33. Shopping Time

37.1K 1.4K 30
                                    

Mall yang mereka tuju itu ramai dengan manusia. Dari suara langkah kaki hingga suara tawa memenuhi tempat itu.

Ashana menatap sekitar, ini kedua kalinya ia masuk ke dalam mall besar ini, tempat yang pas untuk menghamburkan uang.

Menoleh ke sampingnya, Caraka terlihat dalam suasana yang sangat baik. Ashana bahkan bisa melihat wajah dingin yang biasanya kaku itu mengendur rileks. Bahkan sudut bibirnya sedikit terangkat tanpa beban.

'Jika tidak berwajah datar seperti biasanya, Caraka terlihat jauh lebih tampan' pujinya dalam hati. Ia dengan nyaman mengamati wajah tampan itu.

Merasakan tatapan dari sebelahnya, Caraka menoleh hingga Ashana terpergok menatapnya sejak tadi. Ashana langsung kikuk, tidak sopan menatap orang lain secara terang-terangan begitu.

Ia merutuki dirinya sendiri.

"Apa yang sedang kau lihat?" tanya Caraka yang sama sekali tak merasa risih. Justru pria itu bertanya ramah.

Ashana semakin bersalah, "Ah, tidak. Aku hanya tidak terbiasa saja datang kesini" ucapnya pelan. Caraka yang mendengarnya justru mengerutkan alisnya. Tak biasa? Bukannya wanita selalu ke tempat yang disebut mall ini?

Caraka jadi merasa tertarik dengan kehidupan Ashana sebelum bertemu dengannya. Bagaimana wanita ini menghabiskan hidupnya? Hingga tak terbiasa datang ke mall?

Menelan rasa penasarannya untuk saat ini. Caraka langsung menarik tangan Ashana membuat wanita itu mendongak segera.

"Kita akan mulai dari toko pakaian dulu" ucap Caraka menatap padanya. "Merk apa yang kamu suka?" tanya Caraka lagi saat mereka berjalan di lantai dasar mall, tempat toko merk mewah berada.

Ditanyai soal merk pakaian yang ia suka, Ashana diam. Ia bahkan tak tau merk pakaian apa yang ia kenakan saat ini. Dia hanya melihatnya di aplikasi oren, karena murah dan sedang diskon ia membelinya. Bahkan semasa hidupnya ia tak pernah memikirkan merk ketika membeli pakaian.

Prinsip hidupnya hanya harus hemat saja, jangan berlebihan. Jadi ia sama sekali tak memiliki merk favorit.

Menunggu jawaban dari Ashana, Caraka berhenti dan mengkode dari matanya, 'Apa?'

Ashana menggeleng sebagai jawaban, "Aku hanya menyukai pakaian yang umum saja, jadi tak ada merk yang aku suka. Lebih baik lagi jika pakaiannya murah" ucapnya enteng.

Sedangkan Caraka tampak mengangguk tak bertanya lagi. "Oke, bagaimana kalau kita coba yang ini?" tanyanya yang bahkan tak menunggu jawaban tapi langsung menarik masuk Ashana ke salah satu toko merk C itu.

Tak butuh waktu lama hingga Caraka menarik perhatian karyawan di sana. Lagi pula siapa yang tak mengenal CEO Daniswira itu. "Tunjukkan pakaian keluaran terbaru yang cocok untuk wanita ini" perintah Caraka menarik Ashana mendekat padanya.

Karyawan itu langsung tersenyum karena tentu saja ia yakin penghasilan toko hari ini akan sangat banyak. "Silahkan lewat sini Tuan"

Mereka di pandu ke ruangan lain, yang lebih private. Ashana kagum dalam hati, inilah yang disebut vip room, kekuasaan dan uang memang bisa membeli apa saja.

Caraka langsung duduk di sofa sana, sedangkan Ashana langsung di tarik oleh karyawan itu.

Ashana dengan patuh hanya ikut saja, melihat banyak pakaian yang mereka coba cocokkan padanya.

Penasaran, tangannya langsung melihat price tag di baju itu. "Apa!" pekik tertahannya kaget.

Ia menggeleng tak percaya hanya untuk pakaian yang terlihat sederhana seperti ini mencapai ratusan juta? Ia langsung merasa iri melihat mudahnya orang lain mendapatkan uang.

Rahim 1 Miliar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang