29. Melakukannya🔞

112K 1.6K 12
                                    

Ashana menatap malu pada perkataan Caraka. Wajahnya yang sudah merah makin merah dibuatnya. Ia tidak tau jika pria yang merupakan CEO nya ini sangat vulgar begini. Kemana perginya pria yang selalu tegas dan tanpa basa basi itu? Kenapa pria ini malah menyuruhnya melakukan hal memalukan itu.

"Kenapa kamu mengatakan hal seperti itu?" Ashana memalingkan wajahnya, ia tidak mabuk tidak mungkin ia akan menjulurkan lidahnya seperti anak anjing yang patuh. Itu memalukan.

"Kau tidak harus mengatakannya dengan lantang seperti itu" kata Ashana lagi dengan wajah malu.

Mendengar itu, Caraka tersentak sebentar dan kemudian berubah tersenyum. Tangannya langsung berpindah bergerak ke pinggul Ashana, menekannya ke bawah membuat Ashana mendesah kaget. Perutnya terasa penuh.

"Aah..."

"Benar, seharusnya aku tidak mengatakannya tapi langsung melakukannya kan? tapi aku tetap akan mengatakannya, wajah mu memerah aku menyukainya" sahutnya

Tangan Caraka langsung bergerak kasar, menekan pinggangnya kuat keatas dan bawah, membuat wajahnya meredup merasa nikmat. "Kalau begitu akan ku lakukan semua yang aku mau" bisiknya yang sudah mendekatkan wajah ke leher Ashana.

Dan detik berikutnya kepala Ashana pusing dengan perasaan nikmat yang membakar tubuhnya. Pinggulnya menyentak ke atas dan bawah, perasaan batang Caraka keluar dan masuk membuat tubuhnya lemas.

"Hah..."

Mulut Caraka tak diam, mulai menjilat dan mencium basah di sepanjang garis leher nya. Mulai dari bahu hingga ke telinganya, Sepanjang ciuman basah itu sebanyak itu pula bercak semu merah ia tinggalkan, lalu menutup nya dengan menggigit kuping Ashana.

Ashana meremat kuat rambut hitam Caraka yang ada di sela jarinya. Setiap gerakan Caraka menimbulkan suara desah pelan yang serak dari mulut pria itu, membuat tubuh Ashana tersentak-sentak tergoda. Tubuhnya bergetar saat gelombang kenikmatan datang, kaki menekuk di pinggang pria itu.

"Caraka..." lirihnya merasakan tubuhnya memanas dengan sentakan makin jadi. Ashana meremat bahu pria itu meninggal bekas kuku disana.

Caraka mempercepat gerakannya, miliknya sudah terasa akan meledak. Mengejar kenikmatan ia langsung membaringkan tubuh Ashana terlentang di sofa. Sekarang giliran pinggulnya yang bergoyang, mendorong masuk dan keluar dengan ritme kasar.

Merasa belum cukup, Caraka meraih salah satu kaki Ashana meletakkan nya di bahunya, membuka kaki putih itu makin lebar untuk miliknya. Menggali lebih dalam di antara kedua kaki putih pucat itu. Caraka menggeram.

"Ah" pekik Ashana kaget memegangi sandaran tangan sofa, saat merasakan kepalanya terdorong dengan kuat bersama dengan gerakan liar Caraka. Kepalanya pusing, tubuhnya bergetar panas tersentak dengan dorongan kuat, Ashana menutup mata mendesah.

Ketika tubuhnya mencapai puncak, Caraka menggigit leher Ashana, meredam desisannya.

"Aahh" desah nya lirih masih bisa di dengar.

Sedangkan Ashana terkulai lemah di sifa dengan mata tertutup. Ia merasa lelah dengan perasaan hangat di tubuh bagian bawahnya, mulai menutup mata.

Caraka melingkarkan tangannya di pinggang Ashana, menghimpit tubuh itu. Menatap wajah dengan mulut yang bernapas rendah, Caraka menikmati pelepasannya. Wanita ini cantik dengan tubuh mulus yang lembut, garis punggung Ashana yang terasa di ujung jarinya bahkan jauh terasa lebih cantik. Tangan kekarnya langsung membelai dari pinggang, menyusuri garis punggung ramping itu.

"Mmh..." lirih Ashana tanpa di tahan membuat Caraka tersenyum tipis.

"Kau tidak boleh tertidur, kita baru melakukannya sekali" ucap Caraka berbisik di atas hidung Ashana.

Rahim 1 Miliar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang