23. Rencana

13.2K 687 88
                                        

Salma meminum es kopinya, ia sedang menunggu gilirannya untuk di makeup. Hari ini, atas permintaan banyak orang, idolyfe kembali, namun hanya untuk mereka berempat.

"Ca."

Salma menoleh, tersenyum singkat pada Rony yang kini duduk disebelahnya.

"Kemarin Iren ngechat gue."

Salma menghela napasnya pelan, sangat pelan sampai sampai Rony tidak mendengar nya. Justru itu tujuannya, Salma tidak ingin terdengar.

"Terus? Apa hubungannya sama gue?"

"Lu pacar gue, Ca."

"Dih? Ngaku ngaku!"

"Ca..."

Salma tertawa pelan, menyandarkan pundaknya pada sandaran kursi.

"Pertama, kita belum pacaran karena lu nggak bisa nebak jawaban gue dimana, Ron. Kedua, pertanyaan gue, lu beneran udah selesai sama Iren?"

"Udah, Ca."

"Terus itu kenapa dia masih ngechat lu?"

Rony menggeleng pelan, "Nggak tahu, Ca. Beneran."

Salma menghela napas pelan, mengalihkan pandangannya pada cermin besar didepannya. Sedangkan kini Rony panik.

"Ca, gue beneran udah selesai sama dia. Kita juga selesainya baik baik, kok. Beneran, Ca. Gue nggak tahu kenapa dia ngechat gue lagi."

"Ngechat gimana?"

"Awalnya say sorry jadi gue tanggepin dengan baik. Tapi lama lama dia minta gue buat balikan, Ca. Dia juga bilang, dia nyesel pernah bikin lu sama temen temen gue yang lain dihujat."

"Minta balikan?"

Rony mengangguk, "Gue nggak ngerti kenapa, padahal pas gue selesaiin itu dia juga nerima aja."

Salma menghela napasnya pelan, tatapannya masih tertuju pada cermin didepan sana, enggan menatap Rony yang kini sepenuhnya memperhatikan wanita itu.

"Ca, marah?"

"Nggak."

"Ca, gue beneran nggak tahu kenapa dia begitu."

Salma menoleh, tersenyum lebar. "Nggak, Ron."

"Kenapa diem aja?"

"Lagi ngumpulin energi buat nanti."

"Ca, gue beneran-"

"Ron, gue percaya sama lu. Kalau lu bilang udah, ya berarti memang udah. Nggak apa apa, gue nggak akan marah untuk hal sepele begini, yang penting lu nya bisa jaga perasaan, sih."

Mendengar penjelasan Salma, hati Rony mendadak lega, ketakutan yang sedaritadi ia simpan juga sirna.

"Lucu banget deh, pacar siapa sih?"

"Pacarnya John."

"Yaudah nanti John nya gue culik, terus gue ancem biar mutusin lu."

"Dih kok maksa?"

"Ya kalau urusan dapetin lu memang harus maksa."

"Kenapa?"

"Limited edition soalnya, Ca. Nggak ada lagi."

***

Salma melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya yang duduk ditengah tribun. Sebelum kembali ke Probolinggo, keluarga Salma menyempatkan diri untuk ikut duduk, menyaksikan anak bungsunya bekerja.

Salma kini sudah dalam posisi jongkok, menyapa fans nya yang sejak tadi meneriaki namanya. Acara sudah usai sejak lima belas menit yang lalu.

Salma tersentak saat merasa pundaknya disentuh, ia menoleh sedikit, namun masih berusaha menanggapi celotehan para fansnya.

Fated | Salma Rony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang