21. Maybe?

9.4K 648 84
                                    

Salma merapikan hijabnya sekali lagi, memastikan semuanya tertata dengan baik. Kini, dengan pakaiannya yang cukup glamour, ia akan menyanyikan lagu terakhirnya, lagu terakhir yang akan ia bawakan solo dipanggung kompetisi ini.

Salma memperhatikan Nabila yang baru kembali dari stage, dia tersenyum kecil. "Semangat kak Salma!" Serunya, mengangkat kepalan tangan ke udara.

"Makasih, Nab. Tadi lu keren banget!"

Nabila tertawa, "Makasih, kak!"

"By the way, yang lain kemana?"

"Diruang reaction."

Salma mengangkat alisnya, "Oh, ngereact kita?"

Nabila mengangguk pelan, ia juga baru tahu saat turun dari stage tadi, Paul menghampirinya.

Nabila mendekat pada Salma, "Kak Salma, dapat semangat dari kak Rony, katanya let it flow aja, nggak usah dibuat beban."

"Ketemu Rony?"

"Enggak, Kak. Kak Rony titip pesan ke Paul, terus tadi dia bilang ke aku."

Salma mengangguk pelan, ia menggenggam lengan Nabila. "Doain ya, Nab."

"Selalu, Kak."

"Sal, ayok!" Seru salah satu crew yang langsung disambut langkah Salma.

***

Rony menghela napasnya sekali lagi, rasanya ia ikut gugup. Salma akan tampil untuk terakhir kalinya, commercial break masih terpampang jelas disana, beberapa temannya juga sibuk mengobrol.

"Ron, kenapa?" Paul membuyarkan lamunan Rony.

"Nggak."

Paul mengernyitkan dahinya, "Lu gugup?"

"Nggak."

Paul tertawa pelan, "Gemas, ya. Salma yang perform, lu yang gugup."

"Gue nggak gugup."

"Bohong lu jelek."

Rony berdecak pelan, enggan menanggapi ledekan Paul lagi.

"Nabila gimana?" Ia kembali membuka suara, menanyai Paul yang habis menghampiri Nabila.

"Nggak gimana gimana, sedih dikit karena nggak dapat all standing ovation, tapi dia tetap happy."

Rony mengangguk pelan, ia paham situasi Nabila. Meskipun sedikit sedih, beban yang Nabila tanggung pasti serasa hilang separuh, penampilannya memuaskan.

"Ayok udah mau mulai, gue nyalain ya kamera nya." Seru salah satu crew, mulai memencet beberapa tombol yang tertera pada kamera.

Rony menghela napasnya, sungguh, dia memang tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia tidak kalah gugup dari perempuan yang berdiri di sana, memakai baju berwarna gold dengan hijab dan celana hitamnya.

Rony menatapi layar dengan seksama, setiap nada yang tersampai, setiap syahdu yang terasa, setiap kata yang terdengar. Salma dan semua iramanya, Salma dan semua improvisasi nya, Salma dan semua rasanya selalu membuat terpesona.

Termasuk Rony, pria itu tidak henti hentinya memuji Salma, dalam hatinya tentu saja. Kepalanya penuh akan setiap cerita dan keluhan wanita itu yang ada pada dirinya.

Setiap ketidak percayaan diri Salma, setiap kekhawatiran nya, kesedihannya, kekecewaannya. Sekarang wanita itu dengan kepercayaan diri yang penuh, dengan segala beban yang perlahan menghilang. Bernyanyi dengan lepas.

Rony tidak bisa lagi menahan air matanya saat perempuan itu menyelesaikan lagunya, Salma berusaha mengatur napasnya yang hampir habis disana. Sedangkan, Rony, yang tidak mau terlihat kamera sedang menangis, memilih untuk bersembunyi dibalik tubuh Paul yang ada disebelahnya.

Fated | Salma Rony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang