5. Deeptalk

8.6K 482 28
                                    

Rony mengetuk pintu unit apartemen didepannya, menunggu sang penghuni membukanya.

Pintu terbuka pelan, menampilkan Nabila dengan senyum pagi nya. "Kak Rony ngapain pagi pagi disini?"

"Udah pada bangun semua, Nab?"

Nabila menggeleng pelan, "Belum, Kak. Kak Syarla lagi mandi, kak Salma masih tidur kayaknya."

"Dia tidur nyenyak?"

"Nyenyak kayaknya, Kak. Aku ngikutin saran kak Rony, semalam aku sama kak Syarla tidur bareng kak Salma."

Rony mengangguk pelan, "Makasih bantuannya, Nab. Yaudah gue balik dulu." Balasnya meninggalkan Nabila.

Nabila mengernyit, ini serius Rony pagi pagi datang kesini cuma untuk menanyakan itu? Kan bisa lewat chat, kenapa juga harus datang?

Rony menghela napasnya, rasanya matanya mengantuk sekali, tapi ia tidak bisa tidur semalam. Memikirkan apa yang sedang dilakukan Salma, apakah dia menangis lagi atau tidak. Sampai akhirnya dia memutuskan mengirim pesan pada Nabila, memintanya dan Syarla untuk menemani Salma dikamarnya.

"Ron!"

Rony menoleh, menunggu Paul menghampirinya.

"Mau kopi nggak?"

"Lo mau keluar atau pesan online?"

"Keluar."

"Gue ikut aja."

***

"Kak Salma?" Panggil Nabila, menepuk lengan Salma pelan, berusaha membangunkannya dari tidur nyenyak itu. Ini sudah hampir jam satu siang, mereka harus beraktivitas, Salma juga belum sholat dzuhur.

Salma mengerjapkan matanya perlahan, memilah cahaya yang masuk ke matanya. Netranya menangkap Nabila dengan senyum, ia sudah rapi dengan hijab pashmina khasnya.

"Kak? Bangun, yuk. Kita udah dipanggil buat pilih lagu selanjutnya, siap siap buat idolyfe juga, kak Salma belum Dzuhur, kan?" Bujuk Nabila pelan.

Salma tersenyum mendengar suara lembut itu, rasanya ia seperti benar benar punya adik. Tidak bisa bohong, meskipun Nabila lebih muda darinya, jiwa anak pertama Nabila selalu mendominasi, ia terkadang bisa lebih dewasa dan disiplin daripada Salma.

"Syarla dimana, Nab?" Tanya Salma, tidak menemukan perempuan berdarah Kalimantan itu disini.

"Lagi makan siang, Kak, dibawah. Kak Salma mandi dulu, ya. Aku tungguin, nanti kita ke bawah bareng."

Salma mengangguk, mengikat rambutnya sebentar lalu berdiri dari kasur. Ia tersenyum, memeluk Nabila singkat.

"Makasih, Nab."

***

Salma men tap tap bibirnya dengan jari manis, meratakan lip cream yang ia pakai. Matanya melirik lewat kaca saat merasakan seseorang masuk ke ruang makeup. Itu Rony dengan segelas kopi ditangannya.

Rony mendudukkan diri tepat disebelah Salma, meletakkan gelas kopi itu di meja, lalu meraih ponselnya.

Salma tidak memerdulikan gerak gerik Rony, ia masih enggan banyak bicara, tenaga nya seolah habis.

"Mau kopi nggak?"

Salma menoleh, menatap Rony yang masih asyik dengan ponselnya. Ia mengernyit, ini Rony kenapa? Bicara dengan siapa?

Merasa bukan dia yang diajak bicara, Salma melanjutkan kegiatannya.

"Sal, mau kopi nggak?"

Kali ini Salma menoleh, mereka berdua bertemu pandang, Salma mengalihkannya lebih dulu, menatap kopi didepannya.

Fated | Salma Rony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang