Sesuai janji author update sekarang
.
.Ruang kerja Caraka itu sangat luas, dengan dinding kaca penuh yang membuat cahaya terang menyeruak masuk. Di tengah cahaya yang menunjukkan bahwa keadaan masih siang yang seharusnya waktu untuk beraktivitas mencari nafkah. Caraka justru berencana memberikan nafkah batin saat ini.
Wajah pria itu tenggelam di tengah lekukan dada Ashana. Kemeja Ashana sudah basah oleh air liur Caraka yang dengan gigih menghisap dadanya, walaupun terhalang oleh bra sama sekali tak masalah untuknya. Caraka tampak puas merasakan aroma manis dengan benda kenyal yang mengapit wajahnya.
Seiring aroma tubuh Ashana yang makin menggoda, dan selangkangannya yang terasa akan meledak. Caraka menyentakkan tubuh Ashana lebih tinggi di gendongannya sehingga tangannya tepat berada di pantat wanita itu.
Merasakan itu Ashana menjadi was-was hilang pegangan seakan ia akan terjatuh, membuatnya melingkari leher Caraka erat, menimbulkan desisan pelan dari bibir pria itu yang wajahnya di tekan ke dadanya.
Caraka mendongak dengan tangan yang mulai bekerja, "Hah, masih mau memanggilku Pak setelah ini?" godanya yang membuat Ashana memalingkan wajah merahnya.
Merasa semakin ingin menggoda lebih jauh, dengan tiba-tiba Caraka mengigit salah satu dada Ashana. Menggigit nya gemas, "Caraka..." sentak Ashana kaget.
Caraka langsung melepaskan, merasa puas dengan panggilan itu, "Kenapa? tidak nyaman karena ada penghalang?" ucapnya yang tak dimengerti Ashana.
"Apa?" tanya nya bingung.
Tak menjawab, Caraka langsung melangkah menuju sofa di tengah ruangan itu.
Pluk
Ia menjatuhkan Ashana di sofa panjang dan langsung mengambil tempat diatas nya. Mata Ashana melebar terkejut ketika tangan Caraka langsung membuka kancing kemejanya.
Tangannya dengan sigap langsung menahan, "Apa yang kamu lakukan?" pekik nya. Ini masih siang, dan terlebih ini di perusahaan.
Caraka terdiam sejenak, lalu kemudian bergerak lagi, "Menghilangkan penghalang, agar mulut ku bisa langsung menyentuh payudara mu" ucap vulgarnya yang membuat Ashana terdiam syok hingga Caraka berhasil membuka beberapa kancing kemeja.
Ashana berubah panik, "Caraka ini masih siang" ucapnya melawan.
Seharusnya tanpa di beritahu oleh Ashana, pria ini pasti tau dengan jelas jika ini masih siang, jelas dari terangnya ruangan ini. Caraka yang masih berusaha membuka kancing ke empat, langsung menatap Ashana dengan mata kaget. Seolah baru sadar.
Ia tak menduga jika Ashana akan berkata demikian. Sudut bibirnya berkedut mendengar itu. Reaksi ini malah membuat Ashana mengerutkan alisnya. Kenapa pria ini seperti ingin tertawa?
"Ah, jadi kamu tidak suka melakukannya di siang hari. Lebih suka melakukannya pada malam hari, hm?" godanya.
Ashana langsung menggeleng panik, bukan itu maksud perkataannya. Ini masih siang, yang berarti seharusnya pria ini menggunakan ruangan CEO ini untuk bekerja, berkutat dengan jadwal padatnya, bukannya malah membuka kancing kemejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim 1 Miliar
RomanceCerita ini mengandung unsur 21+ ya. Ashana Fazaira, kehilangan Ayahnya dan sekarang Ibunya jatuh sakit hingga harus di operasi. Ia tak memiliki apapun lagi untuk jual, hingga pikiran buruk datang membuatnya datang ke club menjual diri. Wanita canti...