44. Bellanca Ketahuan

43.8K 2.9K 379
                                    

Langit di luar sudah tidak menunjukkan pagi lagi, sinar matahari sudah sangat terang yang terasa menyengat ke kulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit di luar sudah tidak menunjukkan pagi lagi, sinar matahari sudah sangat terang yang terasa menyengat ke kulit. Langit biru yang di penuhi awan putih itu tampak luas dari kamar apartemen Ashana yang sepi.

Saat ini sudah pukul 12 siang, Ashana masih diam tak bergerak di balik selimutnya. Dan ketika perasaan kantuk mulai hilang, ia menggeliat membuka mata. Secara refleks mencari seseorang yang bersamanya semalam.

Meihat ke samping, tempat itu kosong. Bantal dan sprei yang kusut hanya membuktikan bahwa ia memang tak tidur sendiri. Tapi fisiknya tak ada lagi.

Ashana mengerjap pelan dan langsung mencari jam, ia langsung terduduk menyadari sangat tak mungkin untuk pergi bekerja sekarang. Ia bukan lagi terlambat tapi sudah bisa di cap tak hadir.

Mengambil hpnya, untuk melihat keadaan kantor. Ava banyak mengirimkan pesan untuknya.

Ava

Asha, kamu sakit?

Barusan pihak personalia mengabari manajer kalau kamu izin sakit hari ini

Ashana membulatkan matanya, kapan ia meminta izin? Dan kenapa yang melakukannya pihak personalia? Seketika ia sadar, jika itu perusahaan Caraka.

"Apa Caraka yang melakukannya?" lirihnya yang kemudian ingin membuka room chat dengan Caraka. Tapi pesan dari asisten Caraka lebih dulu menarik perhatiannya.

Aden

CEO Caraka menyuruh saya untuk mengurus izin sakit anda. Beliau juga meminta anda untuk beristirahat hari ini

Saya juga membutuhkan izin untuk ke apartemen anda, CEO Caraka meminta saya untuk membereskan barang-barang anda segera.

Ashana bahkan menjadi jauh lebih kaget lagi, ia membaca pesan itu berulang kali dari balik selimutnya. Apa maksudnya membereskan barang-barang? Apa dia akan di usir? Tanya nya yang kemudian dengan segera membalas pesan itu.

Dengan cepat Ashana bangkit dari ranjang, ia segera mandi dan bersiap menunggu kedatangan Aden. Memilih pakaian yang panjang yang bisa menutupi bekas kegiatan panas semalam.

Sesaat setelahnya, Aden hadir dengan beberapa orang yang langsung membereskan semua pakaian dan barang lain miliknya, dan dengan tenang membawanya keluar apartemen. Ashana yang linglung hanya bisa menatap dan kemudian bergerak menuju asisten Caraka itu.

"Permisi, kenapa semua barangnya di keluarkan?" tanyanya yang sangat tak mengerti.

Aden menatap dengan penuh hormat pada Ashana. Ia merasa sedikit kasihan karena tau wanita ini sudah di aniaya oleh Bellanca.

Ia juga tak menduga keadaan akan berbalik sepenuhnya begini. Atasannya yang sebelumnya sangat setia itu. Bahkan kini sudah menyiapkan rumah untuk wanita baru yang hadir di hidupnya. Bahkan tanpa sepengetahuan Bellanca, ini sangat jarang terjadi sebelumnya.

Rahim 1 Miliar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang