18. Self-awareness

9K 645 49
                                    

Sabtu pagi ini, Salma sudah disibukkan dengan Nabila yang memburu burui nya, padahal makeupnya belum rampung.

"Kak Salma! Kak Rony sama Paul udah nungguin itu dibawah!"

"Tunggu sebentar, Nab!"

"Lanjut makeup di mobil aja, Kak."

Salma menoleh sebentar, menatap Nabila yang muncul dari balik pintu, wanita itu juga sepertinya belum selesai dengan makeupnya.

Salma bergegas mengambil pouch makeup, mengambil beberapa alat yang dibutuhkan, lalu keluar kamar, buru buru memakai sepatunya.

Nabila sudah siap didepan pintu unit apartemen, menunggu Salma selesai dengan sepatunya. Seperti yang Salma tau, Nabila tidak akan membiarkan orang menungguinya lama, saat Paul mengabari kalau ia sudah di lobby, Nabila pasti langsung panik, tidak enak membiarkan Paul menunggu lama.

Salma dan Nabila mulai berjalan beriringan, menghampiri Rony dan Paul yang kini sudah berdiri, mereka saling sapa sebentar lalu kembali beranjak menuju mobil Paul.

Nabila yang baru ingin membuka pintu belakang mobil, gerakannya langsung terhenti kala Paul menahannya.

"Kamu depan aja, biar Salma sama Rony di belakang."

Nabila menggeleng, "Nggak mau, Powl. Aku mau siap siap dulu."

"Didepan bisa, Nab."

"Nggak, aku mau di belakang!"

Salma tertawa, merangkul lengan Nabila lalu membuka pintu belakang mobil, "Yaudah kita belakang, yuk."

Mereka akhirnya sudah duduk di kursi masing masing, Salma bergegas membuka pouch makeupnya, menyelesaikan semua keperluan makeupnya.

Keadaan hening untuk beberapa menit, sampai Nabila membuka suara.

"Kak Salma."

Salma yang sedang memakai lipstick menoleh.

"Mau pake alis, tapi aku nggak bisa. Boleh pakein nggak?"

Salma tertawa, "Boleh sayang, sini pensil alisnya."

"Nggak punya."

Salma tertawa lagi, meraih pensil alis yang ada di pouchnya.

"Kalo udah lulus, kita ke mall ya, belanja makeup." Salma mulai meraih wajah Nabila, mendekatkan padanya.

"Ikut dong kalau mau ke mall." Seru Paul.

"NO! Girls only!" Sahut Nabila membuat Salma tersenyum kecil, masih fokus pada alis didepannya.

"Sudah. Ih cantik banget, Nab." Salma kembali meletakkan pensil alisnya ke dalam pouch.

"Nabila emang cantik mulu, Sal."

Salma mendesis pelan, menatap Paul sinis. "Iya dah yang udah confess mah! Gimana, Nab jadinya? Kamu gantung ya?"

"Kak Sal!" Seru Nabila panik. Pasalnya, hanya Nabila yang menceritakan itu ke orang lain.

Mendengar pernyataan Salma yang ia juga tidak tahu, Rony buru buru menoleh, menatap Paul yang kini menggaruk tengkuknya.

"Woy? Apa apaan? Lu confess nggak bilang gue?"

"Penting banget?"

"MENURUT LO?!"

"Yaudah maaf."

"Nggak cukup! Giliran gue diteror mulu! Lu malah nggak bilang bilang!"

"Seenggaknya gue confess beneran sih, Ron. Nggak bilang bercanda."

Rony mendadak diam, Salma yang mendengar itu pun menutup mulutnya rapat rapat, enggan ikut menanggapi.

Fated | Salma Rony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang