Ashana yang terbiasa bangun pagi, sedang menyiapkan sarapan untuk Caraka.
Wanita itu sudah mengenakan pakaian kerjanya. Dengan telaten meletakkan sarapan dan mengiris mentimun untuk di jadikan infus water.
Dan saat tangannya akan mengambil gelas, tangan seseorang meraihnya lebih dulu. Mengambil gelas kaca bening itu dan meletakkan di atas meja.
Caraka yang sudah rapi dengan jas berwarna abu miliknya, berdiri di sebelah Ashana dengan raut wajah cerah pagi ini.
Pria itu tersenyum dengan ramahnya. "Cium aku sebagai ucapan terima kasih" ucapnya yang langsung memberikan pipinya begitu saja ke arah Ashana.
Ashana tertegun sejenak. Dia bahkan tidak meminta bantuan. Bukannya itu inisiatif pria ini sendiri?
Dan lagi, Caraka biasanya tidak akan bersikap manis begini, kecuali ia akan sex dengannya. Diluar hal itu, pria ini masih bersikap sopan. Ini pertama kalinya Caraka berucap hal di luar karakternya.
Pria ini sudah begini sejak semalam. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Apa kau tidak akan mencium ku? Kau harus menghargai pertolongan orang lain" ucap Caraka tampak serius tapi tangannya dengan sengaja mencubit hidup Ashana. Membuat wanita itu kaget lagi.
Tapi Caraka tak mudah menyerah, ia memberikan pipinya lagi, "Lakukan" ucapnya rendah membuat Ashana tak bisa lagi menolak.
Dengan kaku, Ashana sedikit berjinjit memberikan kecupan singkat di pipi pria itu. Dan setelahnya dengan wajah malu Ashana menunduk mulai mengisi gelas yang diambil Caraka dengan air dan memasukkan irisan mentimun. Lalu pergi begitu saja.
Tapi Caraka dengan sudut bibir yang naik terus mengikuti Ashana hingga ke meja makan. Dan setelahnya menarik lengan Ashana, dan meraih pipi wanita itu.
"Kau menyiapkan sarapan untukku?" Tanyanya yang langsung diangguki Ashana.
Jawabannya jelas terlihat dari piring yang hanya ada dua di atas meja. Kenapa Caraka sengaja bertanya?
Lalu bibir pria itu langsung melengkung, "Kalau begitu aku harus berterima kasih juga" bisiknya yang sudah menangkup kedua pipi Ashana.
Terima kasih? Ashana langsung mendapatkan sinyal bahwa cara berterima kasih Caraka berbeda dengan manusia lainnya.
Dan seakan benar Caraka langsung mencium bibirnya. Tangkupan kedua tangannya di pipi Ashana sukses membuat pria itu leluasa mencium.
Lipstik berwarna soft pink itu harus habis terhisap oleh bibir Caraka. Lidah yang masuk ke rongga mulut Ashana membuat wanita itu mendesah pelan.
Seakan tak puas setelah kegiatan semalam. Caraka memiringkan wajahnya, menjulurkan lidahnya mencium lebih dalam.
"Em" desahnya menghisap bibir bawah Ashana lebih lama. Daging kenyal itu di hisap berulang kali, menariknya dengan hisapan kuat di akhir.
"Emhh..." Ashana mendesah merasakan napas panas Caraka mulai berubah kasar. Ia segera menepuk lengan pria itu untuk menghentikan. Atau bisa saja mereka tak jadi sampai ke kantor.
"Caraka....kita masih harus ke kantor" Ashana langsung mengingatkan begitu pria itu melepaskan bibirnya sejenak. Dan tangannya dengan cepat menutup mulutnya agar tak di serang lagi.
Mendengarnya, Caraka melirik jam di pergelangan tangannya.
"Ck, kenapa jam cepat sekali berputar?" Ucapnya yang terlihat kesal oleh Ashana.
Mata Ashana melebar lagi, karena pertama kalinya ia melihat Caraka menggerutu seperti anak kecil kehilangan permen.
'Benar-benar tidak seperti Caraka yang biasanya, yang selalu bisa tenang kecuali marah' pikir Ashana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim 1 Miliar
RomanceCerita ini mengandung unsur 21+ ya. Ashana Fazaira, kehilangan Ayahnya dan sekarang Ibunya jatuh sakit hingga harus di operasi. Ia tak memiliki apapun lagi untuk jual, hingga pikiran buruk datang membuatnya datang ke club menjual diri. Wanita canti...