Salma menghela napas pelan, menutup matanya dengan tangan, rasanya lebih lega saat ia mengatakan itu ke Rony tadi.
Kepalanya terus saja memutar memori saat Iren mengajaknya bertemu dan mengatakan hal yang membuatnya marah.
Tidak pernah sekalipun ada di benaknya Rony akan melakukan hal semenjijikan itu. Mendekatinya hanya agar menambah popularitas nya? Cih, rasanya Salma ikutan muak memikirkannya.
Salma beranjak, memilih untuk mencuci wajahnya, menenangkan pikirannya yang tidak berhenti bekerja. Wanita itu menatap pantulan dirinya sendiri lewat cermin, ia dipenuhi berbagai pertanyaan didalam kepalanya.
Kenapa Rony melakukannya?
Kenapa orang yang selama ini ia percaya penuh memanfaatkannya?
Dan,
Kenapa orang yang membuatnya jatuh hati justru menyakitinya?
Salma terduduk di klosetnya, menutup wajahnya, berusaha meredam isak tangisnya. Sungguh, rasanya dadanya sesak sekali. Kepercayaan yang sangat sulit ia bangun, dihancurkan begitu saja.
Ternyata semua perhatian dan kepeduliaan yang Rony berikan punya maksud dan tujuan tertentu, bukan seperti yang Salma harapkan.
***
Rony mendudukan dirinya di jok mobil, menggenggam erat kemudi. Ia memperhatikan barang bawaannya dari kaca spion.
Bunga, Coklat, dan Boneka. Semua ide Paul. Katanya sih ampuh untuk meluluhkan hati wanita, Rony sih ikut saja, Paul lebih berpengalaman untuk hal seperti ini.
Pria itu berdoa dalam hati, semoga semua hal yang ia lakukan bisa membuat Salma memaafkannya. Rony menyalakan mesin mobilnya, menempuh jalanan yang cukup padat, waktu sudah malam. Rencana awal Rony adalah siang hari, namun mengingat perempuan itu sibuk sekarang, ia memilih malam hari.
Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, Rony akhirnya tiba didepan gedung kost Salma. Gedung yang didalamnya ada wanitanya, -entah bisa disebut itu atau tidak-, wanita yang membuatnya jatuh hati sejatuh jatuhnya.
Rony meraih ponselnya, mendial nomor ponsel Salma, berharap sang empunya menerima panggilannya.
Tentu saja itu hanya harapan semu, yang ada panggilannya ditolak mentah mentah.
salma salsa
ca?
gue didepan kost lu
keluar sebentar, bisa?
ca, please?
sebentar aja, ca...
salma, tolong...
setelah lu dengar penjelasan gue, dan lu masih ragu sama gue, gue janji, ca, nggak akan ganggu lu lagi.
salma, please, give me a chance
berisik.
sal...
2 menit.
ok, gue tunggu dibawah.
Rony menghela napasnya pelan, menyandarkan pundaknya yang terasa kaku. Ia menenggelamkan kepalanya pada kemudi mobil, mempersiapkan segala hal yang akan ia bicarakan pada Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated | Salma Rony
Teen FictionTakdir. Satu kata beribu makna. Salma Salsabil Aliyyah, arek Probolinggo yang kembali mengadu nasibnya dalam dunia tarik suara setelah vakum selama beberapa tahun. Rony Parulian Nainggolan, pria batak yang tinggal lama di Jakarta, hidup sederhana da...