"Sal! Tolong lah!" Seru Rony. Ia sebal sedaritadi wajahnya dijadikan bahan percobaan Salma dan Nabila. Mereka sibuk memberikan makeup di wajah Rony.
Hari ini mereka akan syuting vt yang ditampilkan sebelum perform. Selama syuting vt sebelumnya, Rony dan Paul sama sekali tidak makeup, mereka hanya mencuci wajahnya.
Ternyata hal tersebut mendapat teguran dari pak produser, tapi Rony tetap enggan diambil alih oleh tim makeup, berakhirlah Salma dan Nabila disini. Nabila hanya sibuk menertawakan Rony yang misuh misuh tidak jelas karena wajahnya terasa tebal, dan Salma yang masih kekeuh bahwa makeup yang dia berikan kurang.
"Bentar, Ron! Belum pake liptint!"
"Nggak!"
"Nanti lu pucat!"
"Nggak apa apa!"
"Ron!"
Rony berdecak sebal, memanyunkan bibirnya sesuai arahan Salma. "Biasa aja, nggak usah lebay. Geli liatnya!" Sarkasnya.
Rony hanya tertawa. Tetapi hanya sebentar, ia kembali dengan omelannya saat Salma lagi lagi menabur bedak pada wajahnya.
"Sal, udah lah!"
"Belum, Ron. Nanti di kamera mah nggak kelihatan!"
Nabila sejak tadi masih sibuk dengan tawanya. Melihat Rony dengan image cuek dan coolnya menjadi tidak berdaya, menerima segala bedak dan liptint yang lagi lagi diberikan.
"Sal! Bibir gue kemerahan!" Rony mengomel saat melihat kaca.
"Ya tinggal di lap, Ron. Jangan lebay."
Rony menatap Salma sebal, "Hih, gue gerus lo!" Balasnya greget.
"Sini gerus aja kalo berani!"
"Kak Salma, kak Rony, udahan belum berantemnya?"
"Nab, jangan mulai.." Peringat Salma.
"Apa Kak? Aku nanya doang, tuh udah dicariin crew!"
***
Rony kembali menyesap kopi panasnya, memperhatikan unit apartemen nya sendiri. Disini sepi, hanya ada dirinya dengan isi kepala yang riuh.
Perbincangan dirinya dan Paul beberapa hari lalu kembali berputar di benaknya. Ketika di unit ini hanya ada mereka berdua, duduk di sofa yang kini hanya ada Rony seorang diri.
Rony menghela napas, mengingat perkataan Paul yang terus terusan menghantuinya beberapa hari terakhir. Ditambah dengan pertanyaan telak Nabila kemarin.
Benarkah dia jatuh cinta dengan Salma?
Rony menggeleng kuat. Pikiran aneh darimana itu? Dia dan Salma hanya teman, benar benar hanya berteman.
"Ron, orang gila juga pasti tahu lu suka sama Salma kalo sikap lu begitu."
Lagi lagi perkataan Paul memenuhi kepalanya. Semenjak Paul memergoki Rony memperhatikan Salma di ruang makeup, Paul tidak henti hentinya mencela dirinya.
"Lo nya aja setengah nggak waras. Kenapa sih nggak ngaku aja?"
"Apa yang mau gue akuin, Powl? Gue sama Salma ya emang nggak ada apa apa."
"Tuhkan! Denial aja terus sampai tua!"
"Powl!"
"Lah gue bener, Ron! Udah gue bilang, ya. Lu nggak pernah jatuh cinta sama Iren, dari awal lu cuma jatuh cinta sama Salma, lu cuma liat Salma. Iren itu cewek yang lu kagumin, bukan lu butuhin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated | Salma Rony
Novela JuvenilTakdir. Satu kata beribu makna. Salma Salsabil Aliyyah, arek Probolinggo yang kembali mengadu nasibnya dalam dunia tarik suara setelah vakum selama beberapa tahun. Rony Parulian Nainggolan, pria batak yang tinggal lama di Jakarta, hidup sederhana da...