menerpa wajahnya saat dia melihat ke luar kota. Lampu-lampu di bawah berkelap-kelip seperti bintang, tetapi tidak memberikan kenyamanan. Hatinya terasa berat, terkekang, seolah-olah sedang diremas oleh kekuatan yang tak terlihat. Masa lalu yang telah dia coba untuk lupakan dengan susah payah kini berada tepat di depannya, tak terbantahkan dan nyata.
Air mata menggenang di mata Yeji, tetapi dia mengerjapkannya, menolak untuk membiarkannya jatuh. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan badai emosi di dalam dirinya. Tetapi kenangan itu terus datang—senyum Hyunjin, suaranya, cara dia membuatnya jatuh cinta. Dan sekarang, kenyataan bahwa dia dekat dengan Karina, seseorang yang dia percayai, hanya memperdalam rasa pengkhianatan dan kebingungannya.
Apakah ini yang selama ini coba dikatakan hatinya? Bahwa dia belum melupakan Hyunjin, bahwa perasaannya terhadapnya masih ada, terkubur di bawah lapisan penyangkalan? Dan bagaimana dengan Yeonjun? Dia tidak lain hanyalah orang yang baik dan penyayang, tetapi di sinilah dia, terombang-ambil dalam perasaannya, tidak mampu memberikan cinta yang pantas Yeonjun dapatkan.

YOU ARE READING
Dear You
Fanfiction"Why you still my remedy?" - Hyunjin. "I will never let go what's already mine," - Yeonjun "Is this a love game for you?" - Yeji Complicated love triangle between 4th generation idols.