9 | life saver

1K 120 10
                                    

malam di langit sooyoon kali ini diisi dengan pembelajaran tata cara merawat tanaman yang ditemukan oleh jeno dan kuanlin. jeno tengah membaca kaidah silim sedangkan kuanlin membantu meneranginya menggunakan lilin.

"tanaman silim tumbuh di alam rahasia silim. suka kehangatan dan tidak suka kedinginan. suka tempat teduh. tidak suka terpapar matahari, tetapi menyukai sinar matahari pertama di pagi hari. selain saat hari musim semi, tidak boleh memindahkan akarnya."

jeno beralih ke paragraf lain, "jika kering dan kekurangan air, akarnya mudah menyusut dan layu. daunnya mudah gosong dan mengikal. jika pertumbuhan buruk, tanaman akan sulit membuka kesadaran peri. tanaman suci silim sangat murni dan bersih. jika kesadaran peri telah terbuka, harus disiram dengan air tanpa akar setiap hari. pukul lima pagi adalah waktu yang terbaik. jangan menyiram terlalu banyak untuk menghindari genangan air, akar membusuk, dan daun layu. apa itu air tanpa akar? air liur? keringat? air mata?"

kuanlin menggeleng polos. jeno menghela napas dan membaca lagi, "air tak berakar didapat dari embun pagi. ternyata itu embun. konyol sekali! jangan-jangan aku harus memberikannya satu demi satu tetes?! tidak mungkin!"

jeno menghempaskan kaidah silim dengan keras dari tangannya dan berjalan pergi, membuat kuanlin terkesiap. ia langsung menyusul tuannya yang kini bersidekap membelakanginya, "yang mulia, tapi, buku kehidupan itu..."

"jika bukan karena buku kehidupan dan mantra penyatuan hati, aku sudah membunuhnya dari awal." jeno berdecih, "ingin menyuruhku membawakannya air? jangan harap."

👼🏻

hari sudah tengah malam ketika minhyung menghentikan sihirnya. benda bulat seperti mutiara di hadapannya sudah terlihat. pil obat untuk peri melati telah terbentuk, membuat usaha dewa tersebut tidak sia-sia.

👼🏻

raut wajah lee jeno cukup kesal hari ini. yang ia inginkan hanyalah menggunakan lee youngheum untuk membuka segel prajurit klan bulan agar bisa meleburkan langit sooyoon, namun yang ia lakukan saat ini malah memegang baskom kayu yang menampung tetes demi tetes embun pagi di hutan siyoo, embun yang akan ia berikan pada peri melati yang tanpa ia ketahui telah terbangun dari pingsannya.

"aneh sekali." gumam jaemin ketika tak mendapati suara siapa pun di kuil sasung. ia membuka pintu kamar dan berkeliling sembari memanggil-manggil jeno, "nono? nono?"

yang dipanggil masih menunggu baskom di hadapannya penuh dengan bosan walaupun air yang turun hanya tetes per tetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang dipanggil masih menunggu baskom di hadapannya penuh dengan bosan walaupun air yang turun hanya tetes per tetes.

"orang bodoh dari mana ini?"

cahaya biru keluar dari mata tajam itu, menakuti para kunang-kunang yang membicarakannya.

"cepat lari! tatapan orang ini galak sekali."

jeno mengabaikan mereka yang terbang ketakutan karenanya. ia sudah mengubah posisi berkali-kali dari tadi. mulai dari melamun sembari menopang wajah menggunakan tangan, merebahkan diri di atas bebatuan, dan posisi-posisi lainnya yang sangat menunjukkan bahwa ia bosan.

fairy and devil | nomin, markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang