Suara desahan beradu dari mulut yang saling mengulum satu sama lain. Gerakan kasar pinggul itu menyentak kencang tubuh sang wanita.
Di kamar yang luas dengan lampu remang itu membuat suasana makin syahdu di temani lilin putih yang terbakar perlahan di atas meja.
"Ah Yas..." desah Bellanca mengangkat pinggul nya menerima setiap dorongan yang di berikan Yasa. Napasnya memburu dengan desah nafsu makin tinggi.
Yasa tak tinggal diam ia bergerak liar menghujam, merasakan akan mencapai puncaknya ia menekan tubuhnya lebih dalam. Bellanca terpekik nikmat dengan mendesahkan nama Yasa.
"Ahh Yasa ini nikmat..." ucapnya yang terkulai dengan keringat membanjiri tubuh.
Tak jauh berbeda dengan Yasa yang langsung terjatuh ke atas tubuh Bellanca. Meletakkan kepalanya di sudut leher wanita itu. Ini sudah pukul 3 pagi, entah sudah berapa lama mereka melakukannya.
Tiba-tiba di tengah napas Bellanca yang terdengar pelan menikmati sisa kenikmatan itu, Yasa tersentak kaget seolah menyadari sesuatu.
Ia langsung mengangkat kepalanya dengan wajah syok tampak bingung menatap Bellanca. Mulut nya tampak terbuka namun kemudian tertutup kembali. Meragu dengan perkataan yang akan ia keluarkan.
Bellanca yang melihat itu langsung saja mengangkat tangannya dan membelai lembut pipi Yasa, dengan tersenyum ia bertanya, "Ada apa Yas, Kenapa wajahmu seperti itu?"
Yasa yang mendapatkan ketenangan lewat tangan lembut itu, menatap bersalah pada Bellanca, " Cla, maaf aku lupa memakai kondom. Aku benar-benar tidak ingat..." ucapnya dengan wajah sedih yang membuat Bellanca tertegun singkat.
"Dan aku...aku barusan mengeluarkan nya di dalam" lirih nya menunduk seolah takut akan membuat Bellanca marah.
Bellanca yang mendengar itu dan menyaksikan bagaimana pria ini sangat menghargai nya, langsung tertawa bergetar. Ia merasa senang melihat bagaimana lucunya Yasa yang takut dimarahi olehnya.
Apa sebegitu takutnya ia kalau Bellanca marah? pasti karena Yasa sangat mencintainya. Bellanca tertawa dengan bahagia.
Sedangkan Yasa berkedip-kedip merasa bingung dengan reaksi itu. Melihat wajah polos itu, Bellanca tak bisa menahan untuk tidak menarik wajah Yasa dan kemudian memberikan ciuman singkat di pipi pria itu.
Yasa merasa semakin ada yang aneh, "Kenapa kamu tertawa? Bagaimana jika kamu hamil? Apa kamu tidak takut suami mu tau?"
Bellanca langsung menggeleng menjawab pertanyaan itu, " Aku tidak mungkin hamil Yasa" jawabnya percaya diri.
Yasa masih tampak bingung, Bellanca wanita normal bagaimana ia bisa tak hamil jika mereka terus melakukan nya setiap saat.
"Kenapa tidak?" tanya nya kemudian.
Bellanca tersenyum melihat rasa penasaran itu, ia menatap Yasa, "Menurut mu kenapa selama 6 tahun aku menikah dengan suami ku tapi tetap saja belum memiliki anak, hah?" ucapnya balik bertanya.
Yasa diam, ia juga penasaran soal ini. Bellanca sudah menikah selama 6 tahun, itu bukan waktu yang sebentar. Kenapa ia belum juga punya anak?
"Karena suami kamu yang tidak mau memiliki anak?" tebak Yasa yang langsung di jawab gelengan oleh Bellanca.
"Tidak, masalahnya bukan pada suamiku. Tapi ada padaku" ucapnya lirih.
Yasa langsung terkesiap seolah ia mengetahui jawabannya. Hanya ada satu hal sehingga seorang wanita tak bisa memiliki anak.
"Apa...kamu mandul?" tanya Yasa perlahan agar tak menyinggung perasaan Bellanca.
Seketika Bellanca langsung tertawa kembali. Ia sudah menduga jika Yasa pasti akan berpikiran kesana.
Disisa tawanya, ia mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air karena tetawa terlalu keras.
"Kalian para lelaki memang sangat mudah di bodohi, suami ku juga berpikir demikian" gelak nya.
Lalu Bellanca memegang kedua sisi wajah Yasa, "Tidak mungkin wanita sesehat aku bisa mandul sayang, Aku tidak mandul" ucapnya dengan nada yakin.
Yasa kaget, "Lalu?"
"Aku selalu minum morning after pil setelah berhubungan dengan suamiku, karena Caraka memang tak pernah pakai pengaman. Jadi kamu tak perlu takut, aku akan meminum nya besok. Lagi pula aku memang tak ingin memiliki anak" ucap Bellanca tertawa.
Yasa mendadak syok, ia tak menyangka wanita ini punya pemikiran seperti itu.
"Lalu apa suami mu tidak curiga?" tanya nya.
Bellanca menggeleng, "Tentu saja tidak, dia terlalu mencintai ku. Aku hanya perlu memberikan tes palsu soal kemandulanku dan dia langsung percaya. Bahkan dia tak marah sama sekali dengan keadaanku itu" ucapnya bangga.
Yasa langsung diam, wajahnya menggelap di kamar yang remang itu. Bellanca menipu Caraka dan hanya soal waktu hingga Caraka mengetahui itu semua.
Yasa menegakkan badannya, memilih untuk duduk melanjutkan pembicaraan mereka, "Ternyata benarkan dugaan ku bahwa kamu tidak mencintai suamimu, karena itu kamu tidak mau hamil anak nya kan?"
Mendengar itu, Bellanca pun beringsut merebahkan kepalanya di paha Yasa. Bellanca tertawa lirih, "Ya, anggap saja cinta ku tak sedalam itu, lagi pula kamu lupa aku seorang aktris, aku saja sampai sekarang masih menyembunyikan fakta jika aku sudah menikah, Agra tidak kehilangan banyak fans. Apalagi jika mereka tau aku hamil, sudah pasti banyak fans akan meninggalkan ku" ucap nya sambil memejamkan mata.
Yasa mengangguk, "Ah jadi kamu lebih takut kehilangan fans mu dari pada suamimu?" Godanya.
Mata Bellanca langsung terbuka dengan kilat geli, "Tentu saja karir ku lebih penting, lagi pula suami ku tak akan mungkin meninggalkan ku" ucapnya sangat yakin.
Wajah Yasa langsung berubah tanpa ekspresi. Matanya mencibir dalam keadaan remang itu, sungguh wanita bodoh!
Jika Caraka mengetahui soal kebohongan ini serta perselingkuhan yang mereka lakukan sudah pasti Caraka akan langsung menceraikan wanita yang sudah menipunya selama 6 tahun itu. Dan jika itu terjadi, dahi Yasa langsung berkerut, semua upaya yang sudah ia lakukan untuk menggoda dan menghabiskan waktu berharganya dengan Bellanca akan sia-sia.
Ia mengepalkan tangannya, ini tidak bisa terjadi. Sebelum Caraka tau semuanya, ia harus menggunakan Bellanca sebagai boneka secepatnya.
Ia harus menghancurkan perusahaan Caraka segera. Sebelum wanita sombong ini tak lagi menjadi kesayangan Caraka dan menjadi sampah tak berguna.
Beberapa detik kemudian, Yasa langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi biasa, "Sayang, hingga sekarang aku belum tau nama suami mu. Siapa pria beruntung yang berhasil menikahi mu?" tanyanya.
Bellanca menjadi malu mendengar kalimat itu, "Ah, namanya Caraka. Caraka Daniswira, CEO dari Daniswira Group. Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?"
Yasa langsung membuat wajah sedih, "Aku mengenal suamimu, Dia sangat terkenal karena keahliannya membawa Daniswira Group mencapai puncak kesuksesan. Aku merasa...aku sangat tak berguna dari nya, pantas kau menikah dengan orang seperti itu..."
Mendengar nada sedih dan rendah diri itu, Bellanca langsung bangun dan memeluk erat leher Yasa, "Apa yang kamu katakan? Meski aku menikah dengannya, tapi orang yang aku cintai hanya kamu" ucap Bellanca menenggelamkan wajahnya dibahu Yasa.
Disaat itu Yasa tersenyum miring, 'Bagus jadilah bodoh karena Cinta Cla. Karena kamu harus berguna untuk ku'
"Jika begitu kamu mau membantu ku kan?" Tanya Yasa lirih.
.
.
.Duh pasangan ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahim 1 Miliar
RomanceCerita ini mengandung unsur 21+ ya. Ashana Fazaira, kehilangan Ayahnya dan sekarang Ibunya jatuh sakit hingga harus di operasi. Ia tak memiliki apapun lagi untuk jual, hingga pikiran buruk datang membuatnya datang ke club menjual diri. Wanita canti...