Salma sedang menyanyikan lagu kemenangannya, sedangkan Rony, pria itu sibuk menatapi wanita didepan sana, sedang melambaikan tangan, tersenyum lebar.
"Salma keren ya, Ron."
Rony menoleh, menatap bang Nayl yang menepuk pundaknya.
"Iya Bang, dia mah emang keren terus."
Bang Nayl tertawa, "Kalo keren di pastiin dong, jangan digantungin gitu."
"Udah Bang, tinggal nunggu dianya aja."
"Serius lu?"
Rony mengangguk, "Gue yang digantung, Bang."
Bang Nayl tertawa menanggapinya, ia kembali bergabung dengan teman yang lain. Salma juga sudah ikut bergabung, mereka menikmati setiap alunan lagu kemenangan.
Rony memperhatikan wanita disampingnya. Rasanya bangga sekali melihat wanita itu meraih asanya, melihat wanita itu sibuk dengan dirinya, melihat wanita itu tersenyum lebar, bernapas lega.
Setiap perjuangan, air mata, dan ejekan yang diterima kini terbayar lunas, Salma dan kemenangannya.
Air mata itu lagi lagi lolos, menatap haru kearah wanita yang selalu ada dalam harinya beberapa bulan terakhir.
***
Rony tersenyum pada orang tuanya, memeluk keduanya erat, setelahnya ia berganti memeluk wanita yang lebih muda darinya, adiknya, Diva.
"Bang, kak Salma keren banget."
"Iya."
"Jadiin pacar dong."
Rony menepuk kepala adiknya pelan, "Anak kecil sok tau banget soal pacaran!"
Diva mengerucutkan bibirnya, "Serius, Bang. Nanti kan aku ketularan keren, jadi adik ipar juara Idol!"
Rony hanya tertawa, ia bangkit berdiri, menyapa fansnya.
"Ron, Papa nya Salma nih, Ron!"
Rony mendengar teriakan beberapa fans nya, teriakan yang rata rata memberitahu hal yang sama.
Rony menoleh, benar, ia melihat kedua orang tua Salma. Akhirnya ia memutuskan menghampiri mereka, menyalami keduanya satu persatu, tersenyum lembut.
"Selamat ya, Om."
"Iya makasih, Ron. Selamat buat kamu juga."
"Selamat ya, Tante."
"Makasih, Ron."
Rony melihat mas Kelvin dibelakang, tersenyum singkat.
"Yaudah, Om, Tante, aku duluan."
Daripada dia terus terusan disana, kamera sudah seperti lebah, ada dimana mana. Pikirannya sudah menebak akan sebanyak apa video yang fyp soal tadi.
Rony tertawa saat Salma berpapasan dengannya, ikut menyapanya dengan tawa, mereka saling tunjuk.
Salma menghampiri kedua orang tuanya, menangis haru. "Akhirnya ya, Sa." Bisik mamanya pelan.
Salma tidak bisa menahan tangisnya lagi, ia menenggelamkan wajahnya pada pundak sang Mama, berusaha menutupinya dari semua kamera yang tertuju padanya.
"Jangan sombong ya, Sa. Tetap membumi, tetap jadi Sasa yang kita semua kenal." Bisik papanya bergantian.
Salma benar benar hanyut dalan segala kesedihannya hari ini. Perjuangan panjangnya akhirnya mempunyai tujuan, perjuangan panjangnya akhirnya menemukan titik temu.
Setelah menyapa semua fans nya, Salma kembali ke backstage, ia langsung berlari kearah teh Lida yang sudah merentangkan tangannya.
"Teteh!" Serunya, memeluk tubuh wanita paruh baya itu erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated | Salma Rony
Novela JuvenilTakdir. Satu kata beribu makna. Salma Salsabil Aliyyah, arek Probolinggo yang kembali mengadu nasibnya dalam dunia tarik suara setelah vakum selama beberapa tahun. Rony Parulian Nainggolan, pria batak yang tinggal lama di Jakarta, hidup sederhana da...