48. Janji Caraka

53.3K 2.8K 321
                                    

Caraka tiba di kediaman orang tuanya saat hari sudah sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caraka tiba di kediaman orang tuanya saat hari sudah sore. Setelah pulang bekerja, ia langsung menuju kediaman utama.

Begitu sampai di rumah besar itu. Caraka langsung bertemu ibunya. Tapi anehnya ia tak melihat Bellanca, biasanya Bellanca akan selalu hadir ketika ia datang kesini.

"Caraka, kamu sudah datang" sambut ibunya memberikan pelukan ringan.

Caraka mengangguk sejenak. "Apa Bellanca tidak disini?" Tanyanya.

Ibunya itu langsung tersenyum penuh arti. "Tidak, ibu sudah menelponnya. Katanya dia sibuk sekarang"

Mendengar itu Caraka menghela napasnya. Bellanca sama sekali tidak berubah. Setelah permasalahan waktu itu, mereka tidak lagi berkomunikasi.

Dan Caraka pun tak ingin menghubungi lebih dulu, biarkan Bellanca mengambil waktu sebanyak mungkin untuk introspeksi diri.

Tapi untuk hadir di kediaman utama pun ia menolak dengan alasan sibuk lagi, Caraka terlalu lelah dengan rumah tangga ini.

"Caraka, sebaiknya kamu ke atas dulu, mandi lalu kita makan malam bersama. Ayahmu sebentar lagi pulang" ucap ibunya mendorong Caraka ke arah tangga.

Tapi Caraka hanya tergeser sedikit. Ia berbalik menatap ibunya lagi. "Kenapa ibu tiba-tiba meminta ku datang?" Tanyanya yang tak sabar sama sekali.

Ibu Caraka langsung mendesah, putranya ini memang sangat jarang datang. Ia selalu sibuk bekerja, sama dengan menantunya. Dan harus ada alasan untuk memaksanya datang.

"Memangnya kenapa? Apa ibu tidak bisa melihat anak sendiri? Harus ada alasannya agar kamu bisa datang ke rumah ini?" Tanya ibunya yang kini pura-pura marah.

Caraka segera mendesah lelah. Sebenarnya bukan karena itu. Tapi ia terlalu nyaman tidur bersama Ashana, apalagi masakan wanita itu. Ia jadi tidak ingin berlama-lama di rumah orang tuanya ini.

"Hm" tapi setelah deheman itu, Caraka masih tak bergerak.

"Ibu, bagaimana jika aku punya dua istri?" Tanya tiba-tibanya membuat ibunya kaget, bahkan sampai memegang dada karena saking syoknya.

Ibunya langsung menepuk lengan Caraka, "Hei, tidak boleh bicara sembarangan. Kamu sudah punya istri, kenapa harus menambah lagi?" Ucap ibunya marah.

Tapi Caraka masih tenang, ia merasa reaksi ini wajar.

"Kalau Bellanca yang membuatku terpaksa menikahi wanita lain, apa salahku jika aku jadi menyukai istri baruku itu?" Tanya aneh Caraka membuat wajah ibunya pias.

"Bagaimana mungkin Bellanca melakukan itu. Ia sangat mencintaimu, melihat kau berbicara dengan wanita lain saja ia sudah pasti cemburu. Apalagi sampai menikah, jangan bicara yang tidak-tidak Caraka" peringat ibunya.

Tapi hal itu membuat Caraka ingin tertawa. Cinta? Tapi Bellanca memaksanya untuk meniduri wanita lain. Apakah itu masih bisa di bilang cinta.

"Caraka, jangan berpikiran untuk menikah lagi. Bayangkan akan sesakit apa hati istrimu jika di duakan begitu.
Cukup punya satu istri Caraka, tidak dua!" Ucap ibu ya yang mulai tak suka.

Rahim 1 Miliar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang